Pendidikan

Perlunya Gerakan Seribu Taman Pustaka

Gerakan Seribu Taman Pustaka

Oleh: Affan Safani Adham

Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ICT (information, communication, technology) begitu pesat. Setiap orang sangat familiar dengan beberapa produk teknologi informatika. Kosakata seperti komputer, laptop, handphone, voucher, internet, virus, hacker, dan lain-lain telah menambah kosakata mereka sebagai masyarakat modern.

Akan tetapi, lorong-lorong taman bacaan yang dulu pernah ramai sebagai tempat favorit untuk membaca, kini telah menjadi sepi. Taman bacaan itu tidak disentuh lagi oleh pembacanya, yang terlihat adalah penjaga perpustakaan yang selalu menguap, mengantuk, dan bosan karena kekurangan pekerjaan. Pengunjung perpustakaan telah memilih warung internet sebagai tempat yang menarik. Kehadiran internet pun diserbu ramai-ramai.

Tidak dapat dimungkiri bahwa minat membaca masyarakat pada masa sekarang sangat kurang sehingga ilmu pengetahuan yang diperoleh juga kurang. Krisis yang besar itu terjadi selain karena rendahnya minat membaca, juga karena tidak tersedianya ruang membaca yang representatif untuk masyarakat.

Oleh karena itu, untuk ikut menggerakkan kebangkitan Muhammadiyah, ‘Aisyiyah, Islam, dan pentingnya ilmu dan teknologi serta dalam memajukan kebudayaan, harus disepakati adanya pendayagunaan teknologi informasi dan Gerakan Seribu Taman Pustaka di seluruh Indonesia. Gerakan ini dapat berbasis Ranting Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sehingga menjadi wujud konkret kontribusi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah terhadap upaya pencerdasan anak bangsa.

Gerakan ini tentu saja bersifat berkelanjutan untuk memperbanyak akses informasi serta membuka ruang partisipasi demi terciptanya masyarakat yang gemar membaca, mencintai buku sebagai sumber ilmu, dan pencerah jiwa. Penguatan budaya membaca masyarakat merupakan tujuan esensi dari Gerakan Seribu Taman Pustaka di Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.

Sebagai upaya mencerdaskan bangsa, kegiatan itu akan menjadi gerakan mensosialisasikan pentingnya aktivitas membaca dan menulis. Gerakan ini juga mengupayakan terbangunnya taman pustaka yang mudah diakses masyarakat.

Baca Juga: Merawat Komunitas Literasi

Dengan hadirnya Taman Pustaka di Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, diharapkan komunitas membaca dapat terus tumbuh. Gerakan gemar membaca akan mendorong masyarakat menambah ilmu pengetahuan dan memahami nilai-nilai kemanusiaan melalui buku dan selalu mengedukasi masyarakat dalam penguatan budaya membaca. Gerakan ini penting untuk menegakkan martabat bangsa yang antikebodohan. Untuk itu, masyarakat harus mempunyai kesadaran serius untuk mengunjungi perpustakaan dan membaca.

Keberadaan Taman Pustaka Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah nantinya dibarengi dengan beragam kegiatan, seperti diskusi buku, kampanye literasi atau “Ayo Membaca”, “Pustaka Kaget” di ruang publik, gerakan wakaf atau hibah buku, pelatihan atau workshop, pameran buku, serta lomba menulis. Dengan Gerakan Seribu Taman Pustaka setidaknya ada solusi bersama dalam mengembangkan minat membaca.

Jika dalam bidang pendidikan di ‘Aisyiyah ada Bustanul Athfal, maka dalam bidang gerakan gemar membaca ini perlu dicanangkan Bustanul Qutub (Taman Bacaan). Taman bacaan ini sudah barang tentu menjadi kebutuhan utama, terutama di pelosok desa.

Seyogianya dalam melaksanakan hal ini Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah tidak sendirian, melainkan perlu menggandeng beberapa komunitas lain. Kemajuan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang akan datang akan ditentukan dan dibantu oleh kemajuan teknologi informasi. Tantangan ‘Aisyiyah ke depan adalah bagaimana melahirkan pemikiran-pemikiran yang dapat menciptakan perubahan yang tetap berpijak pada al-Quran dan Hadis.

Perubahan di berbagai dimensi kehidupan memang terjadi begitu cepat. Agar tidak tertinggal,  umat muslim juga harus senantiasa melakukan perubahan, tetapi tetap berpijak pada sl-Quran dan Hadis Nabi Muhammad saw.

Related posts
Anak

Aplikasi Budaya Membaca dalam Keluarga di Era Merdeka Belajar

Oleh: Wakhidah Noor Agustina* Dalam pendidikan Islam sebenarnya konsep merdeka belajar sudah ada, bahkan sudah diterapkan. Hal ini terbukti dengan perintah Allah…
Berita

SMA Muhammadiyah Waingapu Jadi Tuan Rumah Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa NTT

Sumba Timur, Suara ‘Aisyiyah – Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa (GLSP) merupakan program prioritas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia…
Wawasan

Read Aloud: Metode Efektif Tumbuhkan Minat Baca

Oleh: Hajar Nur S Budaya membaca tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi membutuhkan proses untuk menumbuhkannya, dan itu dapat dimulai sejak dini. Saat…

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *