Wonosobo, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) bersama Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Tieng dengan dukungan PP Lembaga Amil, Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) dan Bank Mega Syariah resmi menutup program Tingkatkan Gizi Seimbang (TIMBANG) yang telah berjalan selama satu tahun, dari September 2023 hingga September 2024.
Acara penutupan dan Launching Rencana Aksi Desa (RAD) untuk penurunan prevalensi stunting ini digelar di GOR Balai Desa Tieng pada Senin (16/9).
Annisa Nur Fitriana, Koordinator Program TIMBANG dalam laporannya menyampaikan berbagai capaian penting selama pelaksanaan program.
“Selama setahun, kami telah menggelar berbagai kegiatan seperti FGD assessment dan riset baseline tentang stunting, seminar 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK), pembentukan fasilitator Family Learning Center (FLC), Pos Kesehatan Milik Nasyiatul Aisyiyah (Pashmina), pembagian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), hingga evaluasi fasilitator FLC,” ungkap Annisa.
Dia juga menyebut bahwa salah satu pencapaian signifikan adalah penyusunan dan peluncuran RAD yang akan menjadi pedoman berkelanjutan untuk percepatan penurunan stunting di Desa Tieng.
Ariati Dina Puspitasari, Ketua Umum PPNA dalam sambutannya mengapresiasi seluruh pihak yang telah terlibat. “Syukur Alhamdulillah, program ini terlaksana dengan dedikasi dan kerja sama dari berbagai elemen, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, pemerintah desa, dan seluruh masyarakat,” kata Ariati.
Ia menegaskan bahwa penutupan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar untuk memastikan keberlanjutan program stunting di desa.
Ariati juga menyampaikan kebanggaannya atas capaian signifikan seperti keterlibatan masyarakat 100% dalam posyandu, dan berharap keberhasilan ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk berkolaborasi. “Berikan aku 10 fasilitator FLC, dan kita akan entaskan stunting,” ujarnya dengan penuh semangat.
Baca Juga: Kecakapan Usia dalam Perkawinan
Farhan, Kepala Desa Tieng juga menyampaikan apresiasinya atas peran PPNA dalam mendukung program ini. “Penurunan stunting memerlukan perubahan perilaku yang berkelanjutan, dan ini membutuhkan waktu serta proses panjang. Regulasi desa akan kami maksimalkan untuk mendorong perubahan ini,” kata Farhan.
Ia berharap meskipun program TIMBANG selesai, masyarakat tetap dapat melanjutkan upaya penurunan stunting dengan dukungan berbagai elemen desa.
Acara penutupan ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Wonosobo, Bambang Wen, yang sekaligus memberikan pengarahan dan menutup acara.
Bambang menegaskan bahwa menyiapkan generasi emas Indonesia pada 2045 memerlukan perhatian yang serius terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak-anak saat ini. “Indonesia emas tidak akan terwujud tanpa kontribusi kita semua, dan ini adalah tanggung jawab bersama,” ucapnya.
Acara ini juga turut dihadiri oleh Camat Kejajar yang diwakili oleh Sekretaris Kecamatan Sri Isman Hartowo, perwakilan PP Lazismu Ninik Annisa, dan Direktur Risk and Compliance Bank Mega Syariah, Marjana yang hadir melalui Zoom Meeting.
Selain penutupan, acara ini juga mengukuhkan 35 fasilitator FLC yang telah dibentuk sebelumnya dan meluncurkan Rencana Aksi Desa (RAD) yang disusun bersama. Fasilitator FLC ini akan menjadi penggerak utama dalam memastikan program penurunan stunting terus berjalan di Desa Tieng. (sa)