Berita

Pendidikan Politik Perempuan Berkemajuan

Pekalongan, Suara ‘Aisyiyah – Dalam rangka menjelang Pesta Demokrasi, Pilpres dan Legislatif yang Insyaallah akan berlangsung tanggal 14 Februari 2024 Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kota Pekalongan mengadakan kegiatan “Pendidikan Politik Perempuan Berkemajuan” dengan Pemateri Hasan Bisyri dan Triana Sofiani. Kegiatan ini diadakan dengan menggandeng unsur majelis dan lembaga, yaitu sinergi antara Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK), Majelis Hukum & Ham (MHH), Majelis PAUD Dasar, dan Menengah, Majelis Ekonomi & Ketenagakerjaan (MEK), dan Majelis Penelitian dan pengembangan ‘Aisyiyah (LPPA), yang bertempat di Aula PAY Putra Muhammadiyah Noyontaan.

Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya pemahaman pentingnya peran wanita dalam kancah politik. Perempuan mempunyai peran yang cukup besar untuk menyukseskan Pemilu mendatang baik sebagai pemilih atau yang dipilih. Peran perempuan sangat menentukan untuk mengusung isu-isu perempuan. Dalam sambutannya Ketua PDA Kota Pekalongan Rita Rahmawati menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan pengayaan atau pengetahuan bagi semuanya, karena selama ini yang sering didengar adalah politik itu kotor, politik itu perlu dihindari, padahal semua juga sadar betul bahwa seluk-beluk kehidupan dari dapur, sumur, dan kasur, seluruhnya tidak terlepas dari kegiatan politik. Begitu pula dengan gas mahal yang berdampak pada dapur, listrik mahal juga berdampak pada kebutuhan rumah yang semua berdampak pula pada perempuan. Karena itu pendidikan politik bagi perempuan sangatlah penting kita pahami.

Ibu Rita Rahmawati juga menambahkan bahwa dalam memilih calon legislatif itu yang programnya berpihak kepada kaum perempuan dan kelompok rentan atau marjinal. Di samping itu juga lebih kita utamakan memilih calon-calon dari kader kita sendiri, baik itu Muhammadiyah ataupun ‘Aisyiyah, yang mampu menyalurkan aspirasi dan juga berkontribusi kepada persyarikatan.

Baca Juga: Cakap Bermedia Sosial di Masa Pemilu

Dalam pemaparan materi dengan tema ” Politik Dalam Perspektif Agama”  Hasan Bisyri menyampaikan bahwa sikap dalam politik adalah independen-aktif. Muhammadiyah tidak berafiliasi pada partai politik tertentu sesuai dengan amanat Khittah Surabaya 1978. Tetapi, kader Muhammadiyah harus proaktif dalam proses-proses politik di Indonesia. Muhammadiyah bukanlah organisasi partai politik, akan tetapi gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid (pembaruan tentang pokok ajaran Islam) yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah as-Sahihah. Tujuannya, untuk menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Islam adalah agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Munculnya Islam, sebenarnya adalah suatu kebaikan dan menjadi sebuah simbol kedamaian untuk seluruh alam. Karena Islam sangat mengutamakan kedamaian dan keadilan. Kepemimpinan dalam Islam (khilafah Islamiyah), tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai keadilan. Kepemimpinan, dalam kacamata Islam, dipandang sangat penting adanya. Karena, dengan adanya seorang pemimpin, maka akan ada diantara manusia yang mengatur, memanajemen, atau memerintah seorang manusia yang lain. Dengan adanya pemimpin dari sebagian manusia, maka manusia akan lebih teratur. Untuk itu ketaatan kepada seorang pemimpin itu sangat penting. Islam, sebagai agama samawi (yang datang dari tuhan), tidak melulu selalu mengatur tentang kehidupan akhirat saja. Pasalnya, Islam juga mengatur mengenai bagaimana memimpin di dunia, bagaimana menghormati pemimpin dan hal lain yang hubungannya lebih ke duniawi yang kemudian dapat dimengerti melalui fiqh muamalah. Serta hal lain yang termasuk di dalamnya juga telah diatur dalam Islam yaitu berkenaan tentang politik.
Sedangkan materi kedua dengan tema “Pemilu Inklusif dan Berkeadaban” oleh Dr. Triana Sofiani, S.H, M.H, menyampaikan Pemilu Inklusif artinya pemilihan umum dirancang untuk memastikan bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan yang setara untuk berpartisipasi dalam pemilihan politik. Ini mencakup pengakuan dan perlindungan hak-hak politik semua warga negara, tanpa memandang jenis kelamin, usia, disabilitas, etnis, agama, atau latar belakang sosial ekonomi mereka, sepanjang memenuhi persyaratan.
Lebih lanjut disampaikan bahwa kita sebagai warga Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah berperan aktif dalam politik yang inklusif dan berkeadaban. Aisyiyah itu mengembangkan sikap kebangsaan yang berpijak pada kejujuran, keadilan, kebenaran, tanggung jawab, kedamaian, dan berakhlak mulia untuk membawa Indonesia yang berkemajuan. Jadi kita warga ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah harus mewujudkan penyelenggaraan pemilu dan juga pilpres yang akan datang.
Melalui kegiatan ini kita berharap seluruh warga ‘Aisyiyah untuk menjadi pemilih yang bermartabat sehingga terwujud pemilu yang inklusif dan berkeadaban. (Riskiyah)

Related posts
Politik dan Hukum

Pentingnya Pendidikan Politik, Pendidikan Kewargaaan

Indonesia sudah beberapa kali menyelenggarakan Pemilu pasca tumbangnya Orde Baru; baik pemilihan untuk memilih Presiden wakil Presiden, memilih anggota legislatif di tingkat…
Berita

Bentuk Penyetaraan Perempuan, PDNA Kabupaten Magelang Udarakan Pendidikan Politik Perempuan Pertama

Magelang, Suara ‘Aisyiyah – PDNA Kabupaten Magelang mengadakan peluncuran Pendidikan Politik Perempuan pertama yang merupakan salah satu bentuk penyetaraan bagi perempuan dimana…
Berita

Kuatkan Kesehatan Masyarakat, PDA Kabupaten Pekalongan Adakan Kegiatan Gerak Bersama Sehat Bersama

Pekalongan, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Pekalongan sukses mengadakan kegiatan “Gerak Bersama Sehat Bersama” pada Ahad (17/11) di halaman…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *