Tuban, Suara ‘Aisyiyah – Di usianya ke-105 tahun, ‘Aisyiyah tetap bergerak menjalankan misi dakwahnya. Langkah gerak itulah yang dilakukan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Tuban Kota dengan menggelar resepsi milad ke-105 Aisyiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah Tuban pada Ahad (19/6). Resepsi milad ini mengangkat tema “Membumikan Al-Quran Melalui Perempuan Mengusung Peradaban Utama”.
Siti Aminah selaku Ketua PCA Tuban Kota menuturkan bahwa melalui tema ini, ‘Aisyiyah bermaksud meneguhkan dan mendorong perempuan untuk membangun peradaban utama secara kolektif. Ia menyebut, milad sendiri memiliki arti penting, yakni mensyukuri nikmat Allah atas perjalanan panjang melintas zaman ‘Aisyiyah, terutama dalam mengemban misi dakwah dan tajdid untuk mencerahkan kehidupan.
“Ini bentuk rasa syukur bahwa ‘Aisyiyah telah hadir di bumi Indonesia ini beserta bumi yang lain sesuai misi Muhammadiyah, yaitu menciptakan masyarakat yang sebenar-benarnya,” ujar Aminah.
Baca Juga: Testimoni Tokoh untuk Milad Ke-105 Aisyiyah
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Tuban, Neffi Mudholifati dalam sambutannya meminta setiap warga ‘Aisyiyah untuk merefleksikan diri di usia ‘Aisyiyah yang ke-105 tahun. “Apa yang sudah kita lakukan di ‘Aisyiyah khususnya di Cabang Tuban? Sudahkah potensi yang ada di ‘Aisyiyah sudah menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat,” ucapnya.
Lanjut dia, ‘Aisyiyah harus hadir untuk memecahkan permasalahan yang ada saat ini, terutama kekerasan pada anak dan perempuan, kemiskinan, dan kebodohan. ‘Aisyiyah, kata dia, dituntut untuk mengayomi semua masyarakat, tidak hanya masyarakat ‘Aisyiyah saja.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tuban, Nurul Yakin menuturkan, ‘Aisyiyah adalah wadah bagi umat untuk berkarya demi kemaslahatan umat. “Apapun kemampuan yang kita miliki akan bermanfaat apabila kita laksanakan melalui Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, dia juga menjelaskan tentang pokok pikiran Muhammadiyah terkait akidah. Bahwasanya, hidup manusia harus bertauhid, harus beribadah semata-mata karena Allah. Tauhid itulah yang harus menjadi landasan dalam melakukan kegiatan, sehingga harus ditanamkan sejak dini. (Iwan Abdul Gani/sb)