Jayapura, Suara ‘Aisyiyah – Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah, Salmah Orbayinah, membuka pelatihan kepemimpinan perempuan dan Baitul Arqam Aisyiyah, di Rusunawa Universitas Muhammadiyah Papua, Holtekam, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Kamis (12/12). Kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini mengusung tujuan memperkuat pemahaman ideologi, kepemimpinan, serta nilai-nilai keislaman dan keorganisasian bagi kader perempuan Aisyiyah.
Dalam sambutannya, Salmah menyampaikan pentingnya perempuan sebagai tiang negara dengan karakter berkemajuan. “Melalui pelatihan ini, kita akan belajar cara mengambil keputusan, berkomunikasi efektif, dan memotivasi anggota. Kita berharap dapat mencetak pemimpin perempuan yang tangguh, cerdas, dan berakhlak mulia untuk membangun peradaban utama,” kata Doktor farmasi lulusan UGM Yogyakarta ini.
Salmah menjelaskan konsep Baitul Arqam sebagai bentuk perkaderan Muhammadiyah yang bertujuan menciptakan kesatuan sikap, wawasan, dan integritas di kalangan anggota persyarikatan.”Perempuan adalah tiang negara. Tujuh karakter perempuan berkemajuan yang harus dimiliki adalah iman dan takwa, taat beribadah, akhlak karimah, pemikiran tajdid, sikap wasatiyah, amaliah salihah, dan sikap inklusif,” jelas Salmah.
Melalui pelatihan kepemimpinan dan Baitul Arqam ini, lanjutnya, diharapkan tercipta para pemimpin perempuan yang tangguh, cerdas, dan berakhlak mulia. Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Papua, M.B. Setiyo Wahyudi, yang mewakili Penjabat Gubernur Papua, mengapresiasi acara ini. “Penguatan SDM adalah kebutuhan vital untuk menjaga keberlangsungan dakwah persyarikatan. Perempuan harus siap menjadi agen perubahan di era globalisasi,” ujarnya.
Baca Juga: Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Hidrometeorologi: Belajar dari Valencia, Bersiap di Lampung
Mewakili Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Papua, Ahmad Junaedi, menyebutkan bahwa pelatihan ini menjadi bukti ketangguhan kader perempuan Aisyiyah.
Rektor Universitas Muhammadiyah Papua, Partino, menyambut baik peserta yang datang dari berbagai wilayah Papua. Ia berharap keberadaan rusunawa UMP dapat mendukung kenyamanan peserta selama kegiatan.
Ketua Pengurus Wilayah Aisyiyah, Atira Maddu, menyampaikan apresiasi pada semua pihak, dengan beragam dukungan, moril materil, yang memungkinkan acara ini terselenggara. Ia menghargai kehadiran pimpinan pusat Aisyiyah, sehingga menurutnya peserta harus dapat memanfaatkan dengan baik kesempatan yang berharga itu. Atira berharap kelak di Papua juga dapat berdiri perguruan tinggi ‘Aisyiyah, selain adanya Universitas Muhammadiyah Papua.
Ketua Panitia, Titin Maslahah, dalam laporannya menyebut bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman ideologi Muhammadiyah dan Islam berkemajuan, memperkuat kapasitas kepemimpinan, membentuk kader militan dan inspiratif, serta mempererat silaturahmi organisasi. Sebanyak 90 peserta dari unsur PW Aisyiyah Papua dan Pengurus Daerah Aisyiyah se-Papua, mengikuti kegiatan ini.
Hadir pada kesempatan ini para pengurus organisasi kemasyarakatan (ormas) perempuan Islam serta ormas perempuan agama-agama lainnya di Provinsi Papua, juga jajaran pengurus PW Muhammadiyah, PW Aisyiyah, PDM Kota Jayapura, juga unsur organisasi otonom di lingkup Muhammadiyah di Provinsi Papua. (-lsz)