Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Sabtu (3/4), Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan diskusi online bertajuk “Menegakkan Kedaulatan Pangan: Tantangan dan Solusi”. Pada diskusi ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini menyampaikan pidato pengantar sebelum diskusi dimulai.
Noordjannah mengatakan bahwa di tengah potensi sumber daya pangan di Indonesia yang melimpah, rakyat semestinya memperoleh penghidupan yang layak. Lebih jauh, menurutnya, “jangan sampai rakyat terpinggirkan di negeri sendiri”.
Ketua Umum PP ‘Aisyiyah periode 2015-2020 itu mengapresiasi diskusi rutin yang diadakan MPM. Sebagaimana jamak diketahui, MPM merupakan salah satu dari trilogi Muhammadiyah abad kedua, selain Lazismu dan MDMC. Dalam aktivitasnya, ujar Noordjannah, MPM tidak hanya mengadakan diskusi rutin, tapi juga menggerakkan, memberdayakan, dan memberikan kesadaran kepada masyarakat mengenai haknya sebagai warga negara.
Dalam beberapa waktu terakhir, program MPM yang mendapat perhatian dan apresiasi masyarakat adalah Getapak (Gerakan Ketahanan Pangan Keluarga). Tidak mau kalah, Noordjannah menyampaikan bahwa secara khusus, ‘Aisyiyah juga mempunyai gerakan lumbung hidup yang bergerak di basis-basis komunitas. “Selain Getapak, secara khusus ‘Aisyiyah mempunyai Kelompok Tani ‘Aisyiyah,” ujarnya.
Berdirinya KTA berangkat dari realitas bahwa banyak warga ‘Aisyiyah yang bekerja sebagai petani. KTA merupakan upaya ‘Aisyiyah untuk mendampingi petani-petani perempuan. Dalam kesempatan tersebut, Noordjannah kembali menyampaikan target PP ‘Aisyiyah tentang gerakan 5 (lima) juta lumbung hidup warga ‘Aisyiyah.
Diskusi MPM kali ini menghadirkan tiga narasumber, yakni Gunawan Budiyanto selaku Ahli Pertanian MPM PP Muhammadiyah, Ketua Program Studi Magister Sains dan Doktor Ilmu Ekonomi UGM Catur Sugiyanto, dan Khudori selaku Pegiat Komite Pendayagunaan Pertanian. (SB)