Oleh: Dr. R. Rachmy Diana, M.A.
Pembelajaran daring merupakan salah satu bentuk kebiasaan baru yang banyak membutuhkan keterlibatan orang tua. Ini menjadi tantangan tersendiri karena orang tua harus pandai membagi perhatian, waktu, tenaga, dan pikirannya dengan aktivitas rutin seperti bekerja dan mengurus rumah tangga, serta mendampingi pembelajaran anak. Namun, dalam proses pendampingan belajar, tak sedikit orang tua yang menjadi emosional dan berpotensi melakukan tindak kekerasan, baik secara verbal maupun fisik.
Sikap Orangtua Seharusnya
Pertama, setiap orang tua sejatinya adalah penerima amanah Allah, pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya. Kesadaran ini akan membawa pada sebuah penerimaan bahwa kebersamaan dengan anak selama pandemi adalah sarana untuk memaksimalkan tanggung jawab dan perannya.
Kedua, pahamilah bahwa keadaan ini terjadi di seluruh belahan dunia. Ini berarti, banyak orang tua yang merasakan tantangan dan kesulitan yang relatif sama. Maka dari itu, sesama orang tua dapat saling berbagi pengalaman, mengu-atkan, dan membentuk komunitas yang memberdayakan (support group).
Ketiga, perlunya kerja sama semua pihak, mulai dari guru, sekolah, ayah dan ibu, serta kerja sama dengan anak. Komunikasikan pada anak dengan baik untuk saling membantu dalam proses pembelajaran daring.
Keempat, belajarlah. Orang tua tetap harus menjadi pembelajar agar dapat menghadapi anaknya. Sumber ilmu pengasuhan (parenting) dan metode-metode dalam mendidik anak sesungguhnya cukup melimpah.
Panduan Pendampingan dengan Metode M-I-K-I-R
Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kualitas Pembelajaran, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Agama membuat panduan pendampingan anak belajar secara daring yang disingkat dengan metode M-I-K-I-R.
Membuat jadwal dan aturan bersama. Di sini, termasuk jadwal belajar hingga penggunaan gadget. Ingatkan anak agar selalu bertanggung jawab atas kesepakatan yang telah ia setujui itu.
Ide kegiatan. Bantu anak dengan ide kegiatan bila anak bingung menuliskan kegiatan apa yang akan dilakukan pada setiap harinya. Beri alternatif dan variasi kegiatan selain pembelajaran terjadwal agar tidak bosan dan dapat mengembangkan hobi lainnya.
Komunikasi positif. Bangun hubungan yang positif dan selalu bertanya dengan cara dan kalimat positif. Beri dukungan dan tunjukkan empati saat anak tampak lelah dan hargai setiap usaha anak dalam mengikuti pembelajaran.
Ingatkan waktu dan introspeksi. Ingatkan anak-anak tentang waktu yang mereka miliki untuk sebuah aktivitas. Orang tua juga harus introspeksi diri karena tidak mungkin dapat mengajari anak dalam segala hal. Ajak anak untuk mencari tahu melalui bertanya pada guru atau melakukan pencarian di media elektronik.
Relasi dan refleksi. Orang tua dapat melakukan refleksi tentang apa yang sudah dilakukan bersama secara santai dengan mengobrol atau sambil makan malam, menjelang tidur, atau cara lainnya. Intinya agar anak belajar melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah dan belum dilakukan.
Demikian beberapa panduan yang dapat dilakukan orang tua dalam menjalankan perannya sebagai pendamping utama di rumah selama aktivitas pembelajaran daring di masa pandemi ini. Semoga bermanfaat.