Keluarga Sakinah

Peran Sosial Religius Masyarakat Kelas Menengah

Masyarakat Kelas Menengah (foto: shutterstock)

Masyarakat Kelas Menengah (foto: shutterstock)

Oleh: Susilaningsih Kuntowijoyo

Masyarakat kelas menengah adalah masyarakat yang para anggotanya terdiri dari keluarga-keluarga yang secara ekonomi memiliki kemampauan memadai dan mapan untuk mencukupi kebutuhan hidup anggota keluarganya dengan penghasilan tetap. Mereka telah memiliki tempat tinggal dengan kamar-kamar terpisah bagi anggota keluarganya, kendaraan bermotor atau bahkan mobil bagi diri dan anak-anaknya, yang semuanya bersekolah sampai tingkat perguruan tinggi.

Di samping itu, keluarga kelas menengah juga sudah membiasakan berwisata secara periodik ke obyek-obyek wisata di dalam negeri atau bahkan ke luar negeri, misalnya pada waktu-waktu libur panjang. Bagi masyarakat muslim untuk memenuhi kebutuhan berwisata banyak dari mereka yang melaksanakan wisata religius, yaitu mengikuti paket-paket ibadah umrah yang sekaligus berkunjung ke negara-negara sekitar Saudi Arabia, seperti Mesir dan Turki,  baik bagi dirinya sendiri maupun bersama keluarganya.

Baca Juga: Menghimpun Kekuatan Aghniya untuk Misi Al-Maun

Keluarga kelas menengah ini terdiri dari kelompok pegawai baik swasta maupun negeri yang sudah mempunyai posisi sebagai pimpinan atau pejabat, dosen, profesional, dan pedagang (buzinessman/women). Di Indonesia jumlah masyarakat kelas menengah ini setiap dekade meningkat secara signifikan. Khusus dalam lingkungan masyarakat muslim indikatornya dapat diamati pada peningkatan jumlah peserta jamaah umrah yang semakin meningkat setiap tahunnya.

Pengembangan Peran Sosial Religius Masyarakat Kelas Menengah

Salah satu karakter yang mungkin terbentuk pada masyarakat yang sudah merasa mapan secara ekonomi adalah sifat individualistis. Hal ini bisa terjadi terutama pada masyarakat yang mapan sudah cukup lama dan semakin tinggi tingkat kemapannanya, dan tinggal di kompleks perumahan yang penghuninya adalah anggota masyarakat yang sama-sama mapan. Padahal daya sosial merupakan kemampuan dan sekaligus kebutuhan manusia. Kehilangan daya sosial dapat menjadikan manusia terkena gejala loneliness, rasa kesepian, walau berada di antara orang banyak.

Manusia kehilangan daya sosial dapat disebabkan salah satunya oleh rasa cukup dengan dirinya sendiri. Maka kelompok masyarakat kelas menengah, yang telah memiliki semua kebutuhan hidupnya dan terutama tinggal di lingkungan elit yang terpisah dari lingkungan masyarakt umum dapat terkena gejala kehilangan daya sosialnya.

Salah satu gejalanya adalah tidak adanya atau paling tidak berkurangnya kepedulian pada kebutuhan lingkungan masyarakat yang berkekurangan. Mereka dapat berdalih bahwa masyarakat tersebut kurang suka bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu, perlu ada usaha proses penyadaran tentang perlunya untuk mengembangkan kembali daya sosial tersebut. Salah satunya adalah dengan adanya usaha pengembangan peran sosial religius dalam masyarakat, di antaranya dengan mengembangkan filantropi Islam pada masyarakat kelas menengah.

Filantropi Islam sebagai Strategi Pengembangan Peran Sosial Religius dalam Masyarakat Kelas Menengah

Filantropi Islam atau kedermawanan Islam yang biasanya dilaksanakan dengan memberikan zakat, infak, shadaqah (ZIS) kepada seseorang atau masyarakat yang membutuhkan, merupakan bagian utama dari amal shaleh dalam Islam. Melalui filantropi dapat mengembangkan daya sensitifitas sosial seseorang sekaligus dapat memberikan/meningkatan kesejahteraan bagi masyarakat kurang mampu.

Kegiatan filontropi dapat dilakukan secara individual, yaitu seseorang dapat mengirimkan sendiri langsung kepada yang berhak menerima, atau secara kekompok, yaitu ZIS dikumpulkan dalam suatu kelompok masyarakat, kemudian secara bersama diserahkan kepada yang berhak. Untuk pengembangan sensitifitas sosial religius seseorang maka alternatif kedua yaitu pengumpulan dan penyerahan secara kelompok lebih efektif.

Secara kelompok dapat mengembangkan kohesifitas dan kelekatan masing-masing anggota terhadap kelompoknya, serta dapat lebih maksimal dalam memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. Oleh karena itu, pembentukan kelompok-kelompok masyarakat kelas menengah dapat lebih efektif dalam membangun dan mengembangan peran sosial religius seseorang.

Pembentukan kelompok masyarakat kelas menengah atau juga kelas menengah atas terutama dapat dibentuk dalam lingkungan komplek  perumahan elite sebagai tempat tinggalnya, yang biasanya terdiri dari rumah terpisah pagar dan tembok tinggi antar masing-masing rumah.  Sementara itu, masing-masing anggota masyarakat tersebut mempunyai mobilitas tinggi dalam dunia kerjanya. Melalui pertemuan-pertemuan kelompok itulah kegiatan filantropi Islam dapat dilaksanakan, baik dalam pembahasan tentang bentuk bantuan yang dapat diberikan pada masyarakat yang membutuhan, maupun dalam pengumpulan dana ZIS.

Baca Juga: Prioritas Pemberdayaan Masyarakat dalam al-Quran

Pembentukan kelompok juga dapat dilakukan pada kelompok rombongan (pasca) Haji atau Umrah baik yang dikelola oleh Pemerintah, Biro Haji dan Umrah lain, dan juga yang dikelola oleh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Semangat dan sensitifitas religius  anggota rombongan ini sangat tinggi sehingga perlu ada wadah penyaluran yang efektif dan produktif, baik dari segi pengembangan spiritual ndividualnya maupun dari segi sensitifitas kedermawanannya.   Untuk itu diperlukan pembuatan program-program kedua sensitifitas tersebut.

Khusus untuk pengembangan sensitifitas filantropinya maka di samping penyaluran ZIS secara karitatif, yaitu penyaluran langsung untuk kebutuhan hidup yang bersifat konsumtif pada masyarakat penerima, juga diperlukan penyaluran secara produktif misalnya untuk pemberian modal usaha, atau juga untuk pengembangan SDM seperti pendirian sekolah.

Sebuah catatan yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa salah satu karakter masyarakat kelas menengah adalah memiliki sensitifitas religiusitas yang tinggi. Oleh karena itu masyarakat ini merupakan sasaran dakwah yang perlu mendapat perhatian serius dari Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *