Kesehatan

Penyakit Mag dan Asam Lambung: Serupa Tetapi Tak Sama

Asam Lambung

Oleh: Sri Handayani

Pernahkah pembaca mengeluh atau mengalami rasa seperti ada makanan mengganjal di kerongkongan yang disertai dengan rasa panas terbakar di dada? Jika pernah, mungkin itu adalah penyakit yang secara populer disebut sebagai asam lambung atau istilah medisnya Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Di kalangan awam, GERD seringkali dianggap sama dengan mag karena kemiripan gejalanya, yakni sama-sama melibatkan organ lambung. Namun, jika dilihat dari faktor penyebabnya, mag dan GERD adalah dua penyakit yang berbeda. GERD tidak bisa dianggap remeh karena bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya.

Lalu, apa GERD itu sebenarnya? Apa bedanya dengan penyakit mag? Apa gejala dan penyebabnya? Bagaimana mengukur tingkat keparahannya? Yang sangat penting, bagaimana cara mengatasinya?

***

Penyakit mag dan GERD dikenal sebagai penyakit lambung yang sangat mengganggu aktivitas. Rasa nyeri di perut yang membuat mual dan jantung berdegup kencang ini perlu ditangani oleh dokter untuk meredakannya. Namun, perlu diketahui bahwa ada perbedaan penting antara mag dan GERD.

Perbedaan Antara Mag dan GERD

Mag yang istilah medisnya gastritis adalah peradangan pada dinding lambung yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori. Adapun GERD adalah salah satu kondisi penderita mag di mana asam lambung naik hingga ke kerongkongan, setidaknya terjadi dalam 1-2 kali seminggu. Di Indonesia, prevalensi (jumlah kasus suatu penyakit dalam suatu populasi selama waktu tertentu) GERD sudah mencapai 27,4% kasus.

Perbedaan antara mag dan GERD selanjutnya adalah faktor penyebabnya. Masyarakat umum mengenal mag disebabkan oleh keterlambatan makan. Namun, mag bisa juga disebabkan karena stres, konsumsi alkohol, merokok, konsumsi minuman tinggi kafein (teh, kopi), penyakit autoimun, obat-obatan tertentu (misalnya aspirin dan ibuprofen), dan infeksi bakteri. Hal tersebut membuat dinding lambung mengalami peradangan.

Adapun GERD disebabkan oleh otot kerongkongan bawah yang mengerut sehingga asam lambung mudah naik. Pengerutan itu bisa terjadi karena makan terlalu banyak, mengambil posisi tidur setelah makan, obat-obatan berefek samping jantung berdebar, dan adanya tekanan perut pada penderita hernia hiatal.

Selanjutnya, meskipun gejala mag dan GERD sama-sama nyeri perut, terdapat beberapa perbedaan signifikan. Pada mag, tanda-tanda yang sering dirasakan oleh penderitanya adalah kembung, mual hingga muntah, hilang selera makan, feses (BAB) berwarna gelap, nyeri pada ulu hati, sampai muntah darah jika sudah parah. Adapun pada GERD, penderitanya sering merasakan jantung berdebar, rasa panas pada kerongkongan, muntah, nyeri dada, batuk, sakit tenggorokan, hingga sulit menelan.

Baca Juga: Mengenal Vertigo dan Pencegahannya

Namun, mag dan GERD bisa berkaitan. Mag yang tidak dicegah dan diobati dengan benar bisa menimbulkan GERD, anemia, hingga kanker perut. Sementara itu, GERD dapat menimbulkan komplikasi seperti sesak napas hingga kanker esofagus. Penderita GERD dan mag juga sama-sama dapat mengalami heartburn atau rasa terbakar di dada, mual, rasa pahit di mulut, karies pada gigi, regurgitasi (makanan kembali ke mulut dari kerongkongan), nyeri saat menelan atau kesulitan menelan, batuk kronis, sakit tenggorokan, suara serak, dan bau mulut.

Jika gangguan lambung itu tidak segera diatasi, gejala lanjutan dari GERD dan mag dapat menimbulkan komplikasi asam lambung atau masalah kesehatan serius lainnya seperti nyeri dada, kehilangan selera makan, muntah terus-menerus, gangguan menelan (disfagia), pucat, 5L (lesu, lelah, letih, lemah, lunglai), muntah yang mengandung darah (hematemesis), feses berwarna hitam (melena), dan penurunan berat badan.

Mengatasinya Mag dan GERD

Mengatasi mag dan GERD tidak hanya melalui obat-obatan. Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat juga penting dilakukan untuk mendukung pemulihan penyakit-penyakit terkait asam lambung ini. Berikut beberapa bagian dari gaya hidup sehat yang dapat diterapkan untuk menghindari dan mengatasi penyakit asam lambung: menurunkan berat badan, berhenti merokok, menghindari makan dalam porsi besar dan berat pada malam hari, menghindari makanan pemicu, seperti cokelat, kafein, dan alkohol. Berikan jeda antara makan dengan tidur minimal tiga jam sebelum tidur. Tidak boleh langsung berbaring setelah makan. Tinggikan posisi kepala saat berbaring.

Saat gejala mag dan GERD muncul, dapat digunakan obat-obatan, antara lain agents. Lalu, ada obat-obatan prokinetik, yakni jenis obat yang meningkatkan motilitas gastrointestinal dengan antasida. Antasida ini berfungsi untuk membantu menetralkan asam lambung. Biasanya obat ini digunakan untuk mengatasi refluks asam dan asam lambung ringan.

Berikutnya adalah penghambat reseptor H2. Penghambat reseptor H2 berfungsi mengurangi produksi asam lambung. Adapula Proton Pump Inhibitor (PPI), yaitu obat penghambat produksi asam lambung yang lebih kuat dan bisa membantu menyembuhkan jaringan kerongkongan yang rusak.

Obat-obat prokinetik tersebut meningkatkan dan memperkuat frekuensi kontraksi di usus halus tanpa mengganggu ritmenya. Namun, perlu diingat bahwa semua obat memiliki efek samping. Untuk itu, Anda disarankan berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan mana pilihan obat yang terbaik.

Apakah perlu tindakan operasi untuk asam lambung maupun GERD? Pada kebanyakan kasus, penggunaan obat-obatan dan perubahan gaya hidup sudah cukup untuk meredakan gejala GERD. Namun, apabila hal tersebut tidak berhasil, maka operasi dapat menjadi solusi untuk menuntaskan penyakit asam lambung atau GERD.

Ada dua jenis operasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi GERD, yakni operasi antirefluks atau fundoplikasi dan implantasi. Operasi antirefluks ini bertujuan untuk memperbaiki refluks asam lambung dengan menciptakan mekanisme katup baru pada bagian bawah kerongkongan.

Operasi jenis lain adalah implantasi linx. Implantasi linx adalah penanaman cincin magnet kecil yang cukup kuat untuk menjaga sambungan antara lambung dan kerongkongan tetap tertutup sehingga bisa menghindari terjadinya refluks asam, tetapi cukup fleksibel sehingga memungkinkan makanan melewatinya.

Yang terakhir, perlu kita catat bahwa mencegah adalah lebih mudah dan murah. Berikut ini perilaku hidup sehat yang dapat mencegah sakit mag atau GERD. Pertama, lakukan diet tinggi serat agar produksi asam lambung menjadi lebih rendah. Kandungan serat juga dapat meningkatkan jumlah bakteri sehat yang berada di usus. Lalu, jagalah porsi makan agar lebih sedikit dan lebih sering.

Konsumsi makanan berprotein rendah lemak agar pencernaan lancar dan kadar asam lambung normal. Jangan tergesa-gesa saat makan. Makanlah dengan perlahan, durasinya yakni sekitar 20-30 menit tiap makan. Jagalah posisi agar tetap berdiri atau duduk setelah makan.

*Konsultan keperawatan palliative

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *