
Ka’bah (foto: umra.id)
Oleh: Robby H. Abror
Sejak kecil kumendekap al-Quran berangkat ke musala
Ramai bersama teman-teman sebaya
Mengeja huruf-huruf hijaiyah melantunkan ayat-ayat ilahiah
Mengulanginya lagi sesampainya di rumah
Sembahyang di masjid bershaf-shaf menghadap kiblat berjamaah
Kadangkala bersama orang tua dan keluarga di rumah
Disinari senyum rembulan menggelar sajadah dhuha dan tahajud
Sendiri dalam sunyi bertilawah, bermunajat dan bersujud
Pertama kali aku menginjak negeri orang kala umroh itu
Seperti nazarku harus ke tanah suci dulu
Begitu melihat ka’bah di Masjidil Haram
Tangisan rinduku pecah gerakan khusyukku karam
Baitul ‘Atiq yang mempesona bentuknya hanya kulihat di layar kaca
Kuyakini bertahun-tahun dalam ruku’ dan sujud mengarah padanya
Hijir Ismail separuh lingkaran bertengger persis di utaranya
Jamaah tawaf mengelilingi tujuh kali melawan jarum jam arahnya
Menapaki langkah kecil Ismail dan jiwa besar Ibrahim
Menyusuri sejarah batin teladan Muhammad yang alim
O Rabb, sejarah kenabian yang sejak kecil fasih kulafalkan di luar kepala
Memenuhi bait-bait munajat cinta yang kuseru di depan ka’bah

