Jakarta, Suara ‘Aisyiyah – Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah menggelar Anugerah Fachrodin Award 2023 di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah Jakarta Pusat, Selasa (28/11). Pada kali ketiga penyelenggaraannya, Fachrodin Award mengadakan tiga kategori lomba, yaitu penulisan, tokoh inspiratif, dan konten video.
Ketua MPI PP Muhammadiyah, Muchlas menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari syiar persyarikatan Muhammadiyah. Atas berbagai kepeloporan Fachrodin di bidang media, MPI lantas menetapkan namanya sebagai nama event penghargaan. Fachrodin dikenal sebagai pahlawan media Muhammadiyah. Ia juga merupakan Pahlawan Nasional.
Muchlas menerangkan, penyelenggaraan Fachrodin Award berangkat dari keprihatinan bahwa banyak aktivitas lokal Muhammadiyah yang belum terdokumentasikan dan terpublikasikan. “Banyak sekali di daerah-daerah itu yang kontribusi dari warga persyarikatan Muhammadiyah di dalam membangun masyarakatnya belum sempat kita gali,” kata dia.
Baca Juga: Tilawah dan Qiraah: Literasi Pemahaman Ajaran Islam
Melalui Fachrodin Award, ia berharap sejarah dan aktivitas-aktivitas lokal itu bisa digali. Untuk tahun ini, yang mendapatkan anugerah Fachrodin Award adalah sebagai berikut: Pemenang lomba kategori tokoh inspiratif: Ilyas Miloen dan Esty Martiana Rachmie; pemenang lomba kategori penulisan: Efi Nurul Utami (juara 1), Ganjar Sri Husodo (juara 2), dan Nur Annisa Immadudin (juara 3); dan pemenang lomba kategori konten video: Adhani Rahmanda (juara 1), Andy Prasetya (juara 2), dan Tim SD Muhammadiyah (juara 3).
Sekretaris PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyampaikan selamat kepada para pemenang Fachrodin Award 2023. Menurutnya, Fachrodin Award tidak hanya ajang untuk menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan/gambar/video, tetapi juga bentuk perjuangan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat luas.
“Tradition of writing inilah yang membuat Muhammadiyah menjadi gerakan Islam yang meneruskan apa yang diwariskan oleh Nabi ketika beliau menerima wahyu dari Allah dengan memerintahkan para sahabat untuk menulisnya,” ungkap Mu’ti. (sb)