- #ColorfulRamadan edisi Serial Kajian Ramadan

Sc: TarjihMuhammadiyah
Oleh: Siti Bahiroh*
Di bulan Maret 2024, telah hadir tamu yang dinanti-nanti umat Islam di seluruh penjuru dunia, yakni bulan Ramadan, bulan yang penuh keberkahan. Semoga Allah swt. memberikan umur panjang, kesehatan, dan kekuatan fisik dan mental sehingga kita dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya di bulan Ramadan. Aamiin.
Untuk dapat meraih ibadah yang khusuk dibutuhkan girah beragama yang selalu dikuatkan mulai pra-Ramadan, saat menjalankan ibadah puasa, dan akan membekas pasca Ramadan. Sudah menjadi tradisi masyarakat, saat akan datang Ramadan, umat muslim menyambutnya dengan gembira dan semangat yang luar biasa, dengan berbagai ekspresi. Bagaimana ekspresi masyarakat dalam menyambut bulan suci Ramadan tentu dipengaruhi oleh girah agama mereka.
Penyambutan datangnya bulan Ramadan dengan meriah, sayangnya, oleh sebagian kalangan belum dibarengi dengan penguatan girah beragama selama satu bulan penuh. Hal ini terlihat pada shaf-shaf jamaah salat tarawih yang penuh di hari-hari awal puasa, kemudian menurun terus, dan kembali penuh di akhir Ramadan.
Jamaah yang berbahagia. Di era globalisasi dan teknologi informasi ini, menumbuhkan girah dan cinta Islam menjadi hal yang urgen, lebih-lebih di kalangan generasi Z. Girah dalam Bahasa Arab bisa bermakna cemburu. Secara terminologis, girah itu semangat yang menggelora di setiap jiwa manusia. Istilah girah mirip bentuk ejaannya dengan kata dalam Bahasa Indonesia, yakni gairah.
Bagaimana menggerakkan semangat (spirit) yang tinggi dan cinta seorang muslim kepada agama Islam yang luhur ini? Menurut Abdurrahman Mas’ud, Guru Besar Sejarah Peradaban Islam, ada lima hal untuk membangkitkan girah Islam. Pertama, mencintai Allah dan mengikuti jejak perjuangan Nabi Muhammad saw. Kedua, iman yang tangguh dan kokoh. Tanpa iman yang tangguh pasti gairah keberislaman kita kurang kuat. Ketiga, berbuat kebaikan/kebajikan kepada sesama. Keempat, cinta kebersihan jiwa raga dan kesucian lahir batin. Kelima, melakukan amar makruf dan nahi mungkar. Kelima hal tersebut sangat penting diinternalisasikan kaum muda untuk menguatkan girah di bulan Ramadan.
Kaum muslimin rahimakumullah. Dalam menyambut bulan suci Ramadan, men-charge energi girah beragama menjadi sangat penting bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat. Bulan Ramadan merupakan bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh umat muslim di dunia karena kemuliaannya. Bulan suci ini telah dikenal sebagai bulan yang penuh ampunan. Pada bulan inilah setiap muslim (akil balig, sehat, kuat, tidak sedang haid/ nifas) diwajibkan menjalankan ibadah puasa.
Istimewanya bulan Ramadan ini, umat Islam dengan penuh kegembiraan menyambutnya dengan berbagai ekspresi yang diwujudkan dalam berbagai macam bentuk –yang disesuaikan dengan kearifan budaya masing-masing–, seperti tabligh akbar, kerja bakti, dan lain-lain. Umat Islam juga memikirkan kegiatan mengisi bulan Ramadan dengan penuh kegembiraan. Mereka mencari penceramah, menyusun jadwal, menjadwal penyiapan takjil, merancang pengadaan tadarus al-Qur’an, kajian keislaman, pengajian anak-anak, dan lain-lain.
Bahkan di bulan Rajab dan Sya’ban, lantunan doa di masjid/mushala terdengar jelas: “Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlan kami dengan bulan Ramadan”. Pesan doa ini bertujuan mengingatkan setiap mukmin untuk bersegera dan berlomba-lomba menyiapkan diri, baik secara lahir maupun batin untuk menyambut datangnya bulan mulia, bulan penuh limpahan keberkahan, bulan suci, bulan istimewa yang penuh rahmat dan ampunan. Bulan yang menjadi washilah kita agar terhindar dari siksaan api neraka.
Baca Juga: Tips Cukup Asupan Minum Saat Puasa
Kaum muslimin yang berbahagia. Fenomena sosial tersebut menujukkan bahwa di masyarakat telah tumbuh girah beragama yang kuat dalam menyongsong Ramadan. Sebagai umat Islam, kita wajib mendukung dan menguatkan gerakan tersebut sambil mencermati fenomena yang terjadi. Apa yang perlu dicermati? Pertama, sekiranya yang dilakukan itu baik dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam, perlu didukung dan dikuatkan. Namun apabila ada hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam, maka di forum kajian Ramadan kita bisa mendiskusikan dengan cara yang baik (bil-hikmah). Dengan demikian, mereka akan mengerti sisi manfaat dan madharat dari kegiatan yang dilakukannya.
Kedua, mengupayakan agar girah beragama itu tetap kuat terus, tidak hanya saat menyongsong Ramadan saja. Ramadan merupakan kesempatan untuk meningkatkan iman dan memperbanyak amal saleh, hingga dapat meraih derajat ketakwaan yang tinggi (la’allakum tattaqūn), sebagaimana firman Allah swt. dalam Q.s. al-Baqarah [2]: 183.
Jamaah rahimakumullah. Kegembiraan menyambut bulan suci Ramadan ini bisa juga diekspresikan dalam keluarga. Tentunya, orang tualah yang menggerakkan girah beribadah di bulan yang penuh ampunan. Bagi keluarga muda yang memiliki anakanak setingkat TK, SD, SMP, SMA, bisa melakukan internalisasi nilai-nilai Islam dalam keluarga secara disiplin. Hal yang bisa dilakukan orang tua adalah mengajak anggota keluarga untuk: Pertama, membayar utang puasa tahun sebelumnya (qadha puasa) bagi yang mempunyai utang puasa.
Kedua, mempersiapkan fisik, jiwa, dan mental. Secara fisik bisa dengan olahraga teratur, banyak minum air putih, dan asupan vitamin. Selanjutnya, secara mental dapat dilakukan dengan menyiapkan hati yang tulus dan hati yang bersih.
Ketiga, berlatih menahan diri. Puasa adalah ibadah yang dilakukan dengan menahan hawa nafsu dari terbit fajar hingga matahari terbenam. Keempat, memperdalam ilmu dan pengetahuan agama. Keluarga adalah madrasah tempat belajar semua anggota keluarga, sehingga orang tua bisa merancang dan melakukannya sesuai dengan kondisi dan situasi. Semua anggota keluarga diharapkan memahami pengetahuan dasar, seperti: pengertian puasa, syarat sahnya puasa, rukun puasa, dispensasi tidak berpuasa, orang yang tidak boleh berpuasa, hal-hal yang membatalkan puasa, hal-hal yang harus dihindari saat puasa, amalan-amalan yang dianjurkan, dan sebagainya.
Kelima, membersihkan rumah dan lingkungan sekitar. Ini dapat dijadikan tradisi dalam menyongsong Ramadan oleh keluarga keluarga dengan penuh gembira. Keenam, mempersiapkan materi. Untuk dapat meraih keberkahan Ramadan, persiapan finansial ini penting untuk keperluan infak dan sedekah, keperluan bersahur dan berbuka puasa, agar sesuai dengan standar gizi yang dibutuhkan tubuh kita.
Kaum muslimin yang berbahagia Mencermati uraian tersebut, ada beberapa tips yang bisa diambil dalam menyongsong bulan Ramadan. Pertama, men-charge energi girah beragama, dengan cara mencintai Allah dan RasulNya, mengokohkan iman, berbuat baik dengan sesama, cinta kebersihan jiwa raga dan kesucian lahir batin, melakukan amar makruf nahi mungkar. Kedua, mengekspresikan kegembiraan dalam keluarga dengan mempersiapkan fisik, mental, dan spiritual, atau menjadikan keluarga sebagai madrasah tempat belajar (pesantren keluarga). Ketiga, mendukung dan mengarahkan generasi muda dalam mengekspresikan kegembiraan dengan berbagai macam kegiatan positif di bulan Ramadan. [3/24]
*Wakil Ketua 2 Majelis Tabligh dan Ketarjihan PP ‘Aisyiyah, Dosen Prodi KPI Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta