Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – “Agenda yang harus dilakukan untuk membuat ‘Aisyiyah lebih maju ke depannya yaitu dengan tidak meninggalkan penguatan ideologi sebagai nafas dan jantung gerakan,” jelas Siti Noordjannah Djohantini dalam Pengajian Ramadhan pada Sabtu (17/4).
Berkaitan dengan konteks perubahan, Noordjannah menjelaskan bahwa tujuan dari adanya gerakan perubahan tentu tidak lepas dari koridor memperbaiki organisasi. Salah satu cara yang harus dilakukan yaitu dengan mengadakan evaluasi terkait program-program yang telah dicanangkan dalam satu periode tersebut dan mengupayakan perubahan-perubahan prilaku, baik dari pimpinan, kader, dan juga lainnya.
“Keharusan adanya perubahan-perubahan prilaku dari sumber daya manusia di organisasi ini merupakan desakan secara eksternal dari masyarakat, warga, dan bangsa,” jelasnya. Sedangkan dalam konteks manajemen perubahan itu sendiri, dijelaskan tentang bagaimana manajemen perubahan itu dapat terwujud dengan adanya pendekatan terstruktur yang diperuntukkan untuk membantu tim, individu, ataupun organisasi.
Noordjannah menyampaikan bahwa secara garis besar pendekatan bisa dilakukan oleh siapapun untuk menjalankan dan mengelola seluruh pemberdayaan yang ada dengan sistem yang ada untuk ke arah yang lebih baik. Pendekatan tersebut dapat dilakukan dengan model pendekatan model technical structur change ataupun prilaku perubahan sosial.
Berdasarkan keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-47 disebutkan bahwa dalam dokumen resmi termaktub visi Muhammadiyah sampai dengan tahun 2020. Dalam dokumen tersebut berisi terciptanya transformasi atau perubahan cepat ke arah kemajuan yakni pada sistem organisasi, jaringan yang maju, konvensional, dan juga modern.
“Jangan sampai kita ingin melakukan pembenahan atau percepatan perubahan tetapi tidak ada dasar yang itu sudah ditetapkan oleh organisasi,” ungkap Noordjannah.
Amin Abdullah: Pembaharuan Apa yang Akan Dilakukan Muhammadiyah Ke Depan?
Noordjannah juga mengingatkan bahwa dalam prioritas pengembangan tahun 2015-2020 terdapat 6 poin yang seharusnya kita kaji bersama. Pertama, pengembangan kualitas dan kuantitas cabang ranting. Hal ini jelas sangat penting karna kehidupan Muhammadiyah adalah kehidupan yang harus bergerak di komuditas yang luas dan mengakar. Kedua, pengembangan sistem gerakan dengan menyebarkan ideologi dan sebagainya. Ketiga, pengembangan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Keempat, pengembangan amal usaha dan praksis sosial muhammadiyah. Kelima, pengembangan model gerakan. Keenam, yaitu menciptakan dan mengatur peran strategis. (Tami)