Kalam

Peduli Hidup Sehat: Implementasi Surat Al-Maun

Peduli Hidup Sehat

Oleh: Ismarwati

Islam memberi pedoman hidup kepada umat manusia dalam segala aspeknya. Salah-satunya dalam hal kesehatan, baik tingkat konseptual maupun operasionalnya. Tujuannya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang sehat.

Pengertian tentang Sehat

Ada beberapa pengertian sehat, antara lain: pertama, as-sawiyyu, yaitu kondisi tubuh yang sempurna, ditandai dengan berfungsinya seluruh organ tubuh secara prima; kedua, sehat dapat juga berarti terhindar dari penyakit atau lawan dari sakit (dhiddul maridh), bermakna preventif (hifdzu as-shihah) menjaga kesehatan.

Ketiga, sehat dapat pula diartikan dengan sembuh setelah berobat; keempat, menurut organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO), sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial, serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan; kelima, menurut pandangan Islam, sehat juga meliputi arti spiritual (agama), yaitu terhindar dari penyakit hati/rohaniah, meliputi unsur akal, nafsu, kalbu, dan ruh.

Pandangan Islam terhadap Kesehatan

Islam menganjurkan kepada setiap penganutnya untuk menjaga kesehatan. Sebab, tidak akan sempurna ilmu dan amal seseorang muslim, selama ia sakit. Dalam akhlak Islam, sehat termasuk dalam empat macam nikmat yang menjadi kata kunci penentu (wasail) bahagia tidaknya seseorang. Pertama, keutamaan jiwa (fadha’il an-nafs) terletak pada iman dan budi pekerti yang baik (akhlaqul kharimah). Kedua, keutamaan badan (fadha’il al-badan) terletak pada kesehatan fisik dan segenap bagiannya.

Ketiga, keutamaan penyerta bagi badan (an-ni’am, al-munthifah bi al-badan) terletak pada harta, ketekunan, keseriusan, juga keahlian (sandang, pangan dan papan). Keempat, faktor pendukung lain yang sejenis, seperti, faktor hidayah, petunjuk dan bantuan dari Allah di samping tentunya dukungan usaha dari manusia (adaptasi dari Imam Ibnu Qudammah, Mukhtasar Minhaj Al-Qashidin, Ta’liq Wa Takluij).

Dalam hal ini, pada hakikatnya adalah bagaimana menuju kepada kesehatan yang sebenarnya, yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya yang berkaitan dengan tiga cara, yaitu: cara berpikir, berperan, dan bertindak. Selanjutnya, yang terpenting dalam keseharian kita, bagaimana kesehatan itu senantiasa dalam hidup kita, dengan mengonsumsi, makan makanan yang bergizi, menu yang seimbang, berolah raga rutin dan teratur.

Aktif ke dokter atau kepada ahli kesehatan untuk mengetahui keadaan organ-organ tubuh yang ada di dalam tubuh, sehingga apa yang tidak diharapkan tidak akan terjadi yang bisa berakibat fatal, seperti pembuluh darah yang tersumbat dan jantung yang mendadak sakit, dan hal-hal yang lain yang sering dirasakan oleh tubuh dan perlu pengobatan untuk penyembuhan secara kontinyu.

Kiat-Kiat Pola Hidup Sehat

Setiap manusia ingin hidup sehat dan selalu berupaya untuk dapat mencapai sehat dengan berbagai cara mulai dari kembali ke alam atau back to nature melakukan puasa 24 jam penuh atau melakukan olahraga dengan gerakan-gerakan khusus agar badan tetap sehat. Dalam Islam Rasulullah Muhammad saw. memberikan suri tauladan bagaimana menjaga kesehatan fisik dan mental “laqod kana lakum fi Rasulillah uswatun hasanah”. Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu teladan yang baik.

Berikut kiat-kiat yang dapat diaplikasikan dalam upaya promotif dan preventif agar dapat mencapai sehat.

Pertama, membaca al-Quran. Sebagai orang yang beriman harus meyakini bahwa Allah swt. adalah sandaran utama. Dalam kondisi sehat terlebih dalam kondisi sakit harus bersandar kepada Allah swt. Membaca al-Quran adalah penawar hati dan Allah adalah Maha Penyembuh.

Kedua, menjaga pola makan dan mengonsumsi makanan yang sehat. Allah swt. berfirman:

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِين

Artinya, …makan dan minumlah kalian, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (Q.S. al-A’raf: 31).

Ketiga, menjaga kebersihan diri dan mensucikan hati. Allah swt. mensejajarkan antara taubat dan upaya memelihara kebersihan.

Agar pola hidup bersih dan sehat terwujud, maka seseorang harus membersihkan hati yang digambarkan oleh Rasulullah saw. sebagai mudhghah (segumpal daging, potensi) yang akan menentukan baik buruknya kehidupan. Dalan sebuah hadits, Nabi saw. bersabda (yang artinya), “ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk. Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah hati” (HR. al-Bukhari).

Konkretnya adalah menjaga diri dari penyakit hati, iri-dengki, sombong dan tidak pandai bersyukur.

Ketiga, menjaga keseimbangan kerja dan istirahat sebagaimana  Allah swt. berfirman:

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا (9) وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا (10) وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (11

Artinya, dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat dan Kami jadikan malam sebagai pakaian dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan” (Q.S. An-Naba: 9-11).

Keempat, menjaga kebersihan harta dan lingkungan. Ketika hendak menghadap Allah dalam salat, kita diharuskan dalam keadaan suci dan bersih. Bersih diri, pakaian dan tempat. Aktivitas menjaga kebersihan diwajibkan dalam syariat. Disebutkan dalam sebuah kata hikmah:

النَّظَافَةُ مِنَ الْإيْمَانِ‎

“Kebersihan itu sebagian dari iman. Bersih, suci (thâhir) adalah keadaan tanpa najis/hadas, baik besar maupun kecil pada badan, pakaian, tempat, air dan sebagainya. Sedangkan bersuci merupakan aktifitas seseorang untuk mencapai kondisi suci, seperti berwudhu,tayamum dan mandi junub.

Selain itu juga menjaga kebersihan makanan, minuman, menjaga kebersihan pakaian, lingkungan, dan lain-lain. Kesehatan itu penting agar semangat al-Maun untuk memberikan pertolongan kepada orang lain dapat diimplementasikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *