Malang, Suara ‘Aisyiyah – Pada Ahad (27/10/24) Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Malang mengadakan Workshop “Peran ‘Aisyiyah dalam Mewujudkan Lansia Tangguh dan Generasi Bebas Stunting” di Gedung GKB lantai 4 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) 3. Acara dihadiri seluruh PCA di Kabupaten Malang.
Sambutan pembuka disampaikan oleh Direktur RS UMM, Djoni Djunaedi. Ia menyampaikan bahwa RS UMM senantiasa mendukung terwujudnya keluarga berkualitas melalui sinergitas layanan antar generasi baik dengan jalan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan) maupun promotif (promosi kesehatan).
Ketua PDA Kabupaten Malang, Mursyidah dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Workshop ini merupakan salah satu upaya ‘Aisyiyah dalam menjawab tantangan pembangunan negara pada umumnya dan Kabupaten Malang khususnya, terutama berkaitan dengan angka stunting di Indonesia yang masih tinggi, khususnya di kabupaten Malang.
Stunting saat ini masih menjadi perhatian khusus dan menjadi Program Prioritas Nasional. Oleh karena itu ‘Aisyiyah peduli akan stunting dan lansia dengan turut berperan dalam pencegahan dan penangannya.
Kegiatan yang dilakukan antara lain dengan pemberian bantuan pangan dan pemeriksaan kesehatan dasar di beberapa kecamatan di Kabupaten Malang dan masih terus berlanjut.
Materi workshop dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama disampaikan oleh Sri Soenarti. Ia membahas “Peran ‘Aisyiyah dalam Mewujudkan Jamaah dan Lansia Tangguh”.
Menurut Sri, kepedulian terhadap lansia adalah mewujudkan lansia tangguh, tidak kesepian, dengan kegiatan-kegiatan bagi lansia berupa pengajian, pelatihan, program kepemimpinan dan lain-lain.
Program disusun, baik untuk perencanaan jangka panjang maupun jangka pendek. Ia berpesan agar lansia dan pra lansia makan makanan yang dikukus, mengurangi gorengan, serta menjaga kesehatan mental.
Baca Juga: Nyeri pada Kelompok Lansia: Masalah yang Sering Diabaikan
Materi kedua diisi oleh Zidni Imanurrohmah Lubis. Zidni membahas “Aktivitas Lansia dan Pra Lansia untuk Mencegah Cedera”. Hal ini bisa dilakukan dengan mengurangi resiko jatuh pada keduanya dengan memperhatikan aktivitas fisiknya dan keseimbangan geraknya.
Untuk itu, menurutnya, perlu dilakukan latihan penguatan otot secara bertahap tetapi dilakukan dengan rutin dan tetap punya target capaian. Dengan ini akan terwujud penguatan otot sehingga akan mengurangi resiko pada lansia.
Materi ketiga diisi Sofi Fitrandini yang menyampaikan bahwa pencegahan stunting tidak hanya untuk menurunkan angka stunting tetapi juga untuk penyelamatan otak anak di dua tahun pertama kehidupannya. Karena 25% otak bayi tumbuh saat dalam kandungan ibu dan tumbuh hingga 80% saat bayi berusia 2 tahun.
Untuk itu diperlukan kecukupan gizi dan layanan kesehatan baik bagi balita, ibu hamil maupun remaja putri, juga konvergensi lintas sektor dalam penanganan stunting, baik dalam intervensi sensitif maupun intervensi spesifik sehingga terwujud Kabupaten Malang zero stunting.
Kak bayi yang tak kalah penting lainnya adalah pemberian ASI eksklusif 6 bulan dan ASI lanjutan sampai usia 2 tahun. Perlu dilakukan pijat oksitosin untuk merangsang produksi ASI.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi panel dipandu oleh Titin P Rahayu dan pembagian doorprize agar makin semangat. Kegiatan Workshop dan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dipandu oleh Sofi Fitrandini.