Finansial

Pengaruh Gender dalam Pengambilan Keputusan Income Smoothing

Oleh: Wahyu Dewi Hapsari

Dalam dunia akuntansi dan keuangan, praktik income smoothing telah lama menjadi topik perdebatan. Income smoothing merujuk pada upaya manajemen untuk meratakan laba yang dilaporkan agar terlihat lebih stabil dari waktu ke waktu, baik melalui metode akuntansi yang sah maupun manipulasi yang agresif.

Salah satu faktor yang mulai banyak diteliti dalam konteks ini adalah peran gender dalam pengambilan keputusan terkait perataan laba. Saya berpendapat bahwa gender memang memengaruhi kecenderungan manajer atau dewan direksi dalam melakukan income smoothing, dengan bukti-bukti empiris yang menunjukkan bahwa wanita cenderung lebih hati-hati dan etis dalam pengambilan keputusan keuangan dibandingkan pria.

Perbedaan Perilaku antara Manajer Pria dan Wanita

Penelitian dalam bidang ekonomi perilaku (behavioral economics) dan psikologi sosial telah lama mengungkap bahwa pria dan wanita memiliki perbedaan signifikan dalam cara mereka mengambil risiko dan membuat keputusan. Croson & Gneezy (2009) dalam studi mereka menemukan bahwa wanita cenderung lebih risk-averse (menghindari risiko) dibandingkan pria.

Dalam konteks akuntansi, hal ini dapat diterjemahkan menjadi keengganan wanita untuk terlibat dalam praktik income smoothing yang terlalu agresif, karena mereka lebih memilih pendekatan yang konservatif dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

Selain itu, wanita juga dinilai lebih patuh terhadap aturan dan etika bisnis. Adams & Ferreira (2009) menunjukkan bahwa direktur wanita cenderung lebih aktif dalam mengawasi kepatuhan perusahaan terhadap regulasi, termasuk dalam pelaporan keuangan. Sikap ini mengurangi kemungkinan mereka melakukan manipulasi laba, termasuk income smoothing yang berlebihan.

Sementara itu, pria—karena sifatnya yang lebih berani mengambil risiko—mungkin lebih cenderung menggunakan kebijakan akuntansi yang fleksibel untuk mencapai target laba, meskipun berpotensi melanggar prinsip transparansi.

Dampak Gender Diversity pada Kualitas Laporan Keuangan

Beberapa penelitian empiris telah membuktikan bahwa kebera eragaman gender dalam jajaran direksi dan manajemen berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan. Barua et al. (2010) menemukan bahwa perusahaan dengan Chief Financial Officer (CFO) wanita memiliki tingkat earnings management yang lebih rendah, termasuk dalam praktik income smoothing.

Baca Juga: LKSA Muhammadiyah Rungkut Terima Hibah dari Kemas Abdul Aziz 1,3 M

Temuan ini konsisten dengan penelitian Srinidhi et al. (2011), yang mengungkapkan bahwa dewan direksi dengan proporsi wanita yang lebih tinggi cenderung menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat dan kurang manipulatif.

Studi lain yang dilakukan di Indonesia oleh Pranastuti & Setiawan (2020) juga mendukung temuan ini. Mereka menganalisis perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menemukan bahwa perusahaan dengan lebih banyak direktur wanita memiliki kecenderungan lebih rendah untuk melakukan income smoothing. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh gender tidak hanya berlaku di pasar modal internasional, tetapi juga dalam konteks ekonomi berkembang seperti Indonesia.

Mekanisme di Balik Pengaruh Gender pada Income Smoothing

Mengapa gender berpengaruh terhadap keputusan income smoothing? Salah satu penjelasannya adalah perbedaan dalam gaya kepemimpinan. Wanita cenderung lebih kolaboratif, teliti, dan berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang (Huang & Kisgen, 2013). Mereka lebih memilih pendekatan yang stabil dan berhati-hati dalam melaporkan laba, dibandingkan dengan pria yang mungkin lebih agresif dalam memanfaatkan celah akuntansi untuk mencapai target jangka pendek.

Selain itu, wanita juga lebih sensitif terhadap reputasi dan konsekuensi hukum. Karena income smoothing yang berlebihan dapat dianggap sebagai bentuk manipulasi laba (earnings manipulation), wanita—yang secara umum lebih patuh pada regulasi—akan cenderung menghindari praktik tersebut untuk mencegah risiko sanksi hukum atau kerusakan reputasi perusahaan.

Implikasi bagi Tata Kelola Perusahaan dan Regulasi

Temuan-temuan ini memiliki implikasi penting bagi kebijakan perusahaan dan regulator. Pertama, perusahaan sebaiknya mempertimbangkan untuk meningkatkan gender diversity dalam jajaran direksi dan manajemen. Dengan memiliki lebih banyak wanita dalam posisi pengambil keputusan, perusahaan dapat mengurangi risiko manipulasi laporan keuangan dan meningkatkan transparansi.

Kedua, regulator dan otoritas pasar modal—seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia—dapat memasukkan aspek gender diversity sebagai bagian dari pedoman tata kelola perusahaan (corporate governance). Misalnya, dengan mewajibkan perusahaan untuk memiliki minimal 30% wanita dalam dewan direksi, seperti yang sudah diterapkan di beberapa negara Eropa.

Baca Juga: MHH dan LPPA PDA Banyumas Adakan Seminar Pencegahan KBG

Ketiga, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami interaksi antara gender dengan faktor-faktor lain seperti budaya perusahaan, ukuran perusahaan, dan tekanan pasar. Apakah pengaruh gender tetap signifikan dalam industri yang didominasi pria, seperti pertambangan atau teknologi? Atau apakah perbedaan budaya di berbagai negara memengaruhi temuan ini? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini perlu dieksplorasi lebih dalam.

Kritik dan Batasan

Meskipun bukti-bukti empiris mendukung pengaruh gender terhadap income smoothing, penting untuk diingat bahwa gender bukanlah satu-satunya faktor penentu. Variabel lain seperti insentif manajemen, tekanan dari investor, dan kondisi ekonomi makro juga berperan besar. Selain itu, tidak semua wanita memiliki sifat risk-averse, dan tidak semua pria cenderung mengambil risiko.  Generalisasi harus dilakukan dengan hati-hati.

Kesimpulan

Berdasarkan bukti-bukti penelitian yang ada, dapat disimpulkan bahwa gender memang memengaruhi pengambilan keputusan terkait income smoothing. Wanita, karena sifatnya yang lebih hati-hati dan patuh pada aturan, cenderung mengurangi praktik perataan laba yang manipulatif. Oleh karena itu, meningkatkan representasi wanita dalam kepemimpinan perusahaan tidak hanya mendukung kesetaraan gender, tetapi juga berkontribusi pada kualitas laporan keuangan yang lebih baik. Bagi akademisi, temuan ini membuka peluang penelitian lebih lanjut tentang interaksi gender dengan dinamika akuntansi. Bagi praktisi, ini menjadi pertimbangan dalam membentuk tim manajemen dan dewan direksi yang lebih berimbang.

*Penulis adalah Dosen Akuntansi UAD

3 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *