Sleman, Suara ‘Aisyiyah – Program Pemberdayaan Umat (Prodamat) mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam (MPAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang berkolaborasi dengan Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Banyuraden telah terselenggara pada Jumat (13/12) di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Dukuh II Somodaran.
Prodamat yang dilaksanakan oleh kelompok 4 ini mengangkat topik “Risalah Perempuan Berkemajuan (RPB)”, di mana Ketua Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Gamping, Zuliani Rusida menjadi narasumber dalam kesempatan ini. Selain itu, hadir pula Ketua PRA Banyuraden, Wijayanti beserta 21 jajaran yang menjadi peserta Prodamat.
Ketua Kelompok 4, Ahmad Faroch Alfarizi memberikan sambutan selaku perwakilan dari penyelenggara. Ia menyampaikan “Prodamat memang salah satu dari syarat kelulusan kami di UAD, namun lebih dari itu kami sebagai kader juga perlu berdiskusi dengan ibu-ibu kami. Kami sangat bersenang hati bisa bertemu perempuan-perempuan berkemajuan yang pastinya banyak meluangkan waktu, tenaga, serta pikirannya untuk ‘Aisyiyah, semoga pertemuan ini bukan menjadi akhir dan seterusnya kami masih bisa senantiasa menyambung silaturrahim dengan ibu-ibu sekalian.”
Setelahnya, Wantini selaku Dosen Pembimbing kelompok 4 juga menyampaikan sambutannya. “Saya sangat bersyukur kegiatan ini bisa terlaksana, apalagi kolaborasinya dengan ibu-ibu ‘Aisyiyah. Sebab saya juga aktif di PRA Purwomartani dekat tempat tinggal saya saat ini. Saya selaku pembimbing Prodamat kelompok 4 ini sangat berterima kasih kepada ibu-ibu PRA Banyuraden yang menyempatkan hadir dan memohon maaf apabila banyak kekurangan dari teman-teman mahasiswa yang melaksanakan Prodamat hari ini,” terangnya.
Baca Juga: Peningkatan Kesejahteraan Warga Melalui Pengembangan Wisata Berbasis Komunitas di Desa
Saat sesi penyampaian materi, Zuliani memaparkan konsep RPB berdasar pada konsepsi Islam yang menjunjung tinggi kemuliaan manusia tanpa adanya diskriminasi dan subordinasi.
Kemudian, ia menjelaskan mengenai karakteristik dari perempuan berkemajuan yang meliputi, iman dan takwa, taat beribadah, akhlak karimah, berpikir tajdid, bersikap wasathiyyah, amaliyah shalihah, dan bersikap inklusif.
Menariknya, Zuliani terlihat benar-benar mengerti bahwa problematika yang dihadapi di PRA Banyuraden adalah manajemen diri dan manajemen organisasi mereka, sehingga pada saat yang sama, Zuliani menanyakan secara persuasif bagaimana komitmen pengurus PRA Banyuraden ke depan untuk melaksanakan putusan RPB dalam roda organisasi.
Pada pernyataan penutup, Zuliani mengungkapkan, “RPB menjadi acuan kita untuk mewujudkan kehidupan bersama yang terbaik atau menjadi khaira ummah melalui ekosistem ‘Aisyiyah yang mendukung pergerakan perempuan.” (Ahmad Faroch)-sa