Berita

MPM Muhammadiyah Bangun Kedaulatan Pangan Melalui Mocaf

Mocaf MPM Muhammadiyah

Banjarnegara, Suara ‘AisyiyahJihad kedaulatan pangan selalu digelorakan MPM Muhammadiyah. Demikian penjelasan M. Nurul Yamin, Kamis (28/9).

Yamin menyebut bahwa salah satu problem kebangsan Indonesia adalah kesenjangan yang berimplikasi pada kemiskinan. Ia menyebut bahwa kantong-kantong kemiskinan terdapat pada masyarakat petani.

“Ini karena sebagian besar petani kita adalah petani buruh, di samping komunitas lain yakni nelayan, kelompok miskin perkotaan, buruh, dan lain-lain,” terang Ketua MPM PP Muhammadiyah itu dalam Talk Show Kabar MPM dengan tema “Mocaf dan Jihad Kedaulatan Pangan”.

Menurut Yamin, salah satu terobosan yang bisa dilakukan adalah berupaya memberikan nilai tambah pada ekonomi pertanian di ranah lokal dengan produk lokal yang bisa memberikan alternatif bahan pangan yang tidak kalah dengan kualitas impor. Salah satu yang didukung pengembangannya oleh Muhammadiyah adalah mokaf.

Yamin menjelaskan pertimbangan pemilihan mocaf adalah melimpah produk yang dapat diolah. “Kedua, ada nilai tambah, yaitu bagaimana agar barang yang berlimpah di negeri sendiri ini bisa menjadi konsumsi dalam negeri sehingga membangun kedaulatan pangan,” ujarnya.

Staf Khusus Kementerian Koperasi dan UMKM, Agus Santoso yang hadir dalam kesempatan tersebut sangat mengapresiasi kerja pendampingan yang dilakukan Muhammadiyah. “Ini luar biasa, bahwa PP Muhammadiyah mau datang dan memberikan pendampingan langsung. Bahkan tadi saya melihat luar biasa sekali karena para petaninya yang berkomitmen itu anak-anak muda, petani milenial bukan kolonial. Ini menunjukkan sudah dibangun ekosistem. Kalau ekosistem sudah dibangun, harga mustahil akan jatuh,” kata dia.

Baca Juga: Riza Azyumarridha Azra Si Anak Singkong

Lebih lanjut, Agus sangat mendorong kedaulatan pangan yang digelorakan oleh Muhammadiyah. Dengan jamaah Muhammadiyah yang banyak, tentu mereka bisa didorong untuk mengkonsumsi hasil produksi sendiri, seperti Berasmu, MieMu, dan kini MocafMu.

Agus juga mendorong warga Muhammadiyah untuk mencintai produk sendiri. “Dari dulu kita sudah menyampaikan “cintai produk sendiri”. Sekarang ini harus benar-benar dilakukan. Mocaf ini bisa menggantikan terigu, beras kita ditanam oleh petani milenial, pemerintah sangat berterima kasih dan salut dengan inovasi Muhammadiyah ini,” imbuhnya.

Tafsir, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWA) Jawa Tengah juga mendorong terangkatnya singkong yang merupakan bahan utama mocaf ini. Ia menyebut bahwa mocaf ini bisa diberdayakan lebih jauh lagi, misalnya dengan memperbanyak jumlah tanaman singkong di tanah-tanah milik Muhammadiyah. “Jangan sampai ada yang nganggur, semua ditanami singkong, sehingga singkong bisa kita berdayakan,” pungkasnya. (Suri/sb)

Related posts
Berita

Perkuat Kapasitas Organisasi, MPM PP Muhammadiyah Gelar Sarasehan JATAM

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Dalam rangka memperkuat ekosistem pemberdayaan kelompok tani, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah mengadakan Sarasehan Jamaah Tani Muhammadiyah…
Berita

Ikhtiar Sejahterakan Nelayan, MPM PP Muhammadiyah Luncurkan Jalamu

Yogyakarta, Suara  ‘Aisyiyah – Sebagai ikhtiar memajukan dan mensejahterakan nelayan Indonesia, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah meluncurkan Jamaah Nelayan Muhammadiyah (Jalamu)….
Berita

MPM PP Muhammadiyah Beri Perhatian Khusus pada Isu Kedaulatan Pangan

Kulon Progo, Suara ‘Aisyiyah – Peringati Hari Tani Nasional, Sabtu (23/9), Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah mengadakan agenda di Panti Asuhan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *