Perempuan

Perempuan Pekerja dalam Islam : Menggali Potensi dan Memecahkan Stigma

Oleh: Leonita Siwiyanti

Seiring dengan perkembangan zaman, peran perempuan dalam masyarakat terus berkembang. Sekarang lebih mudah bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam dunia kerja di banyak negara. Meskipun demikian, perspektif Islam tentang perempuan pekerja sering menjadi topik pembicaraan. Dalam hal ini, penting untuk memahami bahwa Islam memungkinkan perempuan untuk berperan dalam lingkungan domestik dan publik.

Istri Nabi Muhammad SAW, Khadijah binti Khuwailid, adalah contoh nyata dari perempuan yang sukses dalam dunia bisnis dan menjadi teladan bagi banyak perempuan Muslim. Ini menunjukkan bahwa bekerja tidak bertentangan dengan prinsip Islam. Sebaliknyaperempuan yang bekerja dapat berkontribusi pada perubahan positif dalam masyarakat.

Melalui tulisan ini, kita akan membahas pandangan Islam tentang perempuan pekerja, masalah yang mereka hadapi, dan betapa pentingnya pendidikan dan dukungan sosial untuk mendorong mereka. Dengan memahami perspektif ini, kita berharap dapat membuat lingkungan kerja yang lebih inklusif dan menghargai peran perempuan.

Pandangan Islam Terhadap Peran Perempuan

Perempuan dipandang dalam agama Islam tidak hanya sebagai pengurus rumah tangga, tetapi juga sebagai orang yang memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dengan pria. Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW menawarkan banyak contoh dan menekankan betapa pentingnya perempuan melakukan sesuatu dalam berbagai aspek kehidupan.

Istri Nabi Muhammad dan pengusaha sukses Khadijah binti Khuwailid adalah salah satu contoh yang paling terkenal. Kisah Khadijah menunjukkan bahwa perempuan Islam memiliki kebebasan untuk melakukan aktivitas profesional dan bisnis mereka sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa Islam memungkinkan perempuan bekerja dan mendorong mereka untuk mengembangkan potensi mereka. Dalam Surah An-Nisa (4:32), Allah mengingatkan bahwa setiap orang memiliki hak untuk mengejar hal-hal baik dalam hidupnya, tidak peduli jenis kelamin mereka.

Selain itu, Islam menekankan betapa pentingnya pendidikan bagi perempuan. Semua orang yang beragama Islam, baik pria maupun perempuan harus menuntut ilmu. Dalam Surah Al-Mujadilah (58) ayat 11, Allah mengatakan bahwa orang yang berilmu akan diangkat derajatnya. Ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki hak untuk belajar dan menjadi lebih baik, yang akan membantu masyarakat.

Islam sangat memperhatikan kesejahteraan keluarga. Diharapkan bahwa perempuan akan memainkan peran penting sebagai ibu dan pengurus rumah tangga dalam konteks ini. Namun, peran ini tidak menghalangi perempuan untuk terlibat dalam dunia kerja. Perempuan dapat melakukan kedua tugas ini dengan baik dengan dukungan dari keluarga dan masyarakat. Dalam kitab suci al-quran surat Luqman (31) ayat 14, Allah menekankan betapa pentingnya berbuat baik kepada orang tua, yang juga berarti bahwa kita harus saling mendukung saat kita melakukan apa yang harus kita lakukan.

Keseimbangan antara Keluarga dan Karier  

Salah satu tantangan terbesar bagi perempuan yang bekerja sebagai karyawan adalah menemukan keseimbangan antara tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga dan pekerjaan mereka. Keluarga dalam Islam adalah unit yang sangat dihargai, dan perempuan sering dianggap sebagai penjaga rumah tangga. Meskipun demikian, ini tidak berarti bahwa mereka tidak dapat mencapai tujuan profesional mereka.

Perempuan dapat menjalani kedua tugas ini dengan baik dengan dukungan yang tepat dari pasangan mereka dan anggota keluarga lainnya. “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya,” firman Allah dalam Kitab Luqman (31: 14). Ini tidak hanya menunjukkan betapa pentingnya perempuan dalam keluarga, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka juga perlu mendapatkan dukungan dan penghargaan untuk peran mereka di luar rumah.

Keluarga memerlukan komunikasi yang baik dan pembagian tugas yang adil. Perempuan yang bekerja dengan dukungan keluarga cenderung lebih sukses dalam pekerjaan mereka. Masyarakat juga perlu mengubah keyakinan bahwa perempuan yang bekerja tidak memenuhi tanggung jawab rumah tangga mereka. Mengakui bahwa perempuan dapat berhasil di berbagai bidang akan membantu membuat lingkungan kerja yang lebih mendukung perempuan pekerja.

Tantangan dan Stigma

Meskipun Islam mendukung wanita pekerja, stigma dan masalah masih ada. Perempuan yang bekerja masih dianggap tidak memenuhi peran istri dan ibu yang tradisional di beberapa komunitas. Pandangan ini seringkali menghalangi wanita untuk mencapai karier yang mereka impikan.

Baca Juga: Memberdayakan Perempuan: Wirausaha dan Kepemimpinan

Adat istiadat yang mengharapkan wanita untuk memprioritaskan keluarga di atas segalanya memperburuk masalah ini. Perempuan yang ingin berkarier mungkin merasa bersalah karena hal ini. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya,” kata Allah dalam Surah Al-Baqarah (2:286). Dengan demikian, setiap orang memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas mereka, baik di rumah maupun di tempat kerja.

Sangat penting bagi masyarakat untuk menghilangkan stigma ini dan mengakui pekerjaan yang dilakukan perempuan di dunia kerja. Langkah penting untuk mengatasi masalah ini adalah pendidikan dan kesadaran sosial. Meningkatkan pemahaman tentang peran wanita dalam Islam dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan mendukung wanita pekerja untuk melakukan yang terbaik dari kemampuan mereka.

Jadi, dalam pandangan Islam, perempuan memiliki hak dan kewajiban yang setara dengan pria, termasuk dalam hal pekerjaan. Memahami ajaran Islam dengan lebih baik menunjukkan bahwa perempuan yang bekerja tidak hanya memenuhi kebutuhan ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada kemajuan masyarakat.

Dukungan dari keluarga dan masyarakat sangat penting untuk memberdayakan perempuan agar bisa menjalani peran ganda sebagai pekerja dan pengurus rumah tangga. Menciptakan keseimbangan yang tepat memungkinkan wanita berhasil dalam karir tanpa mengorbankan tanggung jawab keluarga mereka.

Akhirnya, penting bagi masyarakat untuk dididik tentang prinsip-prinsip Islam yang mendukung keterlibatan perempuan dalam dunia kerja. Menciptakan lingkungan yang lebih adil dan inklusif memungkinkan setiap orang, terlepas dari jenis kelaminnya, berkontribusi semaksimal mungkin untuk kemajuan umat manusia.

***

Leonita Siwiyanti, Sekretaris Umum Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Sukabumi dan juga sebagai sekretaris program Studi Manajemen Retail Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Saat ini sedang melanjutkan studinya di Program Doktoral Ilmu Manajemen FPEB – Universitas Pendidikan Bandung. Telah menerbitkan 50 buku dari berbagai penerbit dan masih terus belajar menulis pada komunitas menulis Trenlis. Penulis dapat dihubungi melalui email leony23amr@ummi.ac.id, Facebook Leonita Siwiyanti dan Instagram @leonitasiwiyanti.

Related posts
Berita

Menag Nyatakan Dukung Penguatan Pemberdayaan Perempuan di Tanwir I 'Aisyiyah

  Jakarta, Suara ‘Aisyiyah – Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya pemberdayaan perempuan sebagai fondasi ketahanan keluarga dan bangsa. Hal…
Perempuan

Pentingnya Pemberdayaan Perempuan dalam Keluarga

Oleh : Luthfi Maulida Royani Pemberdayaan perempuan telah menjadi salah satu topik penting di banyak negara, termasuk Indonesia. Pada dasarnya, pemberdayaan perempuan…
PerempuanWirausaha

Memberdayakan Perempuan: Wirausaha dan Kepemimpinan

Oleh: Leonita Siwiyanti  Masalah kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan telah menjadi fokus utama dalam agenda pembangunan global, terutama yang berkaitan dengan kewirausahaan….

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *