Oleh : Tri Hastuti Nur R (Sekretaris PP ‘Aisyiyah)

Milad ‘Aisyiyah diperingati setiap tanggal 27 Rajab; dan milad ke 106 tahun 2020 ini bersamaan dengan tanggal 22 Maret sesuai penanggalan Masehi. Milad berasal dari bahasa Arab yang artinya hari kelahiran. Kata milad ini dapat digunakan untuk memperingati hari lahir seseorang ataupun hari lahir organisasi. Merayakan milad (ulang tahun) bagi ‘Aisyiyah yang sudah berusia 106 menjadi moment yang penting untuk menyampaikan rasa syukur dan kegembiraan kepada Allah SWT. Dalam usianya yang ke 106 ini, ‘Aisyiyah terus berkembang dan memberikan kontribusi pada bangsa melalui kerja-kerja nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya kelompok perempuan dan anak-anak. Amal usaha ‘Aisyiyah juga terus meningkat jumlahnya baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, social maupun hukum.
Bentuk kesyukuran kita atas peringatan milad Aisyiyah yang ke 106 ini adalah mengenang kembali jasa-jasa para pendiri dan penggerak Aisyiyah. Mengenang jasa para pendahulu Aisyiyah adalah bagian dari upaya-upaya untuk terus membangun spirit perjuangan dalam kerangka memajukan kaum perempuan. Perjuangan Nyai Walidah yang tiada lelah meningkatkan derajat kaum perempuan dengan memberikan keteladan selama hidupnya dalam mengkhidmadkan dirinya untuk persyarikatan. Salah satu nasehat yang Nyai Walidah sampaikan untuk terus menghidupkan spirit perjuangan bahwa sesungguhnya ada dua penyakit yang tidak dapat disembuhkan kecuali oleh yang menderita penyakit sendiri; dan kedua penyakit tersebut adalah kikir dan malas. Selain Nyai Walidah, srikandi teladan Aisyiyah adalah Siti Bariyah; seorang kader persyarikatan yang menguasai 3 bahasa; lulus dari Neutraal Meisjes School. Tokoh penggerak Aisyiyah yang patut kita teladani adalah Siti Munjiyah, salah satu wakil ‘Aisyiyah dalam Kongres Perempuan Indonesia tahun 1929; dan berpidato dengan lantang menyuarakan ketidakadilan terhadap perempuan yaitu menentang perkawinan anak.
Selain tasyakur sebagai bentuk kesyukuran kita, makna milad harus dimaknai dengan refleksi dan perenungan yaitu bagaimana mana perjalanan hidup organisasi yang usianya bertambah 1 tahun. Dalam melakukan refleksi ini, perlu melihat ke depan bagaimana strategi-strategi organisasi ke masa depan menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks dan banyak. Sebagai organisasi yang sudah berusia lebih dari 1 Abad, maka menjadi sangat signifikan untuk terus menerus memperteguh posisinya sebagai organsiasi perempuan muslim berkemajuan dan mampu menjawab berbagai tantangan yang semakin kompleks. Sebagai organisasi perempuan dengan kharakter Islam Berkemajuan, bekerja di akar rumput (komunitas) melalui gerakan praksisnya, memiliki amal usaha dan sebagai gerakan kebangsaan; maka kharakter ini harus mewujud dalam strategi gerakan Aisyiyah dan kerja-kerja Aisyiyah dari tingkat pusat (nasional) sampai dengan komunitas.
Salah satu kharakter Aisyiyah sebagai organsisasi perempuan muslim berkemajuan dan positioning yang ingin terus dikuatkan adalah organisasi Aisyiyah berada di akar rumput berbasis ranting. Saat ini jumlah ranting ‘Aisyiyah di seluruh Indonesia belum sama dengan jumlah ranting Muhammadiyah. Posisi ‘Aisyiyah masih berada pada kisaran 9000 sementara Muhammadiyah berada dalam angka 13.600 an; sementara jumlah desa di Indonesia adalah 74.957 desa. Jumlah ranting Aisyiyah jika disandingkan dengan jumlah desa di Indonesia maka ranting Aisyiyah berada dalam kisaran 8%. Oleh karena itu untuk memperkuat kharakter ‘Aisyiyah sebagai organisasi berbasis akar rumput maka berbagai ikhitiar yang sungguh-sungguh harus diupayakan untuk penguatan dan penambahan ranting. Untuk menguatkan ranting maka kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebaiknya berbasis pada assessment melalui Balai Sakinah Aisyiyah Qorriyah Thayyibah ( BSA QT). Pimpinan Ranting Aisyiyah akan menjadi kader-kader penggerak desa dengan berbagai inovasi dalam menjawab tantangan kebutuhan masyarakat dan isu-isu seperti pemberdayaan ekonomi, penguatan koperasi, peningkatan akses layanan kesehatan, menguatkan desa layak anak, desa inklusif dan memperhatikan berbagai problem kekerasan terhadap perempuan.
Sementara itu untuk menambah jumlah ranting maka berbagai inisiasi sebaiknya dilakukan oleh Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah Aisyiyah dengan berkolaborasi baik dengan PCM, LPCR maupun amal-amal Muhammadiyah Aisyiyah berbasis desa. Berbagai kegiatan tersebut antara lain pendirian TPA, Kelompok Bermain, sinergi pelaksanaan KKN dengan PTM/PTA, pembentukan kelompok perawatan jenasah, pengajian dengan mengembangkan nilai-nilai Islam Berkemajuan, pengembangan kelompok seni Aisyiyah, pengembangan kelompok tani/nelayan. Semua kegiatan tersebut didasarkan pada need assessment yang partisipatif dengan melibatkan komunitas setempat.
Memasuki usia yang ke 106 ini, maka penguatan pengelolaan pengetahuan (knowledge management) di berbagai level pimpinan menjadi sangat penting. Mengapa demikian? Sebagai sebuah organisasi yang sudah cukup lama berdiri, maka berbagai pengetahuan dan pengalaman sudah banyak dimiliki dihasilkan. Oleh karena itu mendokumentasikan pengalaman-pengalaman ‘Aisyiyah (good practices atau bahkan best practices) terus diupayakan menjadi budaya organisasi agar menjadi pembelajaran bersama sehingga pengalaman-pengalaman penting ‘Aisyiyah ini tidak hanya menjadi kekayaan organisasi namun akan diketahui publik yang lebih luas, dan menjadi kekayaan publik yang dapat diabadikan dan dijadikan pusat rujukan belajar. Salah satu pekerjaan rumah yang harus dilaksanakan adalah membangun budaya mendokumentasikan dan berbagai pengetahuan di organisasi.
Hal yang penting dalam pengelolaan pengetahuan ini, sebagai organisasi massa tentu tantangan semakin luas dan kompleks di tengah perkembangan teknologi, perubahan kultur masyarakat dan beragam problem yang dihadapi. Oleh karena itu bagaimana membangun sistem dan mekanisme komunikasi yang yang lebih efektif dari tingkat pusat sampai ranting menjadi sangat penting. Demikian halnya sama pentingnya dengan mengembangkan sistem membangun branding Aisyiyah sebagai organisasi perempuan muslim berkemajuan sehingga semakin di kenal masyarakat luas untuk menjadi pusat rujukan di tengah perkembangan digital yang luar biasa. Selamat milad ‘Aisyiyah yang ke 106, mari beramal dan berdarma bakti membangun negara.
Sumber : http://www.aisyiyah.or.id/id/berita/refleksi-milad-aisyiyah-ke106.html