“Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu pula Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikrmbalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepoada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah (9): 105)
Ayat tersebut memacu semangat manusia untuk bekerja menghasilkan karya nyata dalam dua dimensi yaitu ilaa-Allah dan ma’a an-nas. Dalam konteks dakwah terdapat istilah dakwah bil lisan, dan dakwah bil hal yang diwujudkan dengan berbagai kegiatan pemberdayaan, serta yang berujud fisik berupa Amal Usaha. Pemberdayaan pada dasarnya lebih luas dari memenuhi kebutuhan dasar semata, dan keberadaan Amal Usaha bukan hanya sebagai sarana pelayanan, tetapi juga sebagai alat dakwah.
Amal Usaha sebagai Alat Dakwah yang Monumental
Perlu disadari bersama bahwa dakwah hanya akan berhasil jika dapat menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat yang menjadi sasaran dakwah. Untuk itu, subyek dakwah harus merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat sasaran. ‘Aisyiyah memiliki sumber daya yang cukup besar dalam berbagai bidang kehidupan yang misi itu diwujudkan dalam bentuk Amal Usaha juga. Amal Usaha ‘Aisyiyah selain melaksanakan kegiatan sesuai bidangnya juga berfungsi sebagai sarana dakwah. Maka harus berbasis pada pemberdayaan, pembebasan, dan pemajuan yang mencerahkan kehidupan
Langkah dakwah yang dilakukan bertujuan pada terciptanya tatanan sosial dalam masyarakat yang lebih baik secara material dan spiritual. Oleh karena itu, pemberdayaan yang dilakukan melalui proses perubahan sosial dari yang serba kurang menuju masyarakat sejahtera, mandiri, dan berkeadilan. Melihat berbagai kegiatan ‘Aisyiyah telah terbukti bermanfaat bukan hanya untuk orang Islam saja, tetapi untuk masyarakat secara luas sehingga mendapatkan dukungan pemerintah dan simpatisan. Dukungan itu dibuktikan dengan sikap dan tindakan positif merespon kehadiran Amal Usaha.
Pelibatan Masyarakat dalam Memperkuat Amal Usaha
Keberadaan Amal Usaha ‘Aisyiyah di mana pun harus tetap kokoh dan selalu ada di hati mayararakat. Untuk itu, harus dilakukan berbagai pendekatan antara lain dengan pendekatan partisipatif yaitu lebih lekat melibatkan masyarakat untuk memakmurkan Amal Usaha. Beberapa upaya perlu dilakukan agar masyarakat merasa ikut memiliki sehingga dapat memberikan dukungan antara lain pemberian fasilitas dan penyediaan prasarana yang terbuka untuk masyarakat. Selain itu, terbuka menerima masukan dan kritikan yang diberikan oleh masyarakat setempat, dan menyediakan waktu untuk menjalin hubungan dialogis dengan masyarakat.
Infaq Amal Usaha sebagai Perekat dengan Masyarakat
Walaupun Amal Usaha bukanlah usaha profit, tetapi apabila dikelola dengan manajemen profesional pasti memiliki keuntungan material. Sebagian keuntungan itu terdapat alokasi dana untuk sosial yang dalam istilah perusahan disebut CSR (Corporate Social Responsibility) yang merupakan kontribuasi Amal Usaha untuk keberlangsungan kehidupan masyarakat di sekitarnya baik secara sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Di tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan di masyarakat diharapkan Amal Usaha dapat hadir dalam penanganan krisis tersebut. Dalam al-Qur’an QS. Adzariyat (51): 19 disebutkan:
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian/tidak meminta-minta.”
Hal tersebut bisa dilakukan antara lain: pertama, memelihara hubungan yang baik dengn lingkungan sekitarnya; kedua, membantu peningkatan pemeliharaan fasilitas umum; ketiga, pemberian beasiswa kepada anak tidak mampu; keempat, pembangunan lingkungan yang bersifat sosial dan ekonomi; kelima, menyediakan sebagian fasilitas untuk kepentingan masyarakat sebagai ajang kegiatannya; dan masih banyak hal lain yang bisa dilakukan Amal Usaha sebagai perekat dengan masyarakat. Akan tetapi, jangan sampai menimbulkan ketergantungan yang akan mematikan semangat meraih peluang-peluang yang memungkinkan dapat mengangkat kehidupannya. (Msn)
Tulisan ini pernah dipublikasinkan pada Majalah Suara ‘Aisyiyah Edisi Februari 2017, Rubrik Qaryah Thayyibah
Sumber ilustrasi : http://kaltim.aisyiyah.or.id/id/galeri/foto/baitul-arqam-amal-usaha-aisyiyah-pwa-kaltim/1828.html