Pekalongan, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Pekalongan, Jawa Tengah mengunjungi kelompok tani-ternak “Suket Ijo” Dukuh Silegok Desa Sodong, Kecamatan Wonotunggal, Batang, Jawa Tengah pada Kamis (29/9). Rombongan yang diwakili Majelis Ekonomi, yakni Desi Afrianingsih, Siti Zahroul M, dan Choni Putri itu penasaran dengan kegiatan warga Nasyiatul Aisyiyah yang berprofesi sebagai petani dan peternak di kampung terpencil.
Rombongan diterima Ketua “Suket Ijo” Nur Khasanah dan sejumlah anggota. Kunjungan tersebut dalam rangka studi banding tentang pengelolaan program Ternak Mandiri yang sedang dijalankan “Suket Ijo” sejak Maret 2021. Program Ternak Mandiri didukung Lazismu Batang melalui bantuan stimulus berupa ternak kambing. Dalam program ini, para peternak mendapatkan pendampingan serta pelatihan tentang manajemen beternak yang benar sesuai standar dengan memadukan aspek teori dan praktik.
“Suket Ijo” berdiri awal 2020, beranggotakan ibu-ibu warga Dukuh Silegok, Desa Sodong, Kecamatan Wonotunggal, Batang yang selama ini aktif di Nasyiatul ‘Aisyiyah setempat. “Suket” singkatan dari “sabar, ulet, kreatif, ekonomis, dan terampil”. Adapun “Ijo” singkatan dari “ilmu, jujur, optimis”. Kelompok ini tani-ternak ini bervisi-misi mengembangkan dan mendayagunakan sumber daya manusia dan alam untuk mendukung kesejahteraan masyarakat.
Sesuai namanya, program ini bertujuan mendorong peternak mengembangkan usahanya dengan pendampingan secara rutin. Peternak dibekali skill cara beternak sesuai standar dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian.
Kegiatan yang sudah dilakukan antara lain penanaman pohon pucung (kluwek) untuk penyelamatan sumber air, penanaman pohon aren, jengkol, pohon kepal, serai wangi, serta pemberdayaan pekarangan rumah. Hadirnya “Suket Ijo” diharapkan menjadi pendorong masyarakat aktif-kreatif dalam kegiatan, khususnya sektor pertanian dan peternakan dengan menumbuhkan semangat serta kegembiran bertani dan beternak.
Baca Juga: Anak Muda Memimpin Pembaharuan di Indonesia
Di “Suket Ijo”, durasi perawatan ternak sesingkat mungkin, sekitar 3 bulan per-periode. Sebelum masuk kandang kambing ditimbang, demikian juga ketika keluar untuk dijual. Peternak mendapatkan hasil dari tambahan berat badan. Peternak mendapat upah sesuai kinerjanya.
Karena modal belum cukup, saat ini anggota “Suket Ijo” merawat ternak milik pihak lain alias investor dengan model bagi hasil. Saat ini “Suket Ijo” merawat lebih dari 25 ekor kambing.
“Lazimu Batang sangat mendukung program-program yang bersifat pemberdayaan. Program-program konsumtif seperti pemberian santunan langsung hanya berefek jangka pendek. Maka perlu diimbangi juga dengan program-program produktif yang mengarah pada kemandirian masyarakat,” ujar Muntoro Abdurohman, Direktur Lazismu Batang yang ikut mendampingi kunjungan tersebut.
Kunjungan Majelis Ekonomi PDNA Pekalongan, selain menjalin silaturahmi juga menjajaki kemungkinan terjalinnya kerja sama pengembangan dakwah bidang ekonomi untuk kemajuan masyarakat. (Kawe S/Riz/sb)