Surakarta, Suara ‘Aisyiyah – Panitia Pemilihan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah menyelenggarakan simulasi pemilihan secara elektronik atau E-voting, di Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kamis (25/8). Sekretaris Panitia Pemilihan, Budi Setiawan mengatakan, simulasi pemilihan secara elektronik ini perlu dilakukan karena akan diterapkan dalam Muktamar nanti.
“Tadi sudah kita lihat baik dari (bagian) Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah, dari sistem sudah oke tapi tadi ada sedikit persoalan dari instalasi alatnya, drivernya. Sekarang sudah jalan dan ini ternyata (bagian) ‘Aisyiyah bisa berjalan dengan cepat dan ini bisa kita lihat sistem bisa berjalan dengan cepat,” terang Budi.
Ia menjelaskan, ada dua tahapan pemilihan dalam Muktamar Muhammadyah-‘Aisyiyah nanti, yaitu pemilihan sidang tanwir dan sidang muktamar. “Kita coba saat ini yang pertama itu tahap Tanwir dimana peserta memilih 39 dari yang dicalonkan berjumlah puluhan orang. Nanti secara cepat bisa langsung masuk dalam sistemnya tapi sengaja tidak kita buka, setelah pemilihan selesai baru kita buka. Jadi ini merupakan satu ketentuan jangan sampai ditengah pemilihan mempengaruhi calon pemilih,” imbuhnya.
Baca Juga: Serba-Serbi Edutorium UMS, Lokasi Utama Muktamar Ke-48 Muhammadiyah
Terkait para pemilih yang melakukan simulasi, tidak ada persolan meskipun tadi memilih berupa nomor. Ketika pemillihan nanti, pemilih akan memilih nama-nama yang dikenal atau yang sudah dibicarakan internal daerahnya masing-masing. Dengan cara ini, pemilihan dapat berjalan lancar dan kerahasiaan pemilihan berjalan aman karena pemilih tidak boleh membawa HP.
“Pemilih bisa bercerita, tapi screenshot sebagai bukti tidak ada. Ini yang sudah kita cegah dari awal,” kata Budi.
Budi Setiawan melihat, meskipun yang ikut simulasi ini bapak-ibu yang sudah sepuh, namun mereka sudah lancar melakukan latihan di tahap verifikasi maupun tahap memilih di bilik dan petuga hanya membantu saja itupun kalau terpakai. “Tadi bapak-bapak yang sudah sepuh sudah lancar, mengerti apa yang harus dilakukan. Mereka kita beri kertas seperti apa yang ada di layar. Mereka sudah tahu, begitu masuk mereka akan mencentang klek klek seperti itu sehingga bisa cepat,” kata Budi.
Pada hari H pemilihan, peserta akan mendapat buku berisi nama dan foto lengkap. Dari situ, sebelum dipanggil peserta bisa melihat siapa-siapa yang akan dipilih. Begitu masuk bilik, ia langsung memilih nama yang diinginkan sehingga bisa cepat selesai pemiilhannya.
Ditanya apakah perlu dilakukan simulasi lagi, Budi Setiawan mengatakan tentang hal itu masih akan dibicarakan panitia pusat. “Ini sistem baru, jadi ya perlu mulai dicoba. Tapi cukup familiar sistem ini. Teman-teman itu tidak masalah ketika ada alat baru,” kata dia.
Tim IT yang menciptakan aplikasi berasal dari UAD sedang yang menjalankan teknik di lokasi dari tim UMS. “Dari UAD ada 10 orang dan sudah lama bekerja dengan kita sejak tahun 2010. Kalau dari UMS cukup banyak karena sampai teknis-teknisnya mereka yang pegang,” terang Budi.
Seperti sudah diberitakan sebelumnya, peserta simulasi pemilihan ini berasal dari puluhan anggota PDM, PDA, dan PCM di daerah Solo Raya. Dari PDM Sukoharjo, misalnya, membawa perwakilan sebanyak 10 orang untuk Muhammadiyah dan 10 orang untuk ‘Aisyiyah.
“Dari PDM Sukoharjo ada 10 orang, karena jatahnya 5 orang peserta, yaitu 1 PDM dan 4 PCM, yaitu PCM Bekonang, Bulu, Bendoari, dan Blimbing. Ditambah 5 dari PDM,” kata Ketua PDM Sukoharjo, Wiwaha Aji Santosa. (humas/sb)
3 Comments