Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Dalam momentum resepsi Milad ‘Aisyiyah ke-104 yang diselenggarakan pada Rabu (19/5) secara daring, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini mengusulkan kepada Pemerintah Indonesia untuk mengangkat tokoh ‘Aisyiyah Siti Hayinah dan Siti Munjiyah sebagai Pahlawan Nasional. Menurut Noordjannah, kedua tokoh tersebut telah memberi kontribusi besar dalam kebangkitan nasional dan Kongres Perempuan Pertama Indonesia.
Dalam Kongres Perempuan Pertama Indonesia yang diselenggarakan pada tahun 1928 di Yogyakarta, Siti Hayinah berkesempatan memberikan pandangannya mengenai persatuan manusia. Beliau menyatakan, “persatuan merupakan alat untuk mencapai tujuan utama seperti kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemakmuran. Jalan persatuan ditempuh melalui saling bergaul, berhubungan, memelihara persaudaraan, mendirikan perkumpulan, dan membicarakan hal ihwal yang perlu dilakukan bersama”.
Siti Munjiyah dalam salah satu penggalan orasinya juga menyatakan, “…dengan adanya gerakan ini, mulai sadar dan bangunlah bangsa kita, perempuan Indonesia, dari tidurnya yang nyenyak, suara yang berderu-deru senantiasa menghampiri telinga mereka, dan memang sudah waktunya kita kaum perempuan mulai maju sebab matahari telah terbit dan menyilaukan mata kita”.
Baca Juga
Refleksi Milad ‘Aisyiyah ke-104: Merekat Persatuan, Menebar Kebaikan di Masa Pandemi
Kontribusi Siti Hayinah dan Siti Munjiyah bukan sekadar ucapan kosong, tapi diimplementasikan dalam gerakan, yakni dengan terlibat aktif dalam gerakan kebangkitan nasional dan Kongres Perempuan Pertama Indonesia. “Karena itu melalui acara milad ini, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dengan dukungan Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengusulkan kepada Pemerintah untuk mengangkat Ibu Hayyinah dan Ibu Moendjiyah sebagai Pahlawan Nasional,” ujar Noodjannah. (sb)