Berita

Pasangan Suami-Istri Pimpin PCM-PCA Kerek Tuban

PCM Kerek Tuban

Tuban, Suara ‘AisyiyahPimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan ‘Aisyiyah (PCA) Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, menggelar pengukuhan untuk periode kepemimpinan 2022-2027. Dalam upacara yang digelar secara sederhana di halaman Masjid Sabilillah Desa Margomulyo, pasangan suami-istri Maskur dan Rodliyah memegang tampuk kepemimpinan.

Melalui Surat Keputusan (SK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tuban, Maskur ditetapkan sebagai Ketua PCM Kerek, dan melalui SK PDA Tuban, Rodliyah resmi menjabat sebagai Ketua PCA Kerek. Keputusan ini memberikan harapan baru bagi perkembangan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di wilayah Kerek.

Saat pengukuhan, SK PDM Tuban untuk PCM Kerek dibacakan oleh Anang Dwicahyono, sementara SK PDA Tuban untuk PCA Kerek dibacakan oleh Eliya Hayati. Pengukuhan ini dihadiri beberapa tokoh penting, dari Muspimcam, tokoh ormas Islam NU, Msilimat, Pemuda Ansor, dan juga Fatayat.

Dalam pidatonya, Maskur berjanji untuk mengemban tanggung jawabnya dengan baik dan mendorong berbagai program dan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat Kerek. Dirinya berkomitmen untuk menggerakkan peran Muhammadiyah dalam pembangunan masyarakat yang sebenar-benarnya.

Ketua PDM Tuban, Masrukin dalam sambutan sekaligus pengarahan mengatakan, menjadi pimpinan di Muhammadiyah bukanlah semata-mata tentang kecerdasan atau kekayaan materi, namun yang lebih penting adalah keikhlasan dan dedikasi yang tulus.

“Pemimpin dalam Muhammadiyah diharapkan memiliki hati yang murni, berlandaskan nilai-nilai Islam, serta tekad untuk melayani masyarakat dan umat dengan ikhlas,” ungkapnya.

Baca Juga: Siti Hayinah: Ikon Gerakan Keilmuan ‘Aisyiyah

Dalam organisasi yang didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan ini, kata Masrukin, keikhlasan adalah fondasi utama yang menggerakkan setiap langkah pemimpinnya. Ikhlas dalam menjalankan amanah, ikhlas dalam membela kebenaran, dan ikhlas dalam mengabdi kepada Allah dan sesama manusia.

Ia juga menjelaskan tentang perbedaan antara pengusrus dan pemimpin. Kata dia, dalam Muhammadiyah tidak dikenal pengurus, yang ada adalah pemimpin. “Bedanya pengurus ya sekadar mengurus, sementara seorang pemimpin Muhammadiyah harus mampu menunjukkan keteladanan dalam sikap dan perilaku, menjadi teladan yang memancarkan cahaya kebaikan, dan memimpin dengan integritas yang tinggi,” terangnya.

Ia mengaskan bahwa kekayaan rohani dan keikhlasan adalah sumber kekuatan sejati bagi seorang pemimpin Muhammadiyah untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan memajukan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, lanjut Masrukin, menjadi seorang pemimpin di Muhammadiyah adalah panggilan untuk mengabdikan diri dengan niat tulus dan ikhlas, demi kebaikan bersama dan keridhaan Allah. (Iwan Abdul Gani)-sb

Related posts
Berita

Peringati Milad TK ABA ke-104, PCA Kerek Tuban Adakan Fun Game

Tuban, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Kecamatan Kerek, Tuban mengadakan rangkaian acara dalam rangka memperingati Milad TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *