Surakarta, Suara ‘Aisyiyah – Di sela-sela kepadatan jadwal Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah ke-48, Ketua Majelis Tarjih PP Muhammadiyah Syamsul Anwar meluncurkan Tafsir At-Tanwir Jilid II. Peluncuran tafsir karya ulama Muhammadiyah itu berlangsung di Media Centre Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta, Sabtu (19/11).
Dalam peluncuran yang diinisiasi Suara Muhammadiyah itu, Syamsul menjelaskan bahwa ada 4 (empat) etos yang dikembangkan dalam tafsir ini, yakni etos pengetahuan, ekonomi/kerja, sosial, dan ibadah. Tafsir ini memuat juz 2 dan sebagian juz 3.
Menurut Syamsul, prinsip penerjemahan yang digunakan dalam Tafsir At-Tanwir adalah menghindari perbedaan yang mencolok dengan terjemah lainnya, khususnya terjemahan Kemenag. “Selama tidak ada perbedaan tafsir, kita tetap menggunakan terjemahan-terjemahan yang sudah ada,” kata dia.
Menyebut satu contoh penafsiran, Syamsul menjelaskan tentang tafsir Q.S. al-Baqarah: 286. Berbeda dengan umumnya pemahaman tentang teori keadilan dalam ayat ini, dalam pandangan tim penyusun tafsir, teori keadilan bersifat distribusi yang dikoreksi.
Teori ini berpangkal pada pemahaman bahwa distribusi bukan didasarkan pada kontribusi, sehingga perlu dikoreksi. “Meskipun seseorang tidak berkontribusi, orang tersebut tetap mendapat distribusi,” terang Syamsul. (sb)