Wajib belajar 13 tahun. Wacana ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dalam Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sidiknas) pada bulan Agustus lalu.
Pendidikan yang dimaksud adalah 10 tahun pendidikan yang mencakup prasekolah dan sekolah dasar. Sedangkan 3 tahun sisanya adalah jenjang sekolah menengah. Sistem pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diubah, dari awalnya wajib belajar 9 tahun, berganti menjadi 12 tahun, dan terbaru 13 tahun.
Jenjang pendidikan yang mulanya hanya mewajibkan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA), akan digabungkan dengan jenjang pra sekolah yang umumnya disebut dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Meskipun ini belum resmi direalisasikan dan masih hanya sebatas wacana, bukan tidak mungkin rancangan pendidikan ini akan di-gol-kan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mengingat sistem pendidikan sebelumnya dianggap kurang maksimal.
Lantas, seberapa penting pendidikan pada usia dini? Pada RUU pasal 26 disebutkan bahwa jenjang pendidikan dasar terdiri atas kelas prasekolah dan kelas 1 sampai dengan kelas 9. Prasekolah bertujuan untuk membantu siswa menyesuaikan diri dalam masa peralihan jenjang dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) ke Sekolah Dasar (SD).
Dilansir dari kemdikbud.go.id, disebutkan bahwa pendidikan anak pada usia dini nantinya akan sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak ke depan. Siswa yang mengikuti pendidikan PAUD dapat mencapai prestasi yang lebih baik ketimbang yang tidak mengikuti jenjang tersebut. Ini dikarenakan, ketika seorang siswa menjalani jenjang PAUD maka kecerdasan dan karakter anak dapat ditingkatkan.
Meskipun pendidikan karakter anak pada usia dini lebih banyak perannya di tangan orang tua, peran guru PAUD juga dianggap turut membantu dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai hasil yang maksimal membutuhkan sinergi serasi antar guru dan orang tua siswa.
Melansir dari sumber lainnya, pauddikmasdiy.kemdikbud.go.id, disebutkan bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang dilakukan pada usia anak baru lahir hingga enam tahun melalui pemberian rangsangan pendidikan sebagai bantuan bagi pertumbuhan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.
Baca Juga: TK ABA: Lembaga Pendidikan Anak Tertua dan Pertama di Indonesia
Tujuan utama dari pendidikan ini adalah membentuk serta mempersiapkan anak Indonesia yang berkualitas, yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Sehingga diharapkan dapat memiliki kesiapan yang optimal dalam memasuki pendidikan dasar, serta kehidupan ketika dewasa kelak.
Meskipun PAUD terkesan hanya bermain dan bermain, justru kegiatan ini dianggap dapat merangsang dan menstimulasi pendidikan sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak pada usia prasekolah. Bukan itu saja, pendidkan usia PAUD juga dianggap waktu yang sangat tepat bagi orang tua maupun pengajar untuk menerapkan pendidikan karakter pada anak.
Pada tahap ini anak akan dibekali dengan nilai kejujuran, kedisiplinan, toleransi, dan berbagai sifat positif lainnya melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama masa pendidikan. Anak yang menjalani masa pendidikan di jenjang pendidikan usia dini dianggap memiliki kemampuan komunikasi lebih baik saat bersekolah.
Hal ini dikarenakan mereka sudah terbiasa untuk bermain, belajar, atau makan bersama dengan teman sebayanya. Sehingga mereka sudah terbiasa dengan orang asing selain keluarga dan akan lebih mudah untuk menerima orang baru.
Lalu bagaimana cara memilih PAUD yang tepat bagi putra-putri untuk mendapatkan hasil yang sesuai? Masih dilansir dari sumber yang sama, dalam menentukan tempat pendidikan usia dini, yang perlu menjadi bahan pertimbangan bukan hanya biaya dan jarak saja, namun juga harus mempertimbangkan kurikukulum pendidikan yang diterapkan di sekolah tersebut.
Idealnya, pada pendidikan PAUD pastikan dahulu bahwa pengajar bertanggung jawab dan memiliki rasa sayang kepada anak-anak, serta menjiwai pekerjaan mereka. Bagaimana cara mereka berkomunikasi dan bagaimana mereka mengatasi anak yang sulit diatur juga patut dipertimbangkan.
Pastikan juga bahwa anak diberi kebebasan untuk berkreasi. Lihatlah hiasan-hiasan yang dipajang di dalam kelas, karena ketika hasil karya tersebut diperlihatkan di depan umum, maka anak akan merasa bangga dan bersemangat. Anak memiliki banyak waktu bermain dengan temannya sehingga meminimalisir kebosanan pada anak.
Poin penting yang tidak boleh terlewat adalah sarana serta prasarana di sekolah tersebut. Dengan sarana dan prasarana yang memadai diharapkan dapat memaksimalkan proses pendidikan serta mendapatkan hasil yang sesuai.
Oleh: Fathiyya Konsa (mahasiswa magang Suara ‘Aisyiyah)