Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Kak ‘Aisy yang saya hormati. Saya pernah mendengar dari sebuah pengajian bahwa orang tua memiliki kewajiban mendidik anak-anaknya salat, dan apabila sudah berusia 10 tahun agar dipisahkan tempat tidurnya. Saya ingin bertanya pada Kak ‘Aisy karena waktu itu bapak ustadz tidak memberikan keterangan yang rinci kepada jamaah. Apa alasannya harus dipisahkan dan apa akibat apabila anak tidak dipisahkan tidurnya? Atas jawaban Kak ‘Aisy, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Wassalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.
Runy, Kalsel

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh
Ibu Runy yang baik hati, alhamdulillah Ibu termasuk anggota jamaah yang rajin mendengarkan pengajian. Semoga barakah Allah untuk ibu sekeluarga. Sebenarnya, hadis tersebut lengkapnya sebagai berikut: Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata, “Rasûlullâh saw. bersabda:
مُرُوْا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
Suruhlah anak kalian salat ketika berumur tujuh tahun! Dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka me-ninggalkan salat)! Dan pisahkanlah tempat tidur mereka.
Dalam Islam banyak adab atau etika yang diajarkan dan dituntunkan Rasulullah saw., termasuk adab tidur yang meliputi apa yang dilakukan sebelum tidur, bagaimana posisi tidur, bacaan sebelum tidur, bacaan setelah bangun tidur, sampai adab memisahkan tempat tidur. Persoalan memisahkan tempat tidur anak ini meliputi pemisahan anak dengan orang tuanya, sesama anak laki-laki, sesama anak perempuan, maupun anak perempuan dengan anak laki-laki. Hal itu semata-mata bentuk kehati-hatian dalam hal pendidikan seksual.
Usia 10 tahun bagi anak-anak merupakan titik yang sangat rawan. Tidak sedikit anak-anak perempuan kita sudah mulai aqil baligh dalam usia 10 tahun yang ditandai dengan menarche (menstruasi pertama). Adapun aqil baligh anak laki-laki dapat terjadi pada usia 13-14 tahun, mungkin juga lebih awal 10 tahun, yang ditandai dengan ihtilam (mimpi basah).
Pada era digital seperti sekarang, banyak anak mendapat fasilitas gawai, khususnya berupa smartphone. Apabila orang tua tidak memberikan pengawasan yang memadai, anak-anak dapat mengakses berbagai informasi, mulai dari pengetahuan maupun hal-hal yang mengarah pada pornografi. Dampak mendapatkan tayangan porno pada anak yang mengalami remaja awal adalah munculnya keinginan besar untuk lebih tahu dan ingin mencobanya. Di sisi lain, saat tidur, anak cen-derung banyak gerak sehingga tersingkap auratnya. Nah, inilah yang dapat menjadi celah bagi penyimpangan perilaku seksual anak-anak yang tidak dipisahkan tempat tidurnya. Penyimpangan tersebut dapat berbentuk kejadian inces (hubungan intim dengan saudara kandung) dan kecenderungan untuk menyukai sesama sejenis. Hal ini karena orang tuanya lengah, membiarkan anak-anaknya tidur bersama sejak kecil dan tidak dipisahkan.
Mereka yang rumahnya kecil dan sederhana sebaiknya tetap membuat sekat kamar bagi anak-anaknya. Untuk anak perempuan sebaiknya ada pintu yang dapat dikunci. Sementara itu, anak laki-laki dapat dibuatkan pintu yang sama atau cukup dari kain tirai biasa. Kehati-hatian ini bagus bagi pendidikan seksualitas anak meski dilakukan dalam kondisi yang terbatas.
Nah, bagaimana mensiasati rumah bertipe 21 yang umumnya hanya memiliki 2 kamar, sementara anaknya 5 orang laki-laki dan perempuan? Hal ini dapat disiasati dengan menempatkan anak perempuan di dalam kamar, sedang anak laki-laki tidur di luar kamar. Ruang keluarga atau ruang tamu dapat disulap sebagai kamar tidur saat malam tiba. Berikan pengertian kepada anak laki-laki bahwa mereka merupakan pengayom yang harus melindungi saudara-saudara perempuannya.
Sebenarnya, Islam datang tidak untuk mempersulit. Semua aturannya bermuara pada kemaslahatan hidup, termasuk dalam bentuk kehati-hatian untuk mengantisipasi penyimpangan manusia dari fitrahnya. Dengan demikian, sesederhana apapun rumah, idealnya memiliki 3 ruang kamar: untuk orang tua, anak perempuan, dan anak laki-laki.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.
(Bunda Imah)
Sumber Ilustrasi : https://umma.id/article/share/id/6/206617