Berita

Penguatan Ekonomi di Bantul Melalui Pembukaan Toko Mubarok

Bantul, Suara ‘Aisyiyah – Jika kita berjalan-jalan di jalan protokol Jenderal Sudirman Bantul, kita akan menemukan sebuah toko baru di sisi barat jalan. Toko tersebut merupakan minimarket yang dimiliki oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA), dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) ‘Aisyiyah Kabupaten Bantul.

Toko yang diberi nama “Mubarok” baru saja diresmikan oleh Ketua PWM DIY, Danu Pranata, pada Kamis (18/11), bertepatan dengan Milad ke-109 Muhammadiyah. Toko Mubarok ini didirikan dengan latar belakang Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar pada 2015, pilar ketiga dalam bidang ekonomi. Semenjak itulah, PDM Bantul melalui MEK bersama PDA dan KBIH membuat rencana penguatan ekonomi di Kabupaten Bantul.

Baca Juga: Dyah Suminar: Pengusaha Tidak Boleh “Alergi” pada Perubahan Zaman

Salah satu penguatan ekonomi tersebut diwujudkan dalam bentuk minimarket, yaitu “Toko Mubarok”. Nama Mubarok merupakan akronim dari Muhammadiyah Bantul Barokah. Toko Mubarok terletak di Jalan Jenderal Sudirman No.158, Nyangkringan, Bantul, tepatnya di Gedung Balai Muslimin, Bantul.

Empat pelayanan terbaik yang diberikan oleh Toko Mubarok di antaranya member, poin/reward, gift, dan layanan antar. Masyarakat bisa mendaftar menjadi member saat pembelian pertama dengan memberikan keterangan nama, alamat, dan nomor telepon. Keuntungan member bisa mendapatkan: (a) poin/reward, berupa diskon belanja atau potongan harga; (b) gift, berupa undian berhadiah; (c) layanan pesan antar, toko ini siap mengantar barang pesanan dengan minimal belanja Rp50.000,00 dengan jarak kurang lebih 2 km dari toko.

Selain sebagai penyedia produk halal, thayib, dan barokah, Toko Mubarok juga berfungsi menyatukan amal usaha ekonomi di tingkat ortom Muhammadiyah, yaitu MEK PDM, PDA, dan KBIH Aisyiyah Bantul. An-Nursina Karti sebagai salah satu penanggung jawab menyampaikan bahwa minimarket ini diharapkan mampu menginspirasi semangat baru umat Islam dalam memperkuat posisi amal usaha Muhammadiyah dalam sektor ekonomi secara luas. (Mai La)

Related posts
Sejarah

Aisyiyah sebagai Panggung Good Governance

Oleh: Mu’arif* Ketika Kiai Ahmad Dahlan dan kawan-kawan mendirikan Muhammadiyah (18 November 1912), yang pertama kali dilakukan bukanlah menawarkan paham keagamaan baru,…
Lensa Organisasi

Lirik Mars Aisyiyah

Wahai warga ‘Aisyiyah sejati Sadarlah akan kewajiban suci Membina harkat kaum wanita Menjadi tiang utama negara Di telapak kakimu terbentang surga Di…
Liputan

Ulama Aisyiyah Memajukan Umat dan Bangsa

Jika dirujuk ke akar katanya, kata “ulama” sebenarnya mempunyai makna yang luas. Kata ‘ulamā’ merupakan jamak dari ‘alīm yang bermakna orang yang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *