Berita

Muhammadiyah dan Bank Indonesia Bangun Kerja Sama di Bidang Ekonomi Keumatan dan Syariah

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Bank Indonesia menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di bidang ekonomi keumatan dan keuangan syariah. MoU kerja sama itu ditandatangani pada Jumat (17/9) oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Seusai penandatanganan MoU, Haedar menyampaikan bahwa hal ini merupakan kelanjutan dari MoU sebelumnya yang telah berjalan dengan program-program nyata. Penandatanganan nota kesepahaman ini juga dapat dimaknai sebagai kelanjutan komitmen Muhammadiyah dan Bank Indonesia dalam membangun kehidupan bangsa dan negara.

“Karena itu, atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah kami sampaikan terima kasih kepada semua jajaran Bank Indonesia yang telah dengan konsisten untuk terus bekerja sama bersama kami di Muhammadiyah. InsyaAllah kita akan terus menguatkan kerja sama ini untuk membangun kehidupan bangsa dan negara,” terang Haedar.

Haedar menegaskan bahwa ikhtiar dalam menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah merupakan langkah yang mulia. Sebagai negera muslim terbesar di dunia, tentu ikhtiar merupakan suatu relevansi yang penting bagi masa depan dunia Islam dan negara Indonesia.

“Ikhtiar yang mulia mesti didasari dengan langkah-langkah strategis dan praktis untuk membumikan ekonomi dan keuangan syariah agar mampu hadir menjadi alternatif dari kegiatan ekonomi dan keuangan di Indonesia,” kata Haedar.

Baca Juga: Kosmopolitanisme Muhammadiyah

Ketika ekonomi dan keuangan syariah telah bertumbuh menjadi identitas baru sekaligus sebagai jalan alternatif dari sistem ekonomi dan keuangan yang ada, maka setiap distingtif dan alternatif harus menjadi sesuatu yang baik bahkan yang terbaik. Haedar berharap ekonomi dan keuangan syariah hadir menjadi alternatif yang lebih berkualitas, halal, thayyib, dan memberikan keunggulan dan kemanfaatan bagi masyarakat luas.

“Ekonomi dan keuangan syariah dalam teologi al-Maun harus mampu hadir secara nyata dan makin baik untuk mengangkat harkat, martabat, dan kemajuan UMKM dan memecahkan masalah kemiskinan, kesenjangan sosial, dan problem-problem ekonomi yang sehari-hari dihadapi umat dan masyarakat luas,” tutur Haedar.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan rasa syukur atas Penandatanganan nota kesepahaman antara Muhammadiyah dan Bank Indonesia ini. Pasalnya, hal tersebut akan terus memperkuat komitmen untuk memajukan ekonomi umat dan mengembangkan potensi keuangan syariah.

Alhamdulilah baru saja kita berjamaah dalam ibadah, sekarang kita berjamaah dalam muamalah. Kita sebagai manusia hidup di dunia sebagai wakil Allah untuk memakmurkan bumi dan kemana kita akan menuju, yaitu akhirat,” kata Perry.

Perry berharap dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman ini dapat menjadi amal jariyah bagi Muhammadiyah dan Bank Indonesia yang akan terus mengalir hingga di alam kubur.

Related posts
Berita

Irman Gusman Berkomitmen Jadikan Masjid Taqwa Muhammadiyah Ikon Religius Sumatera Barat

  Padang, Suara ‘Aisyiyah – Anggota DPD RI, Irman Gusman, mengadakan kegiatan reses di Masjid Taqwa Muhammadiyah, Sumatera Barat, pada Senin (16/12)….
Lensa Organisasi

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) merupakan seperangkat nilai dan norma islami yang bersumber pada al-Quran dan as-Sunah yang dijadikan pola tingkah…
Hikmah

Ijtihad Kalender Islam Global Muhammadiyah

Oleh: Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar* Muhammadiyah adalah organisasi yang memiliki karakter progresif dan berkemajuan. Di antara karakter itu tampak dari apresiasinya terhadap…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *