Kalam

Peran Ibu dalam Menyiapkan Generasi Muda

Cinta Anak

Oleh: Sukisno Sunaryo

Artinya: “dan hendaklah takut kepada Allah apabila mereka meninggalkan anak-anak keturunan yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) anak-anak tersebut” (QS. an-Nisa’ [3]: 9).

Ayat ini merupakan perintah agar umat Islam menyiapkan generasi penerus yang mampu bertanggung jawab dan mengemban amanah, serta mampu menjawab tantangan zaman dengan sebaik-baiknya.

Peran Perempuan

Dikisahkan, seorang perempuan datang menghadap baginda Rasulullah saw. dan berkata, “wahai Rasulullah, saya mewakili kaum perempuan ingin bertanya kepadamu, mengapa berperang itu hanya Allah wajibkan atas kaum laki-laki? Jika mereka terkena luka, mereka mendapat pahala, dan kalau terbunuh, maka mereka adalah tetap hidup di sisi Allah, lagi dicukupkan rizkinya”.

Setelah berhenti, perempaun itu lalu melanjutkan, “sedangkan kami kaum perempuan, selalu hanya melakukan kewajiban terhadap mereka (suami). Apakah kami boleh ikut (perang) agar memperoleh pahala berperang?”

Mendengar pengaduan perempuan itu, Rasulullah saw. pun bersabda, “sampaikanlah kepada perempuan-perempuan yang kamu jumpai bahwa taat kepada suami dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, maka pahalanya seimbang dengan pahala perang membela agama Allah. Tetapi amat sedikit dari kamu yang menjalankannya”.

Kisah di atas menggambarkan bahwa adanya perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan merupakan sunnatullah. Perbedaan tersebut dalam pandangan Islam bukanlah untuk melecehkan atau merendahkan salah satu di antara keduanya, melainkan untuk saling membantu, mengisi, dan memuliakan.

Islam mengajarkan bahwa antara laki-laki dan perempuan adalah setara dan yang membedakan antara keduanya hanyalah ketakwaannya. Bahkan Allah akan memberikan pahala yang sama jika mereka beriman dan mengerjakan amal saleh.

Allah swt. berjanji dalam firman-Nya,

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesunggnya akan Kami berikan kepada mereka pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS. an-Nahl [16]: 97).

Pendidikan Anak

Anak sebagai calon generasi muda perlu mendapatkan pendidikan yang sebaik-baiknya. Pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama, baik di keluarga, di sekolah, maupun di masyarakat. Banyak orang beranggapan bahwa tanggung jawab pendidikan yang utama adalah sekolah, sehingga banyak orang tua dan keluarga merasa kalau anaknya sudah disekolahkan, terbebaslah orang tua dari tanggung jawab pendidikan tersebut.

Padahal, waktu anak berada di rumah jauh lebih banyak dari waktu berada di sekolah, sehingga peran pendidikan anak sebagai calon generasi muda calon pemimpin bangsa dalam keluarga sangatlah penting sebagai fondasi yang mendasari pendidikan di sekolah bahkan di masyarakat, terutama pendidikan tata nilai, budaya, karakter, dan akhlak.

Keteladanan Orang Tua

Keteladanan orang tua –terutama ibu, sebagai sosok yang paling dekat dan paling banyak bertemu—dalam memberikan arahan akan membekas pada diri pribadi anak; bagaimana ibu bertutur sapa dengan anggota keluarga yang lain; bagaimana hidup yang santun; bagaimana memanfaatkan waktu; dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip agama. Itu semua merupakan pedoman hidup yang tidak dapat terucapkan namun terasa nyata dalam kehidupan sehari-hari anak. Ini akan merupakan pelajaran hidup yang sangat dominan dalam kehidupan anak di masa yang akan datang.

Tanpa keteladanan yang baik dan penuh cinta dari orang tua, khususnya ibu, pendidikan terhadap anak tidak akan berhasil dan nasihat-nasihat tidak akan membekas. Orang tua tidak dapat mengharapkan anak-anaknya berbuat keutamaan, kemuliaan, dan akhlak terpuji kalau orang tua tidak berbuat demikian (memberi contoh dan keteladanan).

Allah swt. berfirman,

Artinya: “wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi Allah jika kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan” (QS. as-Shaf [61]: 2-3).

Oleh karena itu, keteladanan orang tua, khususnya ibu, sangat dibutuhkan dalam membina anak-anak agar mereka menjadi anak yang bertakwa, baik budi, bersemangat, berperilaku terpuji, dan mulia, serta mendapat ridha Allah swt.

Dalam menghadapi masa depan yang penuh kompetisi, agar anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang tangguh, kokoh, kuat, dan memiliki etos kerja yang tinggi, maka mereka perlu dibiasakan hidup mandiri, disiplin, dan bertanggung jawab.

Peran ibu dalam menyiapkan generasi muda sangatlah mutlak diperlukan, karena perempuan adalah sosok manusia yang mengandung, melahirkan, dan mendidik anak sehingga tumbuh dan berkembang menjadi generasi muda calon pemimpin bangsa. Semoga anak-anak kita menjadi anak yang saleh/salehah, berbakti kepada orang tua, serta berguna untuk agama dan bangsa.

Related posts
Perempuan

Perempuan Sebagai Rahim Peradaban

Oleh: Ernawati  Istilah “perempuan adalah rahim peradaban” merujuk pada peran vital yang dimiliki oleh perempuan dalam melahirkan, memelihara, dan mengembangkan peradaban manusia….
Perempuan

Peran Perempuan dalam Islam: Antara Tradisi dan Modernitas

Oleh: Najihus Salam Perempuan dalam Islam selalu menjadi topik yang menarik untuk didiskusikan, baik dalam ranah akademik maupun sosial. Islam menempatkan perempuan…
Perempuan

Perempuan Menyemai Toleransi

Oleh: Dede Dwi Kurniasih Pasca-Muktamar 2016, Nasyiatul Aisyiyah mencanangkan branding Keluarga Muda Tangguh Nasyiatul Aisyiyah (KMTNA) yang terdiri atas sepuluh pilar. Jenama…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *