Kudus, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Burikan Kota Kudus pada Ahad (22/5) menggelar pengajian selapanan dan silaturahmi Syawal di Gedung Dakwah Muhammadiyah Burikan. Pengajian ini diawali dengan sambutan Ketua PRM Burikan, Supardi.
Ia menyampaikan bahwa PRM Burikan siap menerima dan menyalurkan hewan kurban para jamaah. “Kami mengadakan pengajian selapanan bersamaan dengan momentum syawalan, dengan tujuan sambil ber-halal bi halal, sebagai bentuk silaturahmi dan saling memaafkan antarjamaah dan simpatisan Muhammadiyah di Desa Burikan dan sekitarnya,” ujarnya.
Baca Juga: Inovasi Pengajian dengan Pendekatan Manhaj Tarjih
Nailul Huda yang bertindak sebagai pemateri dalam pengajian ini menjelaskan bahwa halal bi halal merupakan istilah yang sering digunakan saat akan mengadakan pertemuan usai Idulfitri. “Halal bi halal tersebut dengan tujuan saling menghalalkan agar kita terhindar dari kerugian di hari akhir. Silaturahmi juga akan meningkatkan rasa kedamaian dari pihak yang bertikai atau terlibat dalam kesalahpahaman terhadap sesuatu,” kata dia.
Salah tugas Rasulullah diutus, lanjut Nailul, adalah untuk memberikan penerangan terhadap pelaksanaan ajaran Islam dengan baik dan benar. Ia menyampaikan, “agama Islam adalah agama yang hanif, menjauhi kesyirikan dan menguatkan tauhid. Islam sebagai agama yang lurus (al-hanifiyyah) dan lapang (as-samhah) adalah agama yang mempunyai karakteristik ringan dan mudah, sehingga Rasulullah melarang umatnya dalam memahami dan mengaplikasikannya untuk tasaddud (berlebihan), perfeksionis, pesimistik, dan beribadah sepanjang waktu”.
Menurutnya, Islam merupakan agama yang di tengah-tengah; bukan agama yang lembek, bukan pula agama yang keras. Bukan agama yang mengajarkan untuk bermalas-malasan. Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Dalam beribadah, Islam bukan agama yang memberatkan. (Supardi/sb)