Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta menyelenggarakan Fortasi tahun 2021 dengan tema “Mengasah Mingising Budi, Bana Adinata untuk Negeri”. Tema ini diambil karena mengandung unsur doa dan harapan bagi peserta didik baru untuk mengasah akal budi dan melesatkan anak panah untuk negeri.
“Fortasi 2021 merupakan meleburnya inovasi, kreasi, dan pikiran dari seluruh panitia serta dukungan dari madrasah untuk saling menyukseskan. Jarak bukanlah halangan di era digital ini. Tema yang diambil merupakan doa baik dan penuh harapan dalam menjalani kegaiatan Fortasi untuk selalu mengasah ketajaman akal budi dan mampu melesatkan anak panah yang unggul untuk banga ini”, tutur Ipmawati Bulan Rimadhina Seva Kartika selaku ketua panitia pelaksana Fortasi 2021.
Fortasi 2021 dilaksanakan full online selama empat hari, yakni hari Senin-Kamis, tanggal 26-29 Juli 2021. Peserta yang mengikuti merupakan santriwati baru kelas I (satu) Tsanawiyah, berjumlah 222 yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia.
Baca Juga: Lima Virus Pendidikan Nasional Indonesia Menurut Haedar Nashir
Ketua Umum PR IPM Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta Fatma Latifah Isnawati mengatakan kepada peserta untuk mengikuti kegiatan Fortasi dengan penuh kebahagiaan. “Perbanyak kenalan dan permulaan untuk memulai menumbuhkan jiwa kekeluargaan. Jadikan Fortasi ini sebagai ajang memperkaya pengetahuan dan menjalin kekerabatan. Karena sekolah enam tahun di Mu’allimat bukan hanya untuk mendapatkan ilmu baru, tetapi juga keluarga baru dan pengalaman baru yang seru,” ujar Fatma.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta Agustyani Ernawati mengatakan bahwa santriwati Mu’allimat dididik untuk menjadi pemimpin masa depan, sebagaimana diwasiatkan oleh Kiai Ahmad Dahlan.
“Santriwati Mu’allimat dipersiapkan untuk menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Bukan peserta didik yang sembarangan, tetapi merupakan orang-orang terpilih dan yang siap secara mental, pengetahuan, dan kepribadian untuk terus mengembangakan Muhammadiyah sesuai dengan wasiat Kiai Ahmad Dahlan,” ujar Agustyani.
Ia menambahkan bahwa peserta didik baru inilah yang akan memegang estafet kepemimpinan bangsa dan Muhammadiyah. Selama enam tahun melakukan pembelajaran di Mu’allimat, peserta didik dipersiapkan untuk menjadi kader ulama, pendidik, dan pemimpin. Oleh karenanya, mereka didorong untuk mempunyai 5 (lima) kompetensi utama, yakni keilmuan, kepribadian, kecakapan, sosial kemasyarakatan, dan gerakan. (LTA/sb)