Berita

PWA Aceh Berikan Santunan kepada Anak Yatim

Aceh Besar, Suara ‘Aisyiyah – Ahad (21/11), bertempat di Pesantren Baitul Arqam, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) santuni Anak Yatim. Pemberian santunan ini masih dalam rangka memperingati milad ke-109 Muhammadiyah mengusung tema “Optimis Menghadapi Covid-19: Menebar Nilai Utama”.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut penasehat PWM Aceh sekaligus mengisi tausiyah Al Yasa’ Abubakar, Anggota DPR Aceh Tezar Azwar Abubakar, Pimpinan Bank Bukopin Aceh, Rektor Universitas Muhammadiyah Aceh dan jajarannya, PWPM, NA, IMM, IPM, Tapak Suci, Kokam, dan Lazismu. Acara berjalan khidmat.

Ketua PWM Aceh Muharrir Asy’ari menyampaikan, saat ini Muhammadiyah telah berusia 109 tahun. Lebih dari satu abad Muhammadiyah telah berjuang, beraktivitas, dan beramal untuk kepentingan dan kesejahteraan umat dan bangsa.

“Menurut catatan Amal Usaha Muhammadiyah, Perguruan Tinggi Muhammadiyah berjumlah 164, jumlah dosen ada 17.117. Pendirian amal usaha ini atas dasar keikhlasan, dasar perjuangan yang besar dan pengorbanan serta dedikasi tinggi, tidak mengenal lelah. Kenapa disebutkan demikian, agar kita pandai bersyukur, sebagai nikmat yang diberikan oleh Allah swt. kepada kita,” jelasnya.

“Dengan iringan doa, semoga Allah swt., selalu memberi rahmat dan karunia-Nya kepada kita, menambahkan nikmat-Nya yang lebih banyak untuk Muhammadiyah berkhidmat untuk bangsa dan negara ini,” imbuh Muharrir.

Baca Juga: PCM dan PCA Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya Selenggarakan Program Khitan Ceria

Selain tersebar di seluruh pelosok negeri, Muhammadiyah kini juga sudah merambah ke luar negeri. Tercatat sudah ada 18 (delapan belas) Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di luar negeri.

Muharrir lantas menjelaskan sejarah Muhammadiyah di Aceh. Berdiri tahun 1920, Muhammadiyah terus bekerja, beramal, dan berjuang untuk mendapatkan kepercayaan umat dan bangsa.

“Muhammadiyah adalah organisasi Islam, bukan agama. Dakwah amar makruf nahi munkar, yang berwatak tajdid dan adaptif dengan perubahan. Diterima oleh semua pihak dan mendapat kepercayaan di hati masyarakat, dan bukan organisasi cilet-cilet apalagi dikatakan organisasi sesat,” tegasnya.

Muhammadiyah kini memasuki abad kedua, abad informasi. Muharrir mengatakan, dengan menguasai teknologi informasi, kita akan dapat berkembang pesat dan maju. Abad ini menyebabkan perubahan sosial berjalan dengan cepat. Konsekuensinya, kehidupan sosial berubah-ubah dalam kehidupan, termasuk cara berpikir, cara bertindak, dan cara berprilaku. Oleh karena itu, warga Muhammadiyah harus berani menghadapi perubahan dengan tetap memegang prinsip nilai-nilai keislaman.

Ketua Panitian Milad ke-109 Muhammadiyah PWM Aceh Malik Musa menambahkan, “Muhammadiyah itu besar. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari hari, PWM adalah orang tua laki-laki, PWA adalah ibu, PWPM, NA, IMM, IPM adalah empat orang anak”.

Pada hari ini, lanjutnya, kita ajak mereka duduk dan makan bersama, kita rangkul. Kita berdiskusi dengan mereka dan kita pesankan kepada mereka rasa tanggung jawab untuk mengelola organisasi.

“Selaku orang tua, kita ajari mereka dengan perilaku yang baik dan santun agar ke depannya kita mampu mendidik generasi Muhammadiyah yang handal sesuai dengan tuntutan masa,” ujarnya.

Di akhir acara PWM dan PWA Aceh membagikan santunan kepada delapan puluh anak yatim serta makan bersama, masakan khas Aceh Besar kuah belangong. (Agusnaidi B/sb)

Related posts
Berita

Irman Gusman Berkomitmen Jadikan Masjid Taqwa Muhammadiyah Ikon Religius Sumatera Barat

  Padang, Suara ‘Aisyiyah – Anggota DPD RI, Irman Gusman, mengadakan kegiatan reses di Masjid Taqwa Muhammadiyah, Sumatera Barat, pada Senin (16/12)….
Berita

Pelatihan Kader Day Care Lansia Aisyiyah Aceh Sukses Dilaksanakan

Bener Meriah, Suara ‘Aisyiyah – Pelatihan kader lansia day care ‘Aisyiyah Aceh sukses dilaksanakan. Acara dibuka oleh Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA)…
Lensa OrganisasiSejarah

Di Mana Aisyiyah Ketika Masa Revolusi Indonesia?

Oleh: Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi* Tahun ini, Indonesia telah memasuki usia yang ke-79. Hal ini menjadi momentum untuk merefleksikan perjuangan para pendahulu…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *