Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Sejarawan Muhammadiyah, Muarif, mengajak kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) untuk membaca apa yang tetap dan berubah dalam dinamika zaman yang melingkupi IMM. Pembacaan itu adalah dalam rangka menghadirkan kembali ruh IMM dalam konteks saat ini dan masa depan.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam forum Refleksi Milad IMM yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM DI Yogyakarta pada Rabu (29/3) di Aula Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Di hadapan kader IMM se-DIY, Muarif menyampaikan topik “Meneropong Asa IMM di Senja Kala Gerakan Mahasiswa”.
Baca Juga: Refleksi Milad IMM Ke-59: Kader IMM Harus Mewarisi Keberanian Kiai Ahmad Dahlan
Menurut Muarif, tantangan terbesar organisasi masyarakat, termasuk IMM sebagai organisasi mahasiswa adalah perubahan budaya secara masif dalam masyarakat. Apalagi perubahan itu belum pernah terjadi pada masa sebelumnya. Bagaimana IMM merespons perubahan tersebut, itulah tantangannya.
Kemampuan IMM untuk merespons dan menjawab perubahan itulah yang akan menentukan masih penting dan relevankah gerakan IMM saat ini. Untuk itu, kata Muarif, kader IMM harus membaca ulang asbab adz-dzuhur atau alasan di balik berdirinya IMM. Ia menekankan tentang pentingnya kesadaran kesejarahan kader IMM.
“Dengan membaca ulang asbab adz-dzuhur IMM, kita akan menemukan ‘makna baru’ arti kehadiran IMM di era disrupsi. ‘Kesadaran sejarah’ menjadi penting untuk menemukan kembali makna dan relevansi IMM saat ini dan masa depan,” ungkap alumni IMM Sleman itu. (sb)