Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Jumat (15/7), PP Muhammadiyah menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Palestina, Zuhair Al-Shun, di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta. Haedar Nashir mengatakan, kunjungan Dubes Palestina tersebut sudah direncanakan jauh-jauh hari.
Dalam pertemuan itu, Zuhair Al-Shun menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Muhammadiyah, umat Islam, dan Pemerintah Indonesia atas perjuangan membantu Palestina. Disampaikan Haedar, Zuhair berharap dukungan terhadap Palestina terus bergulir. Tak lupa, ia juga menyampaikan terima kasih kepada Muhammadiyah yang sudah memberikan beasiswa kepada warga Palestina.
“Beliau juga menyampaikan betapa tidak mudahnya perjuangan Palestina di tengah begitu rupanya politik global yang tetap membiarkan Israel sebagai negara yang mengagresi, menginvasi, dan bertindak terus menekan bangsa dan rakyat Palestina. Maka di tengah politik global seperti itu, bangsa Palestina betul-betul merasakan dukungan yang sangat luar biasa dari Pemerintah Indonesia, Muhammadiyah, dan segenap bangsa Indonesia,” lanjutnya.
Baca Juga: PP Aisyiyah Terima Kunjungan Warga Palestina, Buka Peluang Kolaborasi
Ketua Umum PP Muhammadiyah itu kemudian menyampaikan komitmen Muhammadiyah dan Pemerintah Indonesia dan bangsa Indonesia untuk terus memberi dukungan terhadap Palestina untuk menjadi negara yang merdeka. Palestina, kata dia, punya hak untuk menjadi bangsa dan negara merdeka di tanah airnya sendiri.
“Kami juga terus meningkatkan usaha-usaha untuk memberi ruang yang lebih luas lagi bagi pendidikan anak-anak Palestina termasuk kita sudah membangun madrasah tahap ke-2 di Beirut untuk anak-anak Palestina. Dan bangsa Palestina yang jumlahnya sekitar 14 juta baik di dalam maupun di luar itu, berdiaspora di berbagai negara yang menunjukkan bahwa Palestina memang punya sejarah yang besar dan panjang sebagai sebuah bangsa,” terang Haedar.
Lebih lanjut, Haedar berharap bahwa PBB dan negara-negara yang selama ini menjunjung tinggi kemerdekaan dan hak setiap bangsa untuk merdeka untuk semakin melakukan langkah-langkah yang progresif agar Palestina selain terlindungi dari berbagai tindakan-tindakan yang agresif oleh Israel agar memperoleh haknya menjadi bangsa yang merdeka.
“Menjadi paradoks kalau di tengah situasi di mana dunia ingin menciptakan damai, dunia menjunjung tinggi hak-hak bangsa untuk merdeka kita masih melihat nestapa Palestina,” ungkapnya.
Haedar juga mengimbau negara-negara Arab juga dunia Islam makin solid dan menunjukkan dukungan yang pasti, optimal, dan bersatu dalam mendukung perjuangan bangsa Palestina. “Kita berharap bahwa persoalan Palestina jangan ditarik pada persoalan yang bersifat primordial agama, ini persoalan yang universal menyangkut hak hidup sebuah bangsa dan negara,” pungkasnya. (ppm/sb)