Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Dalam rangka memperingati Milad IMM ke-59 tahun, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM DIY mengadakan Buka Bersama dan Refleksi Milad pada Rabu (29/3). Acara yang diselenggarakan di Aula Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah ini dihadiri oleh seluruh Pimpinan Cabang dan Komisariat di DIY.
Dalam sambutannya, Direktur Madrasah Mu’allimin yang diwakili oleh Solihin mengucapkan selamat datang dan selamat berkegiatan di Madrasah Mu’allimin. Ia juga berharap kegiatan ini dapat memberikan hikmah, sehingga warga IMM akan semakin semangat berkegiatan di ortom Muhammadiyah.
Mengenai tema Buka Bersama yaitu “Kontekstualisasi Gerakan Dakwah Generasi Muda Muhammadiyah dalam Upaya Membangun Peradaban”, Ketua DPD IMM DIY, Muhammad Akmal Ahsan dalam sambutannya menjelaskan akan pentingnya gerakan dakwah di IMM. Hampir satu periode, IMM DIY telah banyak melakukan upaya dakwah yang kerap digawangi oleh bidang Tabligh dan Kajian Keislaman.
Akmal menjelaskan, IMM DIY betul-betul berupaya untuk meletakkan agama sebagai fundamen dari gerakan IMM. Namun, masih banyak kekurangan dari model gerakan dakwah di IMM. Salah satu kekurangan yang mencolok ialah dakwah IMM yang cenderung meninggalkan masjid sebagai basis umat. Hal ini menyebabkan masjid-masjid itu kemudian diambil alih oleh kelompok lain.
Baca Juga: Refleksi Milad IMM Ke-59: Kader IMM Harus Mewarisi Keberanian Kiai Ahmad Dahlan
Akmal berharap, forum ini nantinya bisa memberikan kontekstualisasi model gerakan dakwah Muhammadiyah yang dapat diterapkan bagi warga IMM.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Ikhwan Ahada, selaku narasumber pada acara Buka Bersama, menjelaskan pentingnya memaknai tiga pilar dalam Muhammadiyah. Pertama, ranting yang menjadi jantung dari gerakan Muhammadiyah. Kedua, Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) yang dengannya kaderisasi harus terus dilakukan. Ketiga, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang spiritnya harus menyentuh kaum dhuafa dan mustad’afin.
Menurut Ikhwan, terdapat beberapa tantangan AUM, yaitu tidak menjalankan spirit ideologi Muhammadiyah, tidak taat pada kaidah dan pedoman persyarikatan, minimnya pemberdayaan kader, dan pengelolaan yang kurang profersional. Dengan demikian, Ikhwan berharap warga IMM dapat senantiasa menyiapkan kapasitas diri untuk nantinya bisa berkontribusi, baik di ortom Muhammadiyah maupun di AUM.
Acara kemudian dilanjutkan sesi dialog yang bertema “Meneropong Asa IMM di Senja Kala Gerakan Mahasiswa” dengan pembicara Ketua Fokal IMM DIY, Muhammad Saleh Tjan, Ketua Majelis Pendidkan Kader dan Sumber Daya Insani PP Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan, Sejarawan Muhammadiyah, Ahmad Mu’arif, dan Social Movement Institute, Eko Prasetyo. (sa)