Pasuruan, Suara ‘Aisyiyah – Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Timur dipercaya oleh PP ‘Aisyiyah dan Lazismu pusat menggelar Pelatihan Bahasa Isyarat (PBI).
Kegiatan ini diikuti oleh guru Sekolah Luar Biasa (SLB) dan tenaga kesehatan Rumah Sakit ‘Aisyiyah di lingkungan PWA Jawa Timur, berjumlah 30 orang yang berasal berbagai daerah, seperti Porong, Ponorogo, Krian, Tulangan, Kota Mojokerto, Kota Probolinggo, Bebekan, Nganjuk, Paiton, Madiun, Kota Malang, Bangkalan, Bangil, dan Pandaan. Pelatihan PBI dilaksanakan di ‘Aisyiyah Training Center (ATC) Pasuruan, Selasa-Jumat (12-15/12).
Titik Asfiah selaku perwakilan dari MKS PP ‘Aisyiyah menjelaskan alasan mengapa kegiatan ini dilaksanakan di Jawa Timur. Menurutnya, ada keyakinan bahwa PWA Jawa Timur dapat bekerja secara baik dan akan ada kelanjutan dari kegiatan difabel ini.
“Dalam empat tahun terakhir ini MKS berupaya untuk meningkatkan fokus pada lansia dan difabel dan diharapkan dapat sebesar fokus ‘Aisyiyah kepada problem anak dan perempuan,” terangnya.
“Harapannya, dari kegiatan ini dapat meneruskan kepada guru-guru dan kesehatan lainnya dalam meningkatkan kapasitas kemampuan bahasa isyarat,” imbuh Titik.
Baca Juga: Islam Agama Ramah Difabel
Sementara itu, PWA Jawa Timur, Asmawati Rosyidah dalam sambutannya menyampaikan tentang manfaat Pelatihan Bahasa Isyarat, yaitu meningkatkan skill bahasa isyarat bagi peserta, memperkaya ekspresi, komunikasi tanpa hambatan, menyeimbangkan otak kanan dan kiri.
Secara kelembagaan, kata dia lebih lanjut, juga dapat meningkatkan kompetensi guru SLB dan nakes di bawah binaan PWA Jawa Timur. Asmawati lalu berpesan kepada peserta agar bersungguh-sungguh menuntut ilmu.
Dalam kesempatan PBI ini, Ketua MKS PWA Jatim, Tri Sulistyaningsih menyambut baik program peduli difabel yang diselenggarakan kolaborasi antara Lazismu dengan MKS PP ‘Aisyiyah dan Majelis Kesejahteraan Sosial PWA Jawa Timur ini. Menurutnya, kegiatan ini merupakan kali pertama dilaksanakan oleh MKS dan Lazismu sehingga dapat memberikan manfaat bagi peserta guru SLB dan nakes.
Ia berharap selama berlangsungnya acara, peserta dapat memahami materi dengan lebih baik. Menurut dia, bahasa isyarat bukan sekadar gerakan tangan, tetapi harus dilakukan dengan hati, sehingga ekspresi wajah, gestur, dan gerakan tangan menjadi satu kesatuan komunikasi yang dapat dimengerti oleh teman tuli. (yuda)-sb