Berita

Muhammadiyah-Aisyiyah Punya Potensi Wujudkan Kehidupan Ramah Lansia

Bandung, Suara ‘AisyiyahKetika bicara tentang lansia (lanjut usia), jangan hanya fokus pada lansia saja. Kehidupan lansia hari ini adalah kehidupan yang melalui proses panjang. Artinya, yang patut diperhatikan mengenai lansia adalah juga mengenai proses menjadi lansia.

Pernyataan itu disampaikan oleh Pegiat Kelanjutusiaan, Adhi Santika dalam Gerakan Subuh Mengaji (GSM) yang diadakan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA). Mengangkat tema “Membangun Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Ramah Lansia”, Adhi menyayangkan bahwa kaum lansia seringkali dianggap kaum pinggiran, kaum sisa. “Diperhatikan syukur, tidak ya memang begitu. Itu persepsi yang masih umum,” kata dia.

Pada 2020, jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah 26,82 juta atau sekitar 9,92% dari total jumlah penduduk. Jumlah itu terbagi menjadi 47,71% lansia laki-laki dan 52,29% lansia perempuan. Jumlah tersebut diprediksi akan mengalami peningkatan jumlah.

Baca Juga: Usaha Mengubah Mindset Lansia

Dalam konteks itu, menurut Adhi, untuk membangun kesadaran yang ramah lansia, perlu dilakukan diagnosis lansia terlebih dahulu. Diagnosis itu meliputi kondisi demografis, fisik dan psikologis, sosio-kultural, ekonomi, dan politik. “Bukan hanya jumlah dan usia harapan hidup, tetapi yang lebih penting untuk kita di Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ketika membuat program itu komposisinya,” kata dia.

Kepedulian terhadap lansia mempunyai landasan nilai di dalam al-Quran, di antaranya termaktub dalam Q.S. ar-Rum [30]: 54, Q.S. al-Isra [17]: 23-24, Q.S. Luqman [31]: 14, Q.S. an-Nahl [16]: 70, Q.S. al-Hajj [22]: 5, Q.S. al-Mukmin [40]: 67, dan Q.S. Yasin [36]: 68. Demikian halnya landasan nilai di dalam Undang-Undang, seperti UU No. 13 Tahun 1998, UU No. 13 Tahun 1999, UU No. 11 Tahun 2009, UU No. 36 Tahun 2009, Permen No. 43 Tahun 2004, dan lain-lain.

Dalam hal ini, Muhammadiyah-‘Aisyiyah harus memaksimalkan potensi yang dimilikinya agar lansia dapat mendapat hak dan kebahagiaannya. Hal itu dapat diwujudkan dengan cara membangun sistem ramah lansia, yakni dengan mengetahui kondisi obyektif lansia, mengetahui kriteria ramah lansia, punya skala prioritas, mengaktualisasi sistem tersebut secara profesional, dan mengawasi jalannya sistem. (sb)

Related posts
Berita

UNISA Yogyakarta Gelar Program Inovatif: Lansia Bantul Diajak Kelola Sampah Organik Jadi Kompos

Bantul, Suara ‘Aisyiyah – Rabu (7/8), Program Pengabdian Masyarakat bertajuk “Keluarga Lansia Sehat Fisik-Mental dan Berdaya (Klasikal-ya)” sukses digelar di Posyandu Lansia…
Kesehatan

Nyeri pada Kelompok Lansia: Masalah yang Sering Diabaikan

Oleh: Ahmad Muttaqin Alim* Seorang teman bercerita kepada saya bahwa sejak mengalami nyeri lutut, ibunya yang sudah masuk kategori lanjut usia (lansia)…
BeritaHaji

Program Safari Wukuf KKHI dan Lansia Risti, Begini Penjelasan Penjelasannya

Makkah-Suara ‘Aisyiyah. Puncak haji tersisa sekitar 2 pekan, berbagai persiapan tengah dilakukan termasuk program Safari Wukuf. Khalilurrahman, Ketua Daker Makkah, menyampaikan, “Kami…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *