Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Bertempat di Yogyakarta, Tim Eco Bhinneka Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah menggelar Workshop bertajuk “Pengembangan Materi Kampanye Eco Bhinneka di Media Sosial” (23/7). Kegiatan ini merupakan lanjutan dari Workshop Cerita Komunitas dan Bincang Warga yang telah dilakukan di area program, yakni di Kelurahan Joyotakan, Surakarta dan Desa Glagahagung, Banyuwangi sekitar satu bulan yang lalu.
Pada kegiatan tersebut sudah terhimpun banyak gagasan, pandangan, cerita-cerita seputar toleransi dan isu pelestarian lingkungan di sekitar Desa Joyotakan dan Glagahagung. Tujuan Workshop Pengembangan Materi Kampanye Eco Bhinneka ini untuk dapat mengampanyekan kegiatan yang telah dilakukan di Banyuwangi dan Surakarta, untuk dijadikan konten yang kreatif di media sosial.
Dalam workshop ini terdapat dua pokok bahasan, yakni “Pengembangan Materi Kampanye di Media Sosial” yang telah disampaikan oleh Dzar Al Banna (jurnalis/dosen) dan materi “Konten Kreatif di Media Sosial” yang dibawakan oleh Zulfa Afin (jurnalis). Menurut Dzar, kampanye Eco Bhinneka nantinya bersifat sosial. Tujuannya untuk memberikan dukungan atas aktivitas Eco Bhinneka di Banyuwangi dan Surakarta. Dukungan untuk toleransi dan isu pelestarian lingkungan harus dinampakkan dalam setiap kampanyenya .
Materi “Konten Kreatif dari Zulfa Afin” mengupas tentang peran media sosial yang dapat digunakan untuk berbagi pesan kepada orang yang luas dengan feedback yang lebih cepat. Pemilihan platform juga penting, yang mainstream ada Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube. “Kita harus mengenali platform yang mau kita gunakan kepada khalayak. Kita harus kenali dulu platform yang mau kita gunakan,” ungkap Afin.
Tahapan pembuatan konten ada penciptaan ide, riset, planning, dan evaluasi. Untuk memunculkan ide bisa dari berbagai hal. Misalnya sesuatu yang digandrungi masyarakat saat ini. Tidak masalah kadang konten sama dengan orang lain, tinggal cara untuk mengombinasikan semuanya.
Baca Juga: Agama, Manusia, dan Kebhinekaan menurut Buya Syafii Maarif
Sebanyak 45 orang terlibat dalam kegiatan ini, baik dari perwakilan aktivis, kelompok perempuan, fasilitator daerah dampingan, pemuda lintas agama dan organisasi. “Nasyiah memberi warna baru dalam hal menjaga dan melestarikan lingkungan,” ungkap Betta Anggraini, Sekretaris Departemen Kader PPNA.
“Kegiatan ini sangat baik, narasumber sangat mumpuni, sangat menambah wawasan kepada para aktivis muda terkait cara menjaga lingkungan yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan, menjalin silaturahmi dengan lintas agama, budaya, suku, dan lain-lain yang dikemas dalam kegiatan mulia cinta lingkungan. Kegiatan Eco Bhinneka ini harus berlanjut dibuat masif agar manfaatnya lebih dapat dirasakan oleh banyak orang,” ungkap Ummu Sulaim, Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur.
Turut hadir pula Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surakarta dan Banyuwangi. “Dengan adanya kegiatan Eco Bhinneka ini kita akan bisa menggugah untuk bareng-bareng kampanye tentang isu kerusakan lingkungan. Ini ide yang indah, luar biasa kepedulian yang besar dari NA pada lingkungan dan toleransi,” ungkap Joko Riyanto dari PD Muhammadiyah Surakarta.
Sementara Riyanto dari Majelis Pustaka Informasi, PD Muhammadiyah Banyuwangi menyatakan bahwa kegiatan ini mampu menyadarkan tentang pentingnya berhubungan baik dan merawat alam. Berkawan dengan sesama manusia untuk berkolaborasi menyelamatkan alam karena itu merupakan pinjaman anak cucu kita kelak.
Workshop ditutup dengan rencana tindak lanjut pembuatan konten kreatif Eco Bhinneka di media sosial milik para peserta, “Saya siap membuat konten kreatif untuk kampanye Eco Bhinneka,” ungkap Zahrotul Jannah, tim fasilitator daerah Eco Bhinneka Banyuwangi. (Winda/sb)