Oleh: Aulia Ikhsan Gafar Ahmad, S.Kom*
Kehidupan manusia dewasa ini tergolong semakin sulit dan kompleks. Kondisi ini diperparah dengan bertambahnya stressor psikososial akibat budaya masyarakat modern yang cenderung sekuler. Hal tersebut menyebabkan manusia tidak dapat menghindari tekanan-tekanan hidup yang dialami.
Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas penyakit jiwa-emosional manusia dan dapat juga menyebabkan gangguan jiwa. Mulai dari tingkat ringan sampai dengan berat dimana hal itu tentu memerlukan penanganan di rumah sakit, baik rumah sakit jiwa maupun unit pelayanan keperawatan jiwa di rumah sakit umum dan unit pelayanan lainnya.
Lantas Apa Itu Sehat?
Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa sehat bermakna suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sehubungan dengan pentingnya dimensi agama dalam kesehatan, maka pada tahun 1984, WHO menambahkan dimensi agama sebagai salah satu pilar kesehatan.
Oleh karena itu, muncullah empat pilar kesehatan, antara lain: 1) sehat secara jasmani/fisik (biologis); 2) sehat secara kejiwaan (psikologis); 3)sehat secara sosial dan 4) sehat secara spiritual (agama). Sedangkan, menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” menyebutkan bahwa kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan).
Zakiah Daradjat mendefinisikan bahwa jiwa yang sehat adalah perwujudan keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara individu dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat. Jika jiwa sehat dicapai, maka individu memiliki integrasi, penyesuaian, dan identifikasi positif terhadap orang lain. Dalam hal ini, individu belajar menerima tanggung jawab, menjadi mandiri dan mencapai integrasi tingkah laku.
Solusi Atasi Masalah Kesehatan (Jiwa)
Solusi terbaik untuk dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan jiwa adalah dengan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan jiwa seseorang dapat ditandai dengan kemampuan orang tersebut menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya semaksimal mungkin untuk menggapai rida Allah Swt, serta dapat mengembangkan seluruh aspek kecerdasan, baik kesehatan spiritual, emosi maupun kecerdasan intelektual.
Ajaran spiritual Islam sangat erat dengan kesehatan jiwa. Spiritualitas Islam dan kesehatan jiwa sama-sama berhubungan erat dengan soal kejiwaan. Konsep-konsep Islam tersebut antara lain: Pertama, al-Qur’an dengan tegas menyatakan dirinya sebagai mau’isyah dan syifa bagi jiwa, yakni obat bagi segala penyakit hati yang terdapat dalam diri. Dalam surah Yunus ayat 57 Allah berfirman “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman“. Ayat ini menggambarkan bahwa agama berisikan terapi bagi gangguan jiwa. Kedua, agama Islam memberikan tugas dan tujuan bagi kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Misalnya tugas dan tujuan hidup manusia di dunia ditegaskan dalam al-Qur’an untuk beribadah kepada Allah (al-Zariyah: 56) dan menjadi khalifah di bumi (al-Baqarah: 30). Dengan melaksanakan konsep ibadah dan kekhalifahan, seseorang dapat mengembangkan potensi jiwa dan memperoleh kesehatan jiwanya.
Ketiga, Islam sangat menganjurkan kepada pemeluknya berlaku sabar dan menjalankan salat saat menghadapi musibah dan cobaan. Dengan bantuan sabar dan salat, maka jiwa menjadi lebih lapang dan tenang. Keempat, ajaran Islam menganjurkan agar manusia selalu berzikir kepada Allah, karena dengan zikir hati akan tenang dan damai. Dengan metode berzikir, segala persoalan duniawi disandarkan kepada Allah sebagai zat yang mengatasi segalanya. Kelima, ajaran Islam memberikan pedoman dalam urusan duniawi agar manusia selalu melihat ke bawah, tidak melulu ke atas. Karena tidak sedikit penyakit jiwa itu muncul dari tuntutan duniawi yang selalu ingin lebih. Dengan melihat ke bawah, ia akan merasa cukup dan bersyukur kepada Allah dengan apa yang telah di milikinya.
Keenam, Allah tidak memandang manusia hanya dari sudut fisik semata,tetapi lebih pada hati dan pikirannya. Sehingga Islam menganjurkan agar selalu hidup bersih, berbaik hati, dan menghindari perbuatan-perbuatan yang bisa mengotori hati dan pikiran. Ketujuh, ajaran Islam membantu orang dalam menumbuhkan dan membina pribadinya melalui penghayatan nilai-nilai ketakwaan dan keteladanan yang diberikan Nabi Muhammad saw. Kedelapan, ajaran Islam memberi tuntunan kepada akal agar benar dalam berpikir, yakni melalui wahyu. Kesembilan, ajaran Islam memberi tuntunan bagi manusia untuk berhubungan baik dengan sesamanya, dengan alam dan juga dengan lingkungan. Sama seperti ajaran yang terdapat dalam syariat akidah dan akhlak serta hubungan dengan Allah dan dirinya sendiri. Kesepuluh, ajaran Islam berperan mendorong orang untuk berbuat baik, taat, dan mencegahnya dari berbuat jahat dan maksiat.
Islam dapat membantu seseorang mengobati jiwa, mencegahnya dari gangguan kejiwaan, dan membina kondisi kesehatan jiwa. Dengan menghayati dan mengamalkan ajaran Islam, orang dapat memperoleh kebahagian dan kesejahteraan lahir dan jiwanya. Ajaran Islam adalah seutama-utamanya jalan bagi perawatan jiwa dan pengobatan gangguan penyakit jiwa, serta membina dan mengembangkan kehidupan jiwa manusia, karena Islam adalah fitrah dan dimensi kehidupan spiritual manusia yang teramat penting.
Berikut langkah-langkah mencapai kesehatan jiwa: Pertama, bangun sebelum subuh atau dini hari untuk qiyamul lail. Kedua, sebisa mungkin jangan mudah emosi atau mudah marah. Rasullullah saw bersabda, “Jangan marah, jangan marah, jangan marah.” Ketiga, jangan mendengki saudara muslim yang lainnya. Keempat, perbanyaklah puasa.