Wawasan

Pidato Milad Aisyiyah 104 M: Merekat Persatuan, Menebar Kebaikan

Milad Aisyiyah 104
Milad Aisyiyah 104

Milad Aisyiyah 104

Oleh: Siti Noordjannah Djohantini

Pengantar Syukur

Alhamdulillah, pertama kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan kenikmatan yang begitu besar kepada kita semua, sehingga kita dalam keadaan sehat wal aafiat, penuh semangat, dan kebersamaan hadir pada acara Milad ‘Aisyiyah ke-104 M hari ini. ‘Aisyiyah kini berusia 107 tahun menurut hitungan Hijriyah (27 Rajab 1335 H – 27 Rajab 1443 H) atau 104 tahun dalam perhitungan Miladiyah (19 Mei 1917 M – 19 Mei 2021 M). Peringatan tasyakuran dan refleksi Milad sebagai forum mengekspresikan rasa syukur atas penghidmatan ‘Aisyiyah sekaligus merefleksikan perjalanan panjang selama 104 tahun.

Kesyukuran kita juga atas nikmat dan perlindungan Allah, ‘Aisyiyah sebagai Gerakan Perempuan Islam yang tertua di Indonesia menapaki abad kedua mengemban misi dakwah dan tajdid bagi kepentingan umat, bangsa dan kemanusiaan semesta. Perjuangan ‘Aisyiyah lebih satu abad sebagai pelopor gerakan perempuan Islam Berkemajuan yang terlibat dalam memajukan kehidupan perempuan dan bangsa Indonesia, hadir memenuhi panggilan suci dan mulia untuk mewujudkan Islam rahmatan lil alamin.

Panggilan dakwah tersebut lahir dari nilai-nilai Islam yang berkemajuan dan telah digerakkan melalui praksis amaliyah ‘Aisyiyah dalam berbagai bidang kehidupan, seperti peneguhan keagamaan (spiritualitas), pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, hukum, ekonomi, pendidikan politik kewargaan, perkaderan, dan bidang lannya. Keberhasilan Aisyiyah dalam mengemban misi dakwah merupakan rahmat Allah swt. yang harus disyukuri sebagaimana disebutkan dalam QS. Ibrahim [14]: 7.

Momentum milad ini bersamaan dengan perayaan Idul Fitri 1442 H pada tanggal 13 Mei 2021. Atas nama Pimpinan Pusat Aisyiyah mengucapkan “Selamat Idul Fitri 1442 H”, Taqobbalallahu minna wa minkum, mohon maaf atas salah dan khilaf. Semoga Allah menerima amal ibadah puasa Ramadhan kita dan menjadikan kita insan yang semakin bertakwa. Milad sekaligus silaturahim Idul Fitri ini kita maknai sebagai refleksi kita dalam menjalankan perintah Allah selama bulan ramadan untuk meraih takwa dan milad Aisyiyah sebagai refleksi perjalanan organisasi dalam menjalankan misi dakwah pencerahan bagi umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta.

Memperingati Milad ke-104 berada dalam suasana bangsa dan dunia yang masih menghadapi pandemi covid-19 yang telah berdampak luas dalam segala aspek kehidupan antara lain, bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan bahkan kedidupan sosial lainnya. Pandemi Covid-19 dan dampaknya dalam berbagai aspek kehidupan merupakan tantangan cukup berat bagi kehidupan umat dan bangsa Indonesia. Permasalahan pandemi saat ini beriringan dengan permasalahan lainnya, yakni perkembangan teknologi informasi dengan penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab, maraknya hoax, pandangan dan narasi-narasi yang memunculkan konflik, fitnah, perpecahan, dan pencemaran nama baik. Permasalahan lainnya yang masih memprihatinkan seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, kekerasan termasuk kekerasan dan ketidakadilan terhadap perempuan dan anak, korupsi, penyalahgunaan wewenang dalam pemerintahan, kebijakan pemerintah yang belum optimal termasuk dalam menangani pandemi Covid-19, produk legislasi yang kontroversi, oligarki politik dan masalah keumatan dan kebangsaan lainnya. Permasalahan yang begitu kompleks tersebut jika tidak memperoleh perhatian yang serius dan penuh tanggung jawab dari pemerintah dan para elit pimpinan bangsa sesuai dengan mandat kontitusi, maka akan semakin berat beban dan dikhawatirkan terjadi perpecahan di tubuh bangsa.

Merawat Persatuan

Bangsa Indonesia yang majemuk dengan kekayaan alam yang berlimpah merupakan anugerah Allah yang harus dikelola dengan penuh tanggung jawab sesuai konstitusi. Merawat persatuan bagi semua komponen warga bangsa merupakan modal sosial dan budaya bangsa kita yang harus terus dilestarikan. Dampak pandemi yang komlpeks dan berat bagi masyarakat perlu disangga bersama dengan jiwa kegotong-royongan atau ta’awun sosial, merawat persatuan, dan menebar kebaikan bagi sesama tanpa diskriminasi dalam ikatan persaudaraan kemanusian yang melintasi. Sedangkan bagi masa depan bangsa, persatuan merupakan modal sosial dan keruhanian yang sangat penting. Persatuan harus kita jadikan energi positif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dan memajukan kehidupan bangsa, karena bangsa ini tidak akan maju jika terpecah-belah dan yang dikedepankan kepentingan kelompok.

Bagi umat Islam sebagai mayoritas, lebih khusus ‘Aisyiyah-Muhammadiyah sebagai kekuatan Islam, masalah persatuan Indonesia merupakan agenda yang penting dan strategis untuk terus dirawat dan diperkuat. Islam mengajarkan persatuan seluruh umat manusia (QS. al-Hujurat [49]: 13), sebagaimana firman Allah:

يا أيها الناس إنا خلقنكم من ذكر وأنثى وجعلنكم شعوبا وقباىئل لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقىكم إن اللع عليم خبير

Artinya, wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti” (QS . al-Hujarat [49]: 13).

Sementara persatuan sesama umat Islam harus diikat oleh rasa seiman sebagaimana firman Allah:

إنما المؤمنون إخوة فأصلحوا بين أخويكم والتقوا الله لعلكم ترحمون

Artinya, orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat (QS. al-Hujurat [49]: 10).

Masih banyak ayat al-Quran dan Hadis Nabi yang memerintahkan umat Islam dan umat manusia untuk bersatu dan jangan berpecah-belah. Dalam kaitan ini pandangan Islam Berkemajuan yang menjadi pandangan resmi Muhammadiyah juga mementingkan nilai-nilai persatuan seperti perdamaian yang diperlukan dalam kehidupan. Islam yang berwawasan Wasathiyah-Berkemajuan yang membawa misi damai, toleransi, kebaikan, dan kemajuan harus terus disuarakan, disebarluaskan, dan dilaksanakan dalam kehidupan kemuatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta. Karenanya diperlukan komitmen dan usaha berkesinambungan agar segenap pihak merekat persatuan untuk keutuhan dan kemajuan Indonesia.

Mengenai persatuan, ‘Aisyiyah dan Muhamamdiyah memberi konstribusi besar untuk terbentuknya persatuan Indonesia sejak perjuangan kebangkitan nasional sampai saat ini. Penting dicatat pidato bersejarah Ibu Hayinah dalam Kongres Perempuan I tahun 1928 di Yogyakarta, beliau menyatakan, “Persatuan merupakan alat untuk mencapai tujuan utama seperti kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemakmuran. Jalan persatuan ditempuh melalui saling bergaul, berhubungan, memelihara persaudaraan, mendirikan perkumpulan, dan membicarakan hal ihwal yang perlu dilakukan bersama”. Tokoh ‘Aisyiyah yang berpikiran maju selanjutnya menyatakan, “Sudah tidak khilaf lagi bahwa damai, persatuan, itulah suatu perkara, perkara mana tentulah setiap manusia mengakui akan kebaikannya, karena persatuan ini adalah suatu alat yang dapat menghasilkan maksud yang besar, begitu pula menjadi sendi bagi manusia untuk mencari bahagia, sejahtera, kesenangan, dan kemakmuran”.

Karena itu melalui acara milad ini, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dengan dukungan Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengusulkan kepada Pemerintah untuk mengangkat Ibu Hayyinah dan Ibu Moendjiyah sebagai Pahlawan Nasional mengingat kiprah dan kontribusinya yang penting dalam gerakan kebangkitan nasional dan Kongres Perempuan Pertama Indonesia.

Menebar Kebaikan

Merekat persatuan seluruh komponen bangsa memerlukan jiwa, sikap, dan tindakan yang tulus dengan usaha menebar kebaikan bagi sesama. Merawat persatuan dan menebar kebaikan pada masa pandemi harus menjadi agenda bagi semua komponen bangsa untuk membuktikan bahwa semangat taawun dalam beragama dan bergotong-royong dalam bermasyarakat-berbangsa benar-benar diaktualisasikan dalam kehidupan nyata.

‘Aisyiyah di semua tingkatan telah bergerak dengan semangat jihad melawan Covid 19 dengan jiwa al-Ma’un yang secara nyata menunjukkan gerakan ta’awun sosial yang membawa kemanfaatan besar bagi masyarakat luas di masa pandemi tersebut. Semangat jihad kemanusiaan dari ‘Aisyiyah-Muhammadiyah terpancar dan terwujud tanpa mengenal batas-batas agama, etnik, suku, ras, dan lainnya.

‘Aisyiyah bersama Muhammadiyah telah mengambil peran strategis dan bekerja keras menanggulangi pandemi Covid-19 dengan berbagai kegiatan sebagai upaya penanganan langsung melalui Rumah Sakit ‘Aisyiyah-Muhammadiyah, Klinik, dan kegiatan para relawan. Kegiatan menangani dampak pandemi, antara lain sosialisasi protokol kesehatan dan pendampingan kesehatan, sosialisasi panduan dan pendampingan ibadah, pendampingan pendidikan bagi keluarga,berbagi atau ta’awun kepada saudara kita yang terkena dampak, pemberdayaan ekonomi, pendampingan warga terdampak, dan kegitan lainnya secara meluas dan melintas batas. Kegitan ‘Aisyiyah tersebut secara masif dilaksanakan sampai di tingkat cabang dan ranting secara nasional. Potensi dan modal sosial ‘Aisyiyah yang begitu besar dan kokoh tersebut telah ditunjukkan dengan pengkhidmatan dalam menangani pandemi Covid-19.

Agenda Strategis Menebar Kebaikan

Kini yang diperlukan dalam menebar kebaikan yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah ialah penguatan dan perluasan aktivitas dalam wujud agenda strategis. Agenda menebar kebaikan menjadi pilihan strategis yang dilakukan melalui basis keluarga, masyarakat, kehidupan berbangsa, dan kemanusiaan universal.

Pertama, Basis Keluarga. Keluarga sebagai unit sosial terkecil memiliki peranan penting dalam menyemaikan nilai-niali kebaikan dan mempraktekkan dalam kehidupan nyata. Keluarga Sakinah sebagai orientasi kehidupan harus diaktualisasikan dalam relasi seluruh anggota keluarga dengan akhlak dan muasyaroh bil ma’ruf, taat menjalankan agama, mengembangkan semangat belajar dan berilmu, bekerja keras untuk kehidupan yang berkemajuan, serta menjadikan keluarga sebagai fungsi penyambung relasi sosial yang mencerahkan dengan lingkungan sekitar yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan.

Kedua, Basis Masyarakat. Menebar kebaikan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan diwujudkan dalam mengembangkan kehidupan masyarakat yang relijius, toleran, moderat, damai, adil, bersatu, saling membantu, dan berkemajuan. Tidak terdapat kesenjangan, konflik, dan demoralisasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang berlandaskan agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur bangsa. ‘Aisyiyah dapat terus berperan sebagai aktor perubahan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik, berkeadaban, dan berkemajuan.

Menebar kebaikan di masyarakat juga diwujudkan dalam berbagai bentuk saling membantu, gotong royong, ta’awun sosial, empati, simpati, dan membantu dalam berbagai musibah, memberi perlindungan kepada  warga yang rentan termasuk perempuan dan anak -anak,dan berlaku adil serta menebar kebaikan lainnya tanpa diskriminasi karena perbedaan agama, ras, etnis termasuk menebar kebaikan terhadap saudara kita yang minoritas dalam semangat kebersamaan, toleransi, saling menghormati, dan saling memajukan untuk kepentingan Bersama sebagai satu kesatuan kebangsaan dan kemanusiaa.

‘Aisyiyah dalam usaha menebar kebaikan dalam moment Milad ini mengajak seluruh warga masyarakat untuk melakukan penguatan ketahanan pangan melalui Gerakan Lumbung Hidup ‘Aisyiyah “dengan 5 juta warga menanam pangan”. Di era pandemi ini gerakan tersebut sangat penting sebagai ikhtiar mengatasi dampak pandemi.

Ketiga, Basis Berbangsa. Menebar kebaikan dalam kehidupan berbangsa, ‘Aisyiyah dalam mengemban misi dakwah dan tajdid, sebagaimana sikap Muhammadiyah yakni menghadirkan Islam sebagai ajaran yang mengembangkan sikap tengahan (wasathiyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati hak martabat kemanusiaan laki-laki maupun perempuan, mencerdaskan kehidupan bangsa, menjunjung tinggi akhlak mulia, dan memajukan umat manusia. Islam yang secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa, ras, golongan, dan kebudayaan umat manusia di muka bumi.

Menebar kebaikan dalam kehidupan bangsa termasuk membangun moralitas bangsa melalui sikap dan tindakan anti korupsi, mendorong terciptanya good governance, penegakkan hukum berkeadilan, relasi antarkomponen bangsa yang bersatu, tegaknya perdamaian dan toleransi, moderasi kehidupan berbangsa, dan mendinamisasi menuju kehidupan yang unggul berkemajuan.

‘Aisyiyah dalam menghadapi masalah bangsa, menebar kebaikan melalui usaha-usaha yang bersifat nyata antara lain melakukan pemberdayaan ekonomi, peningkatan derajat Kesehatan masyarakat, pendidikan, dan penguatan perempuan dalam keterlibatan menggerakkan pembangunan di masyarat dan kegitan lainnya.

Keempat, Basis Global Kemanusiaan Semesta. Peran menebar kebaikan dalam kemanusiaan semesta antara lain melalui penyebarluasan dialog antaragama dan peradaban, penyelamatan ekosistem dan lingkungan hidup di tingkat global, gerakan perdamaian dunia, dan gerakan anti perang, seperti dalam membela bangsa Palestina dari agresi Israel, perlindungan perempuan dan anak dari segala ancaman kekerasan sebagai perwujudan dari dakwah rahmatan lil-‘alamin.

‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah, dihadirkan untuk mewujudkan kehidupan perempuan berkemajuan dalam seluruh aspek kehidupan. Perempuan berkemajuan adalah alam pikiran dan kondisi kehidupan perempuan yang maju dalam segala aspek tanpa mengalami hambatan dan diskriminasi, baik secara struktural maupun kuktural. Perempuan berkemajuan dalam pandangan Islam adalah kehidupan perempuan yang memiliki derajat dan perlakuan yang sama mulia dengan laki-laki tanpa diskriminasi, yang  kuran kemuliaannya terletak pada ketaqwaan, iman, dan amal shaleh (QS. al-Hujarat [49]:13); QS. an-Nahl [16]: 97); (QS. al-Isra[17]: 70).

Potensi dan kekuatan organisasi ‘Aisyiyah yang sudah menjalani abad kedua dan memiliki modal sosial yang sangat besar sebagai kekuatan dan rahmat dari Allah yang harus kita syukuri. Kebesaran, potensi, dan kekuatan ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muslim berkemajuan penting untuk kita gerakkan secara lebih optimal sehingga dapat berkontribusi dalam memecahkan berbagai permasalahan kehidupan bangsa maupun permasalahan kemanusiaan semesta.

Secara khusus usaha menebar kebaikan yang diperankan ‘Aisyiyah secara tersistem dilakukan melalui Gerakan Amal Usaha di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan ekonomi, dan amal usaha lainnya yang secara nyata dirasakan langsung oleh masyarakat luas. Lebih dari satu abad ‘Aisyiyah bersama Muhammadiyah melaksanakan amal usaha sebagai perwujudan dari dakwah dan tajdid yang membawa kemajuan hidup seluruh masyarakat dan umat manusia.

Rekomendasi

Pertama, Kepada pemerintah agar menjalankan konstitusi dan Pancasila dalam seluruh kebijakan yang membawa pada kehidupan yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur yang benar-benar dapat dirasakan langsung oleh masyarakat Indonesia. Tidak mengambil kebijakan-kebijakan yang menimbulkan kontroversi dan berpotensi pada retaknya persatuan bangsa.

Kedua, pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19 selain memaksimalkan segala langkah dan kebijakan, sumber daya, dan dana; juga diharapkan konsistensi, transparansi, dan amanah sehingga diharapkan dapat membawa bangs aini keluar dari pandemi yang sangat berat ini.

Ketiga, kepada semua warga dan komponen bangs agar lebih mengedepankan persatuan di tengah perbedaan, perdamaian, keadaban, dan nilai-nilai luhur dalam berbangsa demi masa depan kehidupan bersama yang lebih baik dan utama.

Keempat, ‘Aisyiyah sepenuhnya mendukung dan membela Palestina, serta mengutuk keras agresi dan segala tindakan sewenang-wenang Israel karena tidak sejalan dengan prinsip kemerdekaan dan perdamaian abadi yang menjadi komitmen seluruh bangsa dan umat manusia di muka bumi ini. Sebagai wujud dari menebar kebaikan, ‘Aisyiyah bersama Muhammadiyah menggerakkan penggalangan dana kemanusiaan untuk membantu rakyat Palestina.

Penutup

Dalam acara Milad ini, kami Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah secara khusus menyampaikan terima kasih kepada para tokoh bangsa, anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan semua pihak yang telah menyampaikan ucapan selamat Milad ‘Aisyiyah ke-104, sebagai wujud apresiasi terhadap gerakan perempuan Islam tertua yang telah berkontribusi untuk kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta.

Demikian pula kami ucapkan terima kasih pada seluruh anggota, kader, dan pimpinan ‘Aisyiyah di seluruh pelosok tanah air maupun di luar negeri atau PCIM-PCIA yang selama ini telah berkiprah tidak kenal lelah dalam menggerakkan ‘Aisyiyah untuk kemajuan umat dan masyarakat. ‘Aisyiyah tidak akan maju seperti sekarang ini tanpa perjuangan anggota, kader, dan pimpinan yang berada di pusat-pusat komunitas atau jamaah yang akar-rumput di manapun berada.

Mari sebagai tindak lanjut dari spirit Milad ke-104 ini dari Pusat sampai Ranting dan jamaah kita gerakkan ‘Aisyiyah yang kita cintai dan banggakan ini dengan penuh pengkhidmatan dan amal shaleh secara bersama-sama dalam barisan yang kokoh untuk merekat persatuan dan menebar kebaikan dalam satu barisa yang kokoh guna memenuhi panggilan Allah swt.

إن الله يحب الذين يقاتلون فى سبيل الله صفا كأنهم بنيان مرصوص

Artinya, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (QS. ash-Shaff [61]: 4).

Akhirnya kepada Allah swt. kita mohon pertolongan dan perlindungan, semoga kita dapat dikeluarkan dari musibah pandemi Covid-19, serta ‘Aisyiyah makin berkemajuan untuk merekat persatuan dan menebar kebaikan dalam misi utama dakwah dan tajdid yang membawa rahmatan lil-‘alamin.

Related posts
Berita

Tri Hastuti Dorong Warga Aisyiyah Kawal Demokrasi di Indonesia

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Menghadapi momentum Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, banyak pertanyaan dari warga ‘Aisyiyah menyangkut pilihan dan keberpihakan ‘Aisyiyah. Sekretaris Umum…
Berita

Ikhtiar Wujudkan Pemilu Inklusif dan Berkeadaban, PP Aisyiyah Adakan Madrasah Politik Perempuan

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah (LPPA) PP ‘Aisyiyah bekerja sama dengan Program Inklusi ‘Aisyiyah pada Sabtu (20/1) mengadakan…
Perempuan

The History of Women Ulama’s Thought

By: Samia Kotele* The autonomy of women in Southeast Asia, both economically, socially, and politically has received particular attention from historians. Women…

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *