Salam dan bahagia moedah-moedahan tetap pada djoendjoengan kita K. Nabi Moehammad s.a.w., kepada njonja-njonja dan toean-toean, dan kepada sekalian pengikoet-pengikoetnja.
Lebih dahoeloe saja mengenalkan diri bahwa saja Siti Moendjijah, salah seorang anggauta pengoeroes besar Moehammadijah b.g. ‘Aisjijah di Djokja. Besar harapan saja bahwa dengan perkenalan ini dapatlah agaknja mendjadi langsoeng.
Kamoedian dari pada itoe maka sekarang moelailah saja membitjarakan beban saja seperti jang soedah termaktoeb dalam agenda No. 4, jalah atas opdrachtnja pengoeroes besar ‘Aisjijah.
Njonja voorzitster jang terhormat,
Banjak trima kasih saja oetjapkan dengan penoeh-penoeh atas kemoerahan njonja, bahwa njonja soedah mengidzinkan pidato saja ini, dan kepada jang hadlir saja poen meminta banjak-banjak trima kasih atas perhatiannja mendengarkan.
Ini hari, kegembira’an hati saja tidak akan ternilai dengan apa poen djoea, sebab itoe tidak poetoes-poetoes saja bersjoekoer kehadlirat Toehan Semesta ‘Alam. Dengan adanja gerakan ini, maka moelai sadar dan bangoenlah bangsa kita perempoean Indonesia dari tidoernja jang njenjak; soeara jang berderoe-deroe senantiasa berhampiran dengan telinga merika, dan memang soedah wektoe kita kaoem perempoean moelai madjoe selangkah ke doea seteroesnja, sebab mata hari soedah terbit menjinari kita jang sangat soelau. Merika bangkit, kalau-kalau ketinggalan oentoek mentjapai kemadjoeannja. Dengan ini maka timboel doeka tjitanja dengan ichtiar sehingga dapat mengadakan Congres ini hari.
Ini hari, adalah jang pertama kali dari Congresnja kaoem kita perempoean Indonesia, jang oleh merika itoe soedah memberanikan diri meninggalkan soeaminja, anak, sanak saudara, roemah, pekerdja’an dan lain-lainnia, hanja oentoek mengoendjoengi ini rapat besar jang meroendingkan beberapa keperloean-keperloean oentoek hidoep bersama. Boeat diri saja, adalah ini soeatoe hal jang tida sedikit harganja, lebih-lebih dengan adanja ini congres maka kenalan saja bertambah banjaklah djoemlahnja.
Boeat pertama kali, congres kita ini masih serba koetjiwa, karena dari persedia’an-persedia’an kita jang masih lebih djaoeh koerangnja itoe.
Soedah sementara lama kami, dari kaoem ‘Aisjijah senantiasa memikir-fikirkan bilakah kita kaoem perempoean Indonesia dapat beramah-ramahan oentoek meroendingkan sesoeatoe masalah bagi keperloean kita bersama. Ini hari tjita-tjita itoe terkaboellah, dan oleh karenanja maka tidak habis-habis kami menjsoekoer kepada Allah soebaja-soebaja akan gerakan ini dapatlah diperpandjang oesianja dengan banjak boeah oesahanja. Halangan penghambatan jang meroegikan terbebaslah, dan terloepoet dari segala ganggoean jang mendjeroemoeskan!
Penceh kepertjaja’an kami, bahwa njonja-njonja oetoesan dari berbagi-bagi perkoempoelan jang soedah mempoenjai organisatie baik, atau peratoeran roemah tangga molek nistjaja soedah bersedia-sedia betapakah ichtiar kita, soepaja kita kaoem perempoean dapat dipertinggi deradjatnja tertimbang dengan sekarang ini, dan bahwasenja kita dapat menetapi segala sesoeatoe kewadjiban jang bertali dengan hak kita perempoean. Hal ini tentoelah njonja-njonja rasanja soedah lengkap sebab soedah berkemas diri moelai dari roemah masing-masingnja.
Pidato saja ini adalah soeatoe pertimbangan jang saja sadjikan kepada njonja-njonja, dengan sangat saja harap moga-moga dalam pada mendengarkannja, djanganlah dipandang seperti pidato jang terasing didengarnja, melingkan pandanglah atas njonja poenja pidato sendiri, begitoelalh dengan sebaliknja.
Ingat, pada galibnja kepada barang siapa jang mempoenjai tjita-tjita jang tinggi dan moelia itoe moengkin tertjapai manakaliat ototnja, dengan singkat bersabar tawakkal dan soeka bekerdja. Oentoek mentjapai ini maka bekalnja jalah:
Hendaklah kita menngekalkan baris persaudara’an dengan kokoh. Sesoenggoehnja, demi sjaithan itoe mengetahoei bahwa kita dalam persaudara’an itoe sangat rapatnja, maka boekan main ichtiar si sjaithan itoe akan memitjah persatoean, sebab itoe wadjib kita ingat djangan sampai terdjadi bertjerai-berai atas ganggoeannja. Boeat menolak ini maka ichtiarnja:
- radjin mengoesahakan diri mentjari obat dengan tidak memilih-milih ilmoe pengetahoean, banjak tauladan, dan lebar pemandangannja.
- bekerdja dengan sabar, ertinja tidak djemoe melakoekan sesoeatoe pekerdja’an itoe dengan tjerdik dan berati-ati.
Semoea itoe hendaknjalah kita kerdjakan dengan sesoenggoeh-soenggoeh lagi bidjkasananja. Sesoeatoe oesaha melakoekan pekerdja’an bila mengabaikan kesoenggoehan hati, bidjaksana dan soetji, maka djangan mengharep akan berhatsilnja, lebih-lebih bila hanja dikerdjakan dengan sesoeka-soeka dan dipermoedah.
Gelagat Doenia jang sekarang ini soedah kentara moelai “Doeka tjita dan Bekerdja” boleh dikata seperti menanam padi jang dalam; soenggoeh, beloemlah sampai pada waktoenja kita bersenang-senang, mendiamkan diri, enak-enak dan merenoeng.
Saudara-saudara, toenggoelah sementara wektoe dengan kesabaran hati, apabila kita bersoenggoeh-soenggoeh menjampaikan segala maksoed itoe dengan tidak djemoenja, sebentar kita akan memetik boeah oesaha kita itoe.
Congres, njonja-njonja dan toean-toean jang terhormat,
Pada heimat adalah tingkat “Kemoelia’an == Kederadjatan” itoe terbagi djadi tiga bahagian:
- tinggi boedinja,
- banjak ‘llmoenja, dan
- baik kelakoeannja.
Konon sekiranja kita dengan sesama memeriksai boekoe-boekoe tambo Doenia, maka lantas dapat mengerti dengan sendiri sampai kemanakah deradjat kita perempoean ini. Sebagian besar dari bangsa-bangsa itoe berkepertjaja’an bahwa bangsa kami itoe adalah hamba Toehan jang sangat dari pada manoesia biasa, sehingga dipandangnja seperti hewan belaka. Dengan begitoe maka soedah selajaknja bahwa bangsa kami perempoean itoe wadjib menoeroet dan setia barang apa jang diperintahkan oleh orang lelaki.
Pada zaman dahoeloekala di Japan orang perempoean dilarang keras berbakti kepada Allah, melakoekan sesoeatoe pekerdja’an jang soetjipoen ditjegahnja, sehingga Agamanja poen melarang tentang hal ini.
Di negeri Tjina djoega seperti itoe, malah-malah boeat masoek ke Tjandinja dilarang djoega.
Poen di Sindoestan tidak akan soeka ketinggalan, setali tiga oeang. Dalam Agama Hindoe diterangkan, bahwa orang perempoean bangsa kami itoe tidak soetji; merika dilarangnja dengan koeat-koeat tidak diperkenankan meremboek tentang seloek-beloeknja kitab soetji, dan apabila ia berani memegang salah satoe. Artinja jang mendjadi sesembahannja, maka dengan sekoetika itoe djoega diroesaknja itoe Artja (Berhala).
Di tanah ‘Arab ada lebih sekali penghina’an dan perendahan ini, jalah sebelum Agama Islam lahir di Doenia. Orang-orang perempoean bangsa kami, dipandangnja lebih rendah dari pada hewan pelihara’annja; anak-anaknja perempoean jang dilahirkan dari kandoengan iboenja dengan hidoep-hidoepan sampai mati memboenoehnja, sebab dipandangnja tidak berfaedah sekalipoen, dan membanjakkan beban makanannja. Orang perempoean memang tiada mempoenjai kekoeatan seperti orang lelaki, padahal wektoe itoe dimoesimnja orang-orang ‘Arab sangat gemar memboenoeh, merampas lain orang poenja hak, dan sangat kedjam hatinja.
Llma poeloeh tahoen sebeloem Agama Islam lahir adalah soeatoe pertanja’an jang sangat menghiraukan, jaitoe: Adakah orang perempoean itoe djoega ber-Djiwa? Wektoe orang-orang Christen memboeat rapat di Maccon, salah seorang pendita bernama BISCHOP bertanja: Termasoek golongan manoesiakah orang-orang perempoean itoe?
Dengan pertanja’an jang kemoedian ini maka rioehlah orang membintjangkannja, jang kemoediannja sebagian besar dari anggauta rapat itoe menetapkan bahwa: orang-orang perempoean itoe poen termasoek bangsa “Manoesia” djoega.
Salah seorang jang mengakoe dirinja soetji di… telah berkata: perkakas Sjaithan (The Organ of the devil). Kaladjengking jang hendak menggigit. Pintoe djalan masoeknja Sjaithan, dan djalan akan terdjeroemoes ke-dosa-an (The gate of the devil, and theraad of iniquitj).
Oelar Kisi jang menaboer bisa, dan Naga jang sangat menakoet-takoetkan.
Pesawat dari Sjaithan oentoek mengambil Djiwa kita.
Oentoeng benar bahwa orang-orang jang bangsawan fikiran soedah bernasehat kepada kita jalah: S. T. Bernard, S. T. Anthonij, S. T. Bonaventure, S. T. Jerome, S. T. Gregorij the great, dan S. T. Cijprian.
Adat istiadat orang mempelaikan ada di tanah Europa, maka Professor Holland bersabda demikian: Bahwa faedahnja orang berlaki-bini itoe jalah hendak mempersatoekan dari antaranja orang lelaki dan perempoean, dan jang akan mengikat keroekoenan antara satoe sama lain dengan kokoh. Dalam pada perseroan ini maka adalah hak jang lebih besar atasnja ada pada fehak lelaki; si isteri tidak berhak mendjoeal atau lain-lainnja atas harta benda, dan tidak berkoeasa memboeat sesoeatoe perdjandjian (contract) atas tanggoengannja sendiri.
Oendang-oendang hoekoem jang menentoekan bahwa fehak isteri tidak berhak sesoeatoe apa itoe pada galibnja berlakoe di negeri Inggris.
Toean Hepworth berkata demikian: Peratoeran-peratoeran jang soedah lazim kita djalankan itoe, maka si istri adalah dalam pengoeasanja soeaminja. Oleh karena itoe walaupoen orang perempoean jang masih moeda, soetji, tjantik dan jang kaja sekali poen moengkin mendjadi genngamannja soeami jang kedjam…
Timboelnja keada’an-keada’an ini semoea asal moelanja dari pengadjarannja pemimpin-pemimpin bangsa Barat. Serenta kaoem perempoean terasa akan berat beban penghidoepannja lantaran dari tindesan, semena-mena, perendahan dan lain-lain sebagainja, djoega tidak bertail barang harta bendanja dari merika poenja waris, maka bangkitlah hatinja bergerak hendak menoentoet haknja “Deradjat Perempoean”.
Merika kaoem perempoean itoe berfikir, bahwa jang menjebabkan haknja hina-hina itoe lantaran dari bodoh. Baiklah sekarang kami bergerak madjoe mentjari pengetahoean dengan bersekolah, dan bahwasenja perempoean itoe sama sadja dengan haknja lelaki.
Dengan keada’an jang demikian itoe maka tertjapailah maksoednja menoentoet pengetahoean itoe, dan soenggoeh benar perempoean zaman sekarang banjak jang pandai-pandai lantaran dari beladjar di sekolah-sekolah. Hanja sajang sekali, bahwa merika ini tidak dapat menggoenakan kepandaiannja itoe dengan sepertinja, malah kelebihan-lebiban dari batasnja. Boleh djadi hal ini tersebab dari kepajahan hidoepnja, lantas dapat sendjata oentoek mendjadi penawar.
Kemadjoean perempoean pada achir-achir ini soedah melebihi dari kodratnja, ta’kan tertemoe dengan sifat ke-perempoean-nja, sebagian dari kemadjoeannja itoe maka merika lantas bekerdja ada di: fabriek, mendjalankan spoor, motor terbang. d.l.l. malah ada jang mendjadi kampioen geloet, gontokan, hingga menjeberang laoetan akan mentjari tandingnja. Dengan begitoe maka soedah barang tentoe badannja kentara keras-keras dan ototnja poen melotot dengan sendirinja. Dalam pada ia mentjari tanding itoe maka maksoednja mentjari oeang semata-mata.
Tidak sadja demikian kemadjoeannja, tapi sekarang ada jang model baroe, ja’ni: potong ramboet precies seperti orang lelaki, djoega pakaiannja soedah merata banjak jang memakai tjara pakaian orang lelaki, dengan singkat maka kemadjoean perempoean pada galibnja tidak soeka kalah dengan lelaki, baik sebarang apa sadja, sehingga sifat ke-perempoean-nja tidak lagi tertampak!
Saudara-saudara,
Adakah keada’an jang demikian itoe soedah sesoeai dengan kemadjoean perempoean, teroetama bagi kaoem dan bangsa kami Indonesia perempoean jang sebenar-benarnja??? Demikianlah pemandangan ini jang pertama kali, dan jang kedoea kali datanglah sekarang saja membitjarakan tentang pertjeraian.
Congres jang terhormat,
Soelit benar hendak meroendingkan tentang soal pertjeraian, apakah sebabnja hal ini sering kedjadian. Salah satoe sebabnja ja’ni: bahwa antara lelaki dengan isteri berpisah; satoe dengan lainnja beloem pernah lihat; pada waktoe dipelaikan dengan tidak oesah ditanja-tanja, lantas dipaksa sadja oleh orang toea atau walinja. Dengan inilah jang agaknja menjebabkan merika itoe bergerak mentjari pergaoelan jang medika antara lelaki dengan perempoean dengan ichtiar apa sadja jang dapat karena pada fikirnja, bahwa dengan “vrije omgang” ini maka nistjaja si laki menjampaikan maksoednja, dan si perempoean akan terang dapat melihat paras masing-masingnja, djoega tentang peri adat kelakoeannja nistjaja tiada tertoetoep-toetoep, sehingga dengan ini maka moengkin langsoengnja perhoeboengan bersoeami-istri dengan tidak akan tertemoe pertjeraian.
Dengan leloeasa menoeroeti hawa nafsoenja, sehingga merika memboeat tempat permandian, dimana pada tempat dimerdikakan orang lelaki dan perempoean berkoendjoeng doejoen-doejoen mandi djadi satoe dengan memakai pakaian jang sangat merdika poela jang oleh orang Barat dinamai Badcostum. Dan bagaimanakah pakaian hari-hari jang merika itoe pakai? O, soenggoeh sangat tjoekoep akan model-modelnja pakaian apa sadja ada. Sebentar-bentar ganti dengan mode jang bertentangan atas ke-perempoeannja. Pakaiannja terboeka-boeka melipoeti ‘oeratnja, jang atas ditoeroenkan, dan jang bawah ditarik mengatas, lengan badjoenja tidak poela mendjadi soal penoetoepan malah-malah dipotong sama sekali.
Inilah, bahwa bagi njonja-njonja teroetama pemimpin di Indonesia sejogijanja memperhatikan benar djangan sampai tjara jang demikian mendjalar di tanah kita Indonesia.
Merika bangsa Europa berfikir, bahwa dengan tjara jang demikian itoe maka moengkinlah akan tidak bertjerai dengan soeaminja.
Soerat chabar Natal Advertiser di Amerika jang terbit pada hari 16 boelan April 1926 ada memoeat Statistiek dari boeah penanja taoen (Rt. Rev.) L. W. T. Manning, Bischop (penghoeloe dari Agama Christen) di New York menerangkan: Bahwa sekarang ini di United States (Amerika) tiap-tiap orang berlaki-isteri 7, ada satoe jang bertjerai. Di Tokio tiap-tiap 5, satoe jang bertjerai. Di Teas tiap-tiap 3.9 djoega ada satoe. Di Oregon tiap-tiap 2.6 ada satoe jang bertjerai. Di kota Neveda dalam satoe tahoen ada orang 800 jang dipelaikan, dan 1000 jang bertjerai. Soerat chabar Deily Express jang terbit pada hari 27 boelan November 1926 memoeat disiarkan oleh Departement of Commers (kantoor besar pengoeroes pernijaga’an) menerangkan, bahwa di Amerika tiap-tiap 13 orang berlaki-istri, ada jang madjoe kehadapan madjelis pengadilan oentoek meminta tjerai.
Demikianlah kissah jang telah terdjadi dari golongan perempoean Barat. Keada’an-keada’an jang begini roepa bagi kita kaoem perempoean dan teroetama pemimpin-pemimpin Indonesia adalah soeatoe koewadjiban jang berat, jang haroes diamat-amati benar-benar, dan jang tidak boleh kita abaikan atas tanggoengan kita.
Gedang ertinja dan tidak ternilai harganja, Congres kita Perempoean Indonesia ini, bahwa dengan dia nistjaja keada’an-keada’an jang sangat moengil bagi kita itoe dapatlah agak tertolak!
Moedah-moedahan Allah menolong kita, tertjapailah toedjoean dan maksoednja Congres ini agar soepaja kelak hari bangsa kami, perempoean, moelia dan tinggi mertabatnja. Aamien.
Sesoenggoehnja bangsa kita ini soedah poenja sendiri adat istiadat kelakoean (kesoesilan Jav.) jang aloes, jang agaknja tidak akan alah dengan ke-Barat-an dan lain-lainnja bangsa. Akan tetapi lantaran terdorong dari pengaroeh peridaran Doenia jang pada sangkanja molek, permai, berkilau-kilau d.s.b. istimewa poela menang, maka tergelintjirlah keada’an bangsa kita. Ja… barang siapa jang baroe ketempatan alah, maka tidak oeroeng serba apa sadja nistjaja djelek, hina-dina dan tidak menarik penglihatan.
Boekan maksoed kami bahwa semoea kemadjoean bangsa Europa itoe tidak seharoes ditjontoh, itoe tidak; sebab di antaranja ada poela jang patoet kita tiroe. Kita wadjib memilih, mana jang baik dan lajak kita tiroe, dan mana poela jang tidak pada kepatoetan, semoea itoe dengan djalan jang dingin, tenang dan berfikir. Kemadjoean bangsa Barat menoentoet ilmoe pengetahoean, adalah satoe-satoenja kemadjoean jang tidak boleh tidak kita bangsa perempoean Indonesia mentjontohnja dengan boelat-boelat. Pada sesoeatoe maksoed jang beloem tertjapai, maka tidaklah ia soeka memberentikan diri melingkan teroes meneroes ditjarinja hingga dapat, dan sekiranja soedah terdapat, maka lantas didjalankan sebagaimana mestinja. Inilah ada sifat mempertinggi deradjat Bangsa! Bagi bangsa kita perempoean Indonesia tidak demikian halnja, ada pada kebalikannja itoelah jang njata, dan hanja hal-hal jang koerang berharga itoelah di tiroenja, seperti apa jang soedah kami oeraikan di atas tadi.
Besar pengharapan kami, moga-moga mendjadi toentoenan bagi bangsa kita akan kemadjoean mentjari ilmoe pengetahoean baik di mana sadja, tidak takoet djerih-lelah, berani menempoeh sesoeatoe maksoed jang moelia walau poen hingga pada djangka oesianja, bekerdja mentjari hatsil (berniaga) dengan koeat-koeat tidak takoet roegi. Inilah jang haroes kita perhatikan, soepaja dengan kekoeatan hati tegoeh itoe maka tjakaplah agaknja bangsa kita mendjadi bangsa jang tidak rendah, dan tidak moela mendjadi miskin.
Beloem kita denger, bahwa bangsa kita Indonesia ada jang soedah banjak djadi Professor; paling tinggi pada abad ini hanja Mr. Dr. Ir. dan bangsa kita itoe kalau berdagang koewatir meroegi. Bilakah dapat kita mendjadi moelia, terletak pada sanoebari bangsa sekiranja perasakan jang demikian itoe masih kita, ini oentoek kaoem lelaki.
Congres, njonja-njonja dan toean-toean jang terhormat,
Sekarang sampailah pada pembitjara’an tentang pemandangan dalam lingkoengan Islam. Dalam pada pembitjara’an ini tidak saja paksa-paksa soepaja saudara-saudara masoek ke Agama Islam, bahwa sesoenggoehnja hal ini adalah terserah atas hadjatnja masing-masing.
Hoekoem Islam diterangkan, bahwa “Perempoean dan Lelaki” itoe bedalah. Perbeda’an ini boekan dari fehak lelaki lebih tinggi deradjatnja, dan fehak perempoean itoe lebih rendah, tidak?
Perempoean dan lelaki Islam itoe masing-masing berhak berkemadjoean dan berkesempoerna’an, dan bahwasenja jang dikata kemadjoean dan kesempoerna’an itoe jalah menoeroet hak batas-batasnja sendiri-sendiri.
Ketahoeilah, bahwa orang perempoean dilahirkan di Doenia itoe memang soedah membawa kodrat berbeda dengan orang lelaki. Oempamanja: fehak lelaki mempoenjai kekoeatan badan, sehingga dengan itoe maka dapatlah ia mengerdjakan sesoeatoe pekerdja’an jang berat-berat; tetapi fehak perempoean tidak demikian halnja, kekoeatan badannja haloes. Begitoelah seteroesnja. Bahwasenja kaoem perempoean itoe soedah mempoenjai koewadjiban sendiri, jang tidak dapat dikerdjakan oleh kaoem lelaki, ja’ni:
- Boenting;
- Melahirkan anak dari kandoengannja; dan
- Memberi air soesoe, memelihara dan mendidik.
Tidak tjelanja orang perempoean tidak tjakap mengerdjakan sesoeatoe pekerdja’an dari bagiannja lelaki, sebaliknja poen tidak tertjertja sekiranja orang lelaki itoe tidak dapat mengerdjakan dari koewadjibannja orang perempoean. Inilah memang soedah ada haknja masing-masing jang dapat dipoengkiri.
Sebagai djoega dengan hal “Boeroeng dan Harimau”; Harimau dapat menggigit dan menelan dengan koeat-koeat, akan tetapi tidak dapat terbang. Sebaliknja; boeroeng tidak tjakap menggigit dan menelan, tapi terbang itoelah jang paling tjakap. Ke-doea-doeanja ini nistjaja tidak akan mendjadi tjela diantara satoe sama lain.
Teranglah soedah, bahwa beban koewadjiban orang perempoean menanggoeng keselamatan hidoep bersama, tanggoengan ini ditambah poela, maka boekankah ini namanja menganiaia dan merendahkan diri sendirinja?
Fikirlah dengan soengoeh-soenggoeh.
Seorang wartawan berkata: Orang perempoean itoe mendjadi boengania doenia. Boenga jang pelik lagi permai seharoesnja ditaroek pada vaas tempat jang indah ada di atas medja jang baik lagi mengkilap; boekan patoetnja boenga iang demikian itoe ditaroek pada tempat sembarangan, walaupoen bouqet jang elok poen tidak akan berharga boenga itoe.
Adapoen koewadjiban orang perempoean dan lelaki akan menoentoet ilmoe pengetahoean dan mengerdjakan (‘amal) kebadjikan sama sadjalah haknja, tidak sepatahpoen dikoerangkan akan haknja, terlebih poela dalam erti melakoekan Agamanja.
Kepada njonja-njonja dan toean-toean jang beloem mengarti mengarti akan seloek-beloeknja Agama kita Islam ada jang bertanja demikian: Apakah sebabnja Islam mengadakan peratoeran bermadoe, dan bahwa thalaq itoe ada di atas kekoeasa’annja orang lelaki? Boekankah ini ada soeatoe djalan perendahan bagi perempoean?
Kalau ada orang jang bertanja demikian, maka kami poen timboel pertanja’an kepadanja: Adakah ke-badjik-an dan ke-harga-an bagi perempoean jang diboeat permainan, tertimbang dengan perempoean itoe di kawinnja?
Saudara-saudara,
Moedah-moedahan dalam pembitiara’an saja ini tidak salah trima, boekan sama sekali saja bermaksoed menggerakkan permadoean, dan tidak poela mengantjoeri fikiran kaoem lelaki bermadoe; fehak perempoean dengan soeka ridla menerima permadoean ini. Pertanja’an itoe karena timboel dari beberapa dakwa-dakwa jang tidak sebenarnja kepada Agama kita Islam, dikatakan bahwa Islam merendahkan deradjat perempoean sebab Islam memperkenankan bermadoe, dan bahwa thalaq ada pada tangan lelaki.
Fehak perempoean tidak memegang thalaq, itoe soedah pada tempatnja. Pada galibnja sifat perempoean itoe sangat tergesa-gesa barang apa jang mendjadi hadjatnja, koerang sabar, dan tahan, lemah, gampang sakit hati, dan seteroesnja. Tidak koerang-koerang perempoean jang menentang soeaminja meminta thalaq dengan sekoetikanja. Oentoeng, bahwa lelaki jang bersifat sabar dan koeat fikirnja memegang thalaq itoe, djika tidak, nistjaja moengkin terdjadi tiap-tiap boelan sekali bertjerai; dan seoempama fehak perempoean jang memegang itoe, maka bolehlah dipastikan tiap-tiap pekan bertjerai. Tjelakanja dari fehak perempoean, bahwa lantaran dari lemah fikirnia itoe, dan dari sebab tergesa-gesa sebarang hadjatnja, maka moengkinlah kemenesalan hatinja atas perboeatan terseboet. Fehak lelaki memegang thalaq, artinja bahwasannja thalaq atau perempoean itoe dalam tangannja si lelaki, bolehlah ia berboeat barang apa jang diberkenankan menoeroet hoekoem Agama, dan sesoenggoehnja Toehan Allah soebchanahoewata’ala itoe tidak senang melihat sikap lelaki jang gegabah melepaskan thalaq kepada isterinja hendaklah fehak lelaki berhati-hati dan dengan bidjaksana melepas itoe, maka tidak akan mendjadi sebab akan sesoeatoe hal jang sangat penting lagi menghalang-halangi akan hidoep bersama antara lelaki dan isteri. Sebaiknja bagi fehak perempoean, sekiranja ditimbang-timbang dengan seksamanja bahwa hidoep merika dalam soeami-bini itoe tidak membawa manfaat dan bahagia, maka tidak halangannja fehak perempoean meminta thalaq kepada soearminja, dan si soeami haroes meloeloeskan.
Saudara-saudara,
Kami seroekan pidato saja ini dengan koeat-koeat kehadapan saudara-saudara, teroetama pemimpin bangsa kami, Perempoean Indonesia jang hendak memperdjoeangkan peridaran Doenia Perempoean agar soepaja “Moelia dan Oetama”, dendaknjalah dengan taliti lagi seksama mempeladjari sesoeatoe masalah, dan dapat menimbang sendiri manakah jang baik dan djelek, sebab keterangan saja ini sangat singkatnja, sehingga oentoek memberi sesoeloeh jang loeas nistjaja tidak pada tempatnja diterangkan pada madjelis ini, hanjalah sekedar perloe mendjadi pemandangan bagi gerak ladjoenja kita poenja “Congres Perempoean Indonesia”.
Sekianlah pidato ini saja koentjikan, dengan meminta banjak ma’af barang apa jang koerang atau, djanggalnja perkata’an saja.
Wassalaamoe ‘alaikoem warochmatoellohi wabarokatoeh.