Jakarta, Suara ‘Aisyiyah – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK), Muhadjir Effendy, memastikan jemaah haji di Madinah dapat berziarah di Masjid Nabawi dan mendapatkan layanan penginapan yang baik setelah rangkaian ibadah haji di Mekkah tuntas. “Pastikan setiap jemaah mendapat kenyamanan saat di Madinah,” kata Muhadjir.
Muhadjir melakukan kunjungan singkat sehari dari Mekkah ke Madinah dengan Kereta Cepat Haramain Express pada Sabtu, 6 Juli 2024. Muhadjir juga menyempatkan melakukan salat zuhur berjamaah dan doa di Raudhah, Masjid Nabawi didampingi Kepala Sektor Khusus Masjid Nabawi, Letnan Kolonel Surnadi.
Raudhah merupakan ruang istimewa di Masjid Nabawi. Raudhah secara bahasa adalah taman. Namun, Raudhah yang berada di dalam Masjid Nabawi adalah ruang atau tempat yang lokasinya berada di antara mimbar dan makam Rasulullah SAW di dalam Masjid Nabawi yang dipercaya sebagai simbol taman surga yang menjadi tempat mustajab untuk berdoa.
Muhadjir meminta seluruh petugas haji di Sektor Khusus Masjid Nabawi memberikan layanan terbaik pada jemaah haji asal Indonesia. Layanan tersebut seperti memastikan setiap jemaah haji mendapat kesempatan masuk ke Raudhah pada jadwal yang telah ditentukan karena kuota terbatas. Maklum, setiap jemaah haji dan umrah di seluruh dunia hanya memiliki kesempatan masuk ke Raudhah sekali setiap 365 hari.
Menurut Sunardi, sektor khusus Masjid Nabawi juga memberi layanan dengan membuka lima pos jaga di sudut tertentu Masjid Nabawi. Setiap pos diisi oleh 3 petugas yang berjaga 24 jam dengan sistem shift. Petugas bertugas memastikan para jemaah yang terpisah dari rombongan dapat kembali ke hotel dengan mengantarnya atau menghubungi ketua kloter yang bersangkutan.
Baca Juga: Menko Apresiasi Sukses Haji Tahun Ini
Masjid Nabawi memang memiliki banyak pintu gerbang yang bentuknya mirip sehingga sering membuat jemaah terutama lansia bingung. Terdapat 69 gerbang yang dinomori 301-369 sebagai penanda. “Petugas dilengkapi peta denah masjid dan hotel di seputaran masjid,” kata Sunardi.
Bagi jemaah yang sehat, petugas hanya mengarahkan jemaah arah pintu yang tepat untuk menuju hotel. Sementara bagi jemaah lansia, petugas dapat menghubungi ketua kloter atau ketua rombongan untuk menjemput. Pada kasus tertentu, seringkali petugas sektor khusus harus mengantar langsung jemaah ke hotel.
Petugas juga berkoordinasi dengan tentara dan polisi di Masjid Nabawi jika terjadi kehilangan barang jemaah, jemaah sakit, atau pingsan. “Jika pingsan, tentara masjid akan menghubungi petugas kesehatan masjid untuk membawanya ke gawat darurat di depan pintu 360,” kata Surnadi.
Dengan berbagai layanan tersebut, Sunardi berharap permintaan Muhadjir untuk memberi layanan pada jemaah di Masjid Nabawi dapat terwujud. (Des/sa)