Kalam

Merawat Api Keimanan Pasca Ramadan

  • #TarbiahRamadan, sebuah kolom khusus yang mengulas berbagai artikel tentang Ramadan yang inspiratif

Oleh: Nofri Hartini Tanius

Ramadan akan segera berakhir. Bagi seorang muslim, Ramadan merupakan sebuah pesta ibadah. Dalam bulan itu, Allah menyajikan jamuan berbagai macam menu bernilai ubudiyah tinggi kepada hamba-hamba-Nya. Ramadan juga berbeda dari bulan-bulan lainnya. Pada bulan itu setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup, seperti yang terdapat dalam hadis:

“Jika Ramadan telah tiba, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu” (H.R. Bukhari no. 2377, Muslim no. 1079).

Mampu menikmati ibadah pada bulan Ramadan dengan penuh semangat, terutama ibadah puasa, merupakan sebuah kesyukuran dan anugerah bagi orang-orang beriman. Pasalnya, balasan bagi mereka yang ikhlas berpuasa di bulan ini adalah mendapatkan ampunan dari Allah swt. sesuai dengan hadits berikut:

“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni” (H.R. Bukhari No. 38 dan Muslim No. 760).

Ramadan adalah bulan keberkahan, bulan ampunan, dan bulan dilipat gandakannya pahala di setiap ibadah yang di lakukan. Oleh karena itu, bisa mendapatkan kesempatan beribadah di bulan Ramadan merupakan suatu karunia bagi setiap manusia yang bersyahadat. Semoga Allah berkenan menerima amal ibadah kita selama bulan Ramadan yang lalu dan mengampuni semua khilaf dan dosa kita semua.

Pada bulan Ramadan, banyak dari kita yang sukses menyalakan dan mengobarkan api keimanan di dalam dada. Kita dapat melihat bagaimana masjidmasjid terpenuhi barisan shalatnya, bahkan banyak masjid yang tidak dapat menampung jamaah yang akan melaksanakan salat tarawih di malam hari dan salat subuh di pagi hari. Merupakan pemandangan yang sangat indah apabila masjid-masjid yang ada dapat ramai oleh jamaah yang melaksanakan salat. Begitupun setelah selesai shalat,
masjid akan ramai dengan lantunan tilawah al-Qur’an dari para jamaah.

Selepas shalat lima waktu, banyak jamaah yang tidak langsung meninggalkan masjid, tetapi mereka membuka mushaf dan melakukan tadarus. Tidak hanya ibadah-ibadah pribadi saja yang tumbuh subur di bulan Ramadan, ibadah-ibadah yang mengandung jiwa sosial juga sangat meningkat di bulan mulia tersebut. Kita dapat
dengan mudah menemui orang yang bersedekah di bulan itu.

Banyak orang yang memberikan makanan bagi saudara muslim lainnya, terutama untuk sajian berbuka puasa. Kaum muslimin juga lebih mudah untuk saling memaafkan, menahan emosi, menahan amarah, serta melakukan ibadah sosial lain yang menjadikan ikatan persaudaraan sesama muslim menjadi lebih erat.

Baca Juga: Irwandi Nashir: Muhammadiyah Aktif Dukung Kewajiban Sosial Umat

Pasca Ramadan ini, ada yang perlu menjadi perhatian kita semua, yaitu meng-istiqamah-kan amal ibadah dan nilai-nilai positif yang menyala berkat aktivitas ibadah yang meningkatkan iman dan ketakwaan. Jangan sampai seiring dengan berakhirnya Ramadan, berakhir pula nyala dari nilai-nilai positif yang tumbuh itu.

Sebelas bulan berikutnya yang datang setelah Ramadan harus menjadi refleksi positif dari nilai-nilai ibadah yang telah dikembangkan. Sebelas bulan yang hadir kemudian merupakan medan praktik untuk diterapkannya pembelajaran yang sudah dilalui selama Ramadan. Dengan kata lain, semangat dan kekhusyukan kita beribadah selama bulan Ramadan akan diuji pada sebelas bulan pasca Ramadan ini.

Muslim yang melewati Ramadan dengan sepenuh hati tentu merasakan nikmatnya dan manisnya iman kepada Allah swt. serta indahnya menjalani hidup yng dekat dengan Sang Pemilik Jagad Raya tersebut. Oleh karena itu, ia akan berusaha menjaga kobaran api iman di dada. Ia juga akan terus berusaha menjaga kedekatan hubungannya dengan Zat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berikut ini akan diuraikan beberapa cara untuk mempertahankan keimanan yang telah kita
pupuk di bulan Ramadan.

Pertama, menjaga salat lima waktu dengan melakukannya secara berjamaah di masjid. Keberhasilan muslim untuk selalu memenuhi panggilan adzan selama bulan Ramadan janganlah sampai hilang saat Ramadan berakhir. Masjid-masjid yang selalu ramai saat bulan Ramadan hendaknya kita jaga bersama dengan terus melaksanakan salat berjamaah di masjid sepanjang waktu. Shalat berjamaah sendiri memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah Allah janjikan surga bagi orang yang menjaganya.

Hal ini seperti yang disabdakan Rasulullah saw:

“Allah ‘azza wa jalla berfirman, Aku wajibkan bagi umatmu shalat lima waktu. Aku berjanji pada diriku bahwa barangsiapa yang menjaganya pada waktunya, Aku akan memasukkannya ke dalam surga. Adapun orang yang tidak menjaganya, maka aku tidak memiliki janji padanya.” (H.R. Sunan Ibnu Majah No. 1403).

Hal yang sangat disayangkan dan sering terjadi di masyarakat kita adalah menurunnya semangat shalat berjamaah di masjid setelah Ramadan.

Baca Juga: MAARIF Institute: Pengesahan RUU TNI Ancam Demokrasi Indonesia

Kedua, mempertahankan puasa sunnah. Puasa memiliki banyak kebaikan di dalamnya. Saat berpuasa, manusia mengurangi makan sehingga aliran darah menyempit dan badan tidak terlalu dipenuhi oleh syahwat yang ditimbulkan karena perut yang kenyang. Itulah sebabnya, puasa merupakan benteng manusia dari perilaku maksiat dan merupakan gerbang bagi manusia untuk melakukan amal saleh. Ada sebuah hadis yang menyampaikan keutamaan yang ada pada puasa:

Maukah kutunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, …(H.R. Tirmidzi No. 2616).

Setelah Ramadan berlalu, ada banyak puasa sunnah yang dapat dilakukan oleh seorang muslim untuk memelihara daya tahan puasanya sekaligus merawat nilai-nilai positif yang tumbuh karena rajin berpuasa. Di antara puasa-puasa sunnah tersebut adalah puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Arafah, puasa Asyura, dan puasa ayyamul bidh.

Ketiga, menjaga ibadah dan amal kebaikan hingga ajal datang. Manusia membutuhkan untuk selalu beribadah kepada Allah sampai akhir hayatnya, seperti yang tertulis dalam al-Qur’an:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنࣖ

Artinya: Dan sembahlah Rabb-mu sampai datang kepadamu al yaqin (yakni ajal).” (Q.S. al-Hijr: 99).

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *