Oleh : Susilaningsih Kuntowijoyo
“Masa kanak-kanak meramalkan masa dewasa”, kata Milton dalam Alizabet B, Hurlock (1978). Bila disebut bahwa kehidupan masa kanak-kanak akan menentukan bentuk kepribadian masa dewasa maka kedua orangtualah yang bertanggungjawab atas kehidupan usia anak, dan melalui proses pengasuhan orangtuanyalah maka kehidupan anak terjadi. Pengasuhan anak atau pola asuh anak adalah bagaimana kedua orangtua (selanjutnya disebut orangtua) memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan membentuk rasa disiplin pada anak dalam mencapai kedewasaan dengan bentuk kepribadian tertentu.
Dalam proses pengasuhan tersebut akan terserap oleh anak tentang dua hal, yaitu pengetahuan dan nilai-nilai yang diinternalisasikan untuk dimiliki oleh anak, serta cara dan sikap orangtua dalam menyampaikan atau mengkomunikasikannya kepada anak. Dua hal tersebut akan sangat berpengaruh dalam proses pembentukan pribadi anak sebagai modal menjadi pribadi pada masa dewasa nanti. Pengetahuan dan nilai-nilai akan menjadi bahan untuk berinteraksi dengan lingkungannya, sedangkan cara atau sikap berkomunikasi orangtua terhadap anak akan membentuk sikap atau cara merespon atau mereaksi anak terhadap kondisi lingkungan.
Misalnya, anak yang biasa mendapat sikap keras dan kasar dari orangtuanya, akan terbentuk jiwa keras dan mudah tersinggung, sehingga reaksi terhadap kondisi lingkungan juga keras dan kasar. Atau anak yang biasa dicela oleh orangtuanya akan tumbuh menjadi orang yang tidak percaya diri. Maka adanya fenomena banyaknya kekerasan anak terhadap teman sebaya atau orang-orang disekitarnya dapat dipradugakan bahwa individu tersebut sering mendapat kekerasan dari orangtuanya. Hal tersebut sering tidak difahami oleh orangtua, sehingga perlu adanya usaha pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana mestinya proses pengasuhan anak dilakukan.
Materi dan Strategi dalam Pengasuhan Anak
Penyampaian materi dalam proses pengasuhan anak sering kali tidak dilakukan secara terpisah, tetapi sudah menyatu dengan strategi dan pendekatan yang digunakan. Misalnya materi tentang berterimakasih kepada orang yang telah menolongnya. Materi tersebut akan terserap begitu saja ketika orangtua dan linkungannya biasa mengucapkan terima kasih kepada anak-anaknya semenjak usia dini. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa strategi yang digunakan adalah keteladanan dan pembiasaan.
Selanjutnya pengetahuan dan nilai-nilai yang terinternalisasikan bersama dengan strategi yang digunakan dalam proses pengasuhan akan menjadi bahan bagi anak untuk bersikap dan berperilaku dalam lingkungan masyarakatnya. Contoh yang lain, ketika orangtua mengajari anak untuk melaksanakan shalat maka di samping materi sholat maka kebiasaan orangtua setiap harinya dalam membimbing shalat, mengajak shalat berjamah di rumah maupun di mesjid, dengan cara lembut atau keras, akan membentuk sikap anak terhadap shalat.
Contoh yang lain lagi, untuk menjadikan anak taat kepada aturan yang telah ditentukan maka seringkali orangtua menggunakan strategi disiplin (taat aturan). Maka bila pelaksanaan strategi disiplin dilaksanakan dilandaskan pada rasa dan suasana cinta, anakpun tidak akan mampu menaati aturan dengan rasa aman.
Selanjutnya dalam tulisan ini akan disampaikan tentang materi yang sebaiknya diinternalisaskan dalam proses pengasuhan anak bersambung ke Pola Pengasuhan Anak Modal Kepribadian Masa Depan (2)
Tulisan ini pernah dipublikasikan pada Majalah Suara ‘Aisyiyah Edisi April 2017, Rubrik Keluarga Sakinah
Sumber ilustrasi :https://www.dunyadinleri.com/tr-TR/dunya-dinleri/ailede-ahlk-gorevler/oku_muslumanlikda-ana-babanin-cocuklarina-karsi-gorevleri