Pati, Suara ‘Aisyiyah – TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 02 Pati menyelenggarakan kegiatan peringati Milad Muhammadiyah ke-111 pada Sabtu (25/11) di Lapangan Brimob Jln. Sugiyono, Pati.
Acara dihadiri Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Pati, Ketua Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Pati Kidul, Ida Fitri, dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Taufik selaku pemandu kegiatan.
Siti Barmi, Kepala TK ABA 02 Pati menyampaikan terima kasih kepada komite dan apresiasi kepada orang tua yang berkomitmen dan bekerja sama melakukan stimulasi dalam pemenuhan hak anak
Tjahyani Hasana dalam sambutanya menyampaikan, Bulan November terdapat berbagai hari penting, yaitu peringatan hari Pahlawan, hari Ayah, hari Guru, dan Milad Muhammadiyah ke-111.
Seorang ayah di mata anak, menurut Tjahyani, menjadi simbol ketegasan, kewibawaan, dan kedisiplinan yang sangat dibutuhkan dalam membangun karakter anak. Dibalik penampilan yang keras, ayah memiliki hati yang lembut dan kasih sayang hangat kepada putra putrinya. Figur ayah sangat dibutuhkan dari keteladanan dapat menjadi sahabat, teman bermain bagi anak, dan menjadi ayah yang membanggakan bagi anak.
Baca Juga: Didik Cintai Lingkungan, TK ABA 02 Pati Adakan Tanam Cabai
Taufik selaku pemandu outbond mengajak bermain game ayah dan anak. Anak tampak bergembira dan melakukan kegiatan dengan antusias.
Taufik menyampaiakan bahwa kegiatan di alam terbuka ini menarik dan menyenangkan, serta sesuai metode kepanduan dan prinsip kepanduan Hizbul Wathan. “Mendekatkan ayah dengan anak merupakan kegiatan yang perlu ditingkatkan di hari ayah yang bertepatan juga dengan Hari Guru Nasional. Sinergitas antara guru, anak, dan orang tua sangat luar biasa. Perlu istikamah pada waktu yang akan datang,” imbuhnya.
Subiantoro, Psikolog Rumah Sakit Fastabic Sehat PKU Muhammadiyah Pati menyampaikan pilar cara mendidik anak, yaitu memilih istri, mendoakan, memberi nama baik, berkeadilan, lemah lembut, memberi nasihat, menjaga lingkungan dan pergaulan, dan suri teladan. Tiga kewajiban ayah pada anak, yaitu mendoakan anak, berbicara lemah lembut, menjadi teladan bagi anak dengan mengenang masa kecil para ayah.
Kegiatan refleksi diakhiri dengan ayah memeluk anaknya dan saling meminta maaf dan bersama sama berniat melakukan lebih baik di masa yang akan datang. (Nurti Wijayanti/sa)