Cilacap, Suara ‘Aisyiyah – Sabtu (10/8), Kegiatan Sosialisasi Penanggulangan Tuberculosis (TBC) diadakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah dengan peserta sekitar 200 orang yaitu, 3 utusan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) se-Kabuapten Cilacap dan perwakilan 7 Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) Muhammadiyah.
Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Cilacap, Rowhaidah menjelaskan kegiatan sosialisasi penanggulangan TBC merupakan kegiatan yang menjadi Program Majelis Kesehatan.
‘Aisyiyah Cilacap telah menjadi partner Pemerintah untuk menanggulangi penyebaran TBC. Mengawali Penanggunalanagn TBC yaitu dengan sosialisasi, demikian ujarnya.
Ketua PDA Cilacap juga memberikan reward kepada PCA tergiat dalam kegiatan Majelis Kesehatan, yaitu PCA Maos, PCA Jeruklegi, dan PCA Cimanggu.
Farid Ma’ruf, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Cilacap menyampaikan, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah selalu bersninergi dalam semua kegiatan. Muhammadiyah mendukung kegiatan sosialisasi percepatan penanggulangan TBC baik moril maupun material.
Muhammadiyah juga mengikutkan MPKU se-Kabupaten Cilacap menjadi pendukung program penanggulangan TBC dengan memberikan pengobatan.
Majelis Kesehatan, Titin Sugihartini mengatakan bahwa kegiatan Sosialisasi Percepatan Penanggulangan TBC merupakan program prioritas Majelis Kesehatan PDA Cilacap.
Program untuk me-refresh pengetahuan Kader tentang TB dan percepatan penanggulangannya. Kader TB merupakan volunteer dari anggota ‘Aisyiyah di tingkat cabang.
Kader membawahi wilayah tertentu ditingkat desa. Tugas kader adalah membantu masyarakat dalam pemeriksaan kesehatan behubungan dengan paru, memantau dan mendampingi penderita TB dalam meminum obat.
Baca Juga: Mycoplasma Pneumonia
Materi sosialisasi disampaikan oleh Hutomo Eko Prasetyo Dinas Kesehatan dan KB Cilacap. Dalam paparannya, ia menyatakan TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis.
Kuman ini menyerang tubuh manausia, terutama pada paru. TBC bukan penyakit turunan, bukan disebabkan oleh kutukan ataupun guna-guna. Penularan ialah melalui kuman TBC yang keluar ke udara (melaui dropet/percikan dahak) dari penderita TBC.
Penyakit ini memiliki gejala batuk terus menerus (berdahak maupun tidak berdahak) dan gejala lainnya demam meriang, batuk berdahak (dapat bercampur darah) nyeri dada, berkeringat tanpa sebab, nafsu makan menurun dan berat badan juga menurun.
Orang yang beresiko tinggi terkena TBC yaitu orang yang kontak erat dengan pasei TBC, orang dengan HIV/AIDS, bayi dan anak yang kontak dengan TBC. Yang diperiksa dalam Pemeriksaan TBC adalah dahak dan rontgen dada.
Pengobatan beralangsung selama 6–8 bulan yang terbagi menjadi 2 tahap. Tahap awal obat diminum setiap hari selama 2 atau 3 bulan, Tahap akhir obat diminum 3 kali seminggu 4 atau 5 bulan.
Untuk pencegahan TBC adalah dengan gaya hidup sehat, makanan sehat, rumah cukup sinar, menjemur alas tidur, mendapatakan suntikan vaksin BCG anak usia dibawah 5 tahun, olahraga dan tidak merokok.
Kegiatan diakhiri dengan diskusi dan pemaparan masalah-masalah yang timbul di masyarakat berkenaan dengan tugas kader. (Asih Indri/sa)