Pendidikan

Pendekatan Saintifik dengan Geblek Ajaib

Oleh : Feni Fatharani, S.Pd.I (Guru di TK ABA 2 Purworejo)

Pendidikan pada usia dini sangat fundamental dan dapat digunakan untuk menentukan proses pendidikan selanjutnya. Perkembangan yang diperlukan oleh anak usia dini dapat distimulasi salah satunya ketika anak memasuki pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sebagai wadah mengembangkan aspek perkembangan dan kecerdasan anak. Seperti yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, dijelaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut.

Upaya untuk mencapai tujuan tersebut, anak Taman Kanak-kanak diberi pendidikan secara berencana dan sistematis agar lebih bermakna dan berarti bagi mereka dengan tidak melupakan hakikat anak usia dini yaitu belajar dan bermain. Dengan demikian, Taman Kanak-kanak hendaknya menjadi tempat yang menyenangkan, memberi rasa aman, rasa nyaman, dan menarik bagi anak didik. Situasi pembelajaran di TK yang demikian dimaksudkan untuk mendorong keberanian anak dan dapat merangsang anak mengeksplorasi serta mencari pengalaman baru guna mendukung perkembangan dirinya secara optimal.

Salah satu pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi anak adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik diberikan kepada anak agar anak usia dini nantinya dapat menemukan sendiri, mengidentifikasi masalah, memecahkan masalah, dan mengkomunikasikannya. Pendekatan saintifik tersebut melalui proses yang dikenal dengan “5M” yaitu, mengamati, menanyakan, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan se-hingga akan menstimulasi kemampuan berpikir konseptual dan mengembangkan logika. Melalui proses tersebut diharapkan anak dapat memecahkan suatu masalah dengan rasa ingin tahu yang besar pada sesuatu yang telah diamatinya.

Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran pada anak usia dini, yang bukan berarti mengajarkan sains pada anak, melainkan mengajarkan cara saintis (ilmuwan) berpikir dan bertindak dalam keilmuan secara ilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran diharapkan mampu membiasakan anak sejak dini menggunakan cara kerja yang memenuhi kriteria ilmiah.

Kenyataan di Lapangan, Siswa Kurang  Aktif  Dalam Kegiatan

Pembelajaran, kurang mendapatkan stimulan yang menarik untuk membangkitkan motivasi belajar, serta kurang mendapat gambaran yang lebih jelas tentang materi yang disampaikan. Keadaan itu disebabkan guru lebih dominan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, guru kurang melibatkan keaktifan anak didik dalam pembelajaran, penggunaan media pembelajaran masih kurang optimal, kurangnya upaya guru untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih berkesan, serta keterbatasan dana, waktu, sarana dan prasarana di TK untuk mengupayakan metode pembelajaran yang lebih baik.

Oleh karena itu guru harus dapat menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan, meningkatkan keterampilan mengamati, melakukan analisis, dan berkomunikasi. Ini dapat dilakukan pada anak usia dini dengan memberikan kegiatan yang menarik untuk mengenalkan pendekatan saintifik. Salah satunya dengan menggunakan “Geblek Ajaib” agar anak mau secara langsung mengeksplorasi kegiatan yang dilaksanakan.

Berinovasi dengan Geblek Ajaib

Media yang digunakan dalam pem-belajaran yaitu “Geblek Ajaib”. Geblek adalah makanan khas Purworejo yang terbuat dari tepung singkong (pathi) yang dibentuk seperti cincin atau angka 8, digoreng, dan rasanya gurih. Ajaib menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ganjil, aneh, jarang ada, tidak seperti biasa, mengherankan, dan sesuatu yang aneh.

Geblek ajaib menurut penulis adalah makanan khas dari Purworejo yang terbuat dari tepung singkong yang ganjil, aneh, jarang ada, tidak seperti biasa, dan mengherankan. Dikatakan ajaib karena geblek tersebut aneh dan tidak seperti biasanya berbentuk angka 8 tetapi berbentuk angka, berbentuk huruf, dan dapat dibentuk lainnya sesuai kebutuhan. Geblek ajaib tersebut serta dapat digunakan untuk pengenalan semua aspek perkembangan baik aspek nilai agama dan moral, aspek fisik motorik, aspek kognitif, aspek bahasa, aspek sosial emosional, dan aspek seni.

Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain, kompor , panci, centong, sendok, cobek & ulekan, tebok, tepung singkong (pathi), kelapa parut, bawang putih, garam. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen yang pelaksanaannya bergantian dan saling melengkapi dengan metode demonstrasi. Metode eksperimen ini dipilih agar anak dapat terlibat langsung dalam proses pembe-lajaran, sehingga akan membuat anak tertarik, tidak bosan, lebih aktif, dan lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan.

Pada pembuatan geblek ajaib, anak didik diajak melakukan percobaan langsung. Sebelumnya, pendidik mencontohkan cara pembuatan geblek ajaib (demonstrasi). Selanjutnya pendidik meminta anak didik untuk mencoba membuat geblek ajaib. Kemudian anak diminta melaporkan dari hasil pengamatannya.

Proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan media Geblek Ajaib, yaitu a) Melihat video pembuatan geblek di laptop, b) Guru mendemonstrasikan cara pembuatan geblek, c) Anak terlibat langsung dalam pembuatan adonan geblek dengan bergiliran anak mencampur (nguleni) adonan geblek, d) Setelah adonan jadi, guru mendemonstrasikan cara membuat  bentuk geblek ajaib (dibuat bentuk huruf, bentuk geometri, bentuk angka,dll). Bentuk dapat disesuaikan de-ngan tema yang sedang dipelajari, e) Setelah selesai mendemonstrasikan kegiatan hari itu, guru membagi anak menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok berjumlah 5 anak dan diberi tugas untuk membuat bentuk bebas sesuai tema.

Hasil Inovasi

Penggunaan media geblek ajaib dapat meningkatkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran, menambah wawasan dan pengetahuan tentang pendekatan saintifik, serta sebagai evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran. Dengan media geblek ajaib dapat mengatasi keterbatasan dana, waktu, sarana dan prasarana, dan dapat diterapkan tidak hanya pada satu tema pembelajaran.

Selain itu pembuatan geblek ajaib memberikan pengalaman secara langsung kepada anak, agar terbiasa berfikir dan bertindak secara ilmiah, meningkatkan rasa ketertarikan anak dalam mengikuti pembelajaran dan dapat mengembangkan semua aspek bidang perkembangan (NAM, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni) juga merangsang kreatifitas anak dan guru.

Melalui pendekatan saintifik menggunakan Geblek Ajaib,  anak secara langsung aktif terlibat dalam proses pembelajaran, menarik bagi anak, tidak membosankan, dan anak lebih semangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan media Geblek Ajaib, mempermudah guru dalam penyampaian materi dan dapat digunakan sebagai evaluasi proses pembelajaran. Penggunaan Geblek Ajaib sebagai upaya pendekatan saintifik dapat dikembangkan lebih kreatif lagi sesuai kebutuhan dengan mencakup enam aspek perkembangan.

Tulisan ini i pernah dimuat pada Majalah Suara ‘Aisyiyah Edisi 10 Oktober 2019.

Sumber Ilustrasi : https://gramho.com/explore-hashtag/cemilanpraktis

Related posts
Berita

TK ABA Yatomb, Satu-satunya Lembaga Pendidikan Usia Dini di Kampung Yatomb Papua Selatan

Merauke, Suara ‘Aisyiyah – Berdiri di halaman Masjid Al-Amin, TK ABA Yatomb merupakan satu-satunya lembaga pendidikan usia dini yang berada di Kampung…
Pendidikan

Menumbuhkan Karakter Murid TK ABA di Abad Kedua Aisyiyah

Oleh: Masyitoh Chusnan Convention on the Rights of the Child menegaskan bahwa suatu bangsa akan menjadi bangsa yang besar jika mereka dapat…
Berita

Sambut Kurikulum Merdeka, IGABA Sumenep Gelar Workshop

Sumenep, Suara ‘Aisyiyah – Ikatan Guru ‘Aisyiyah Bustanul Atfal (IGABA) menggelar workshop Implementasi kurikulum merdeka yang dibuka oleh Ketua PDA Sumenep, Arofah,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *