Pekalongan, Suara ‘Aisyiyah – Jumat (26/7) Majelis PAUD, Dasar, dan Menengah (PAUDDASMEN), Lembaga Budaya Seni dan Olahraga (LBSO) Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Pekalongan berkerja sama dengan LBSO Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pekalongan mengadakan Pemutaran Film.
Film yang diputar adalah Jejak Langkah 2 Ulama, Cita-Citaku Setinggi Balon, Meniti 20 Hari, dan 9 Putri Sejati.
Segmen film masing-masing berbeda. Film Jejak Langkah 2 Ulama adalah untuk warga Muhammadiyah di tingkat daerah sampai ranting serta tokoh masyarakat, baik dari kalangan NU, Fatayat, dan Muslimat serta beberapa ormas lainnya yang ada di Kota Pekalongan.
Untuk film Cita-Citaku Setinggi Balon adalah untuk anak-anak PAUD, TK dan SD. Sementara untuk film Meniti 20 Hari adalah untuk anak-anak IPM, NA, IMM juga Pemuda serta HW se-Kota Pekalongan.
Film 9 Putri Sejati adalah untuk warga ‘Aisyiyah se- kota Pekalongan. Jumlah tiket yang terjual sebanyak 300 tiket dan kuota tersebut dipenuhi oleh warga ‘Aisyiyah, bahkan masih banyak yang tidak mendapatkan tiket dan masih menghendaki adanya pemutaran film 9 Putri Sejati segmen kedua.
Baca Juga: Pak AR: Sosok Pemimpin yang Welas Asih
Namun karena keterbatasan waktu dan tempat tidak ada pemutaran film 9 Putri Sejati sesi kedua. Pemutaran film 9 Putri Sejati dihadiri oleh Walikota Pekalongan, Inggit Soraya.
Pemutaran film dengan tema “Memahami Sejarah Memperkuat Ukhuwah” ini adalah yang perdana di Kota Pekalongan. Lokasi pemutaran film bertempat di Ruang Jlamprang Pemkot Kota Pekalongan.
Pemutaran film ini membuka pengetahuan sebagai kader ‘Aisyiyah tentang perjuangan Kyai Ahmad Dahlan dan Siti Walidah yang menginisiasi lahirnya ‘Aisyiyah di Yogyakarta.
Perjalanan panjang perjuangan ‘Aisyiyah dalam memperjuangkan kaum perempuan agar mendapatkan kesetaraan pendidikan dengan kaum pria namun masih tetap berada di kodratnya sebagai perempuan salehah.
Inggit berharap dengan pemutaran film ini akan menambah pengetahuan juga mempererat ukuwah diantara ibu-ibu ‘Aisyiyah Kota Pekalongan juga menjadi semangat untuk terus berdakwah amar ma’ruf nahi mungkar sesuai bidangnya masing-masing karena semua memiliki kelebihan sendiri. (Eka Wahyuningsih/sa)